36

867 23 0
                                    

Diriku seperti debu yang diterpa angin
Kala engkau sang pencuri hati pergi untuk selamanya
Menutup rapat mata mu
Seakan kau nyaman dengan mimpimu

(Jhonston Gustavo)


Seorang laki-laki berpakaian serba hitam tengah berada di pemakaman, tidak lupa dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancung miliknya guna menutupi bendungan air mata.

Setelah acara pemakaman telah usai, laki-laki tersebut ternyata adalah Jhons, tubuhnya merosot ke tanah.  Salah satu tangannya mengusap sayang batu nisan didepannya.

Dirinya seakan baru saja terjerat oleh ribuan kawat besi yang menyayat setiap inchi tubuhnya, tangisan yang sedari tadi ia tahan kini telah turun mengalir dengan deras.

Ia masih tidak menyangka jika Andini benar-benar telah pergi untuk selamanya, meninggalkan rasa cinta yang mendalam di hatinya.  Mengukir rasa sakit yang mendera, menyisakan rasa bersalah yang mendalam.

"Mengapa secepat ini kau pergi? "

"Aku tidak bisa, jika harus hidup tanpa dirimu. "

"Mengapa kau tak membiarkanku menikahimu terlebih dahulu, mengukir segala kenangan indah. Aku lemah.. tanpa dirimu"

Jhon memeluk batu nisan didepannya, "Aku akan mengikhlaskan mu... bahagia disisi -Nya . "

Setelah mengucapkan kalimat itu, Jhon mengecup sayang batu nisan yang bertuliskan "Andini Dwiarta" , kemudian berdiri dengan tegap memandang makam di depannya lalu bergegas pergi, dirinya tidak sanggup jika harus memandangnya terlalu lama.

Hatinya seperti tergores benang tajam, pedih sangat pedih hingga membuatnya menangis, tetapi luka di hatinya sangatlah tak kasat mata, membuat dirinya bak orang gila hanya untuk mencari obatnya meski, hanya Andini obat penyembuh lukanya.

Keluar dari pemakaman Jhon segera memasuki mobil serta menancapkan pedal gas hingga kecepatan melebihi rata-rata. Mobil yang di kendarai Jhon menembus ramainya kota di pagi hari.

Dirinya sampai di suatu tempat yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi nan rimbun, turun dari mobil dan berjalan menuju pinggiran jurang yang sangat dalam nan curam.

Merentangkan kedua tangannya, memejamkan  rapat-rapat mata nya, menikmati setiap hembusan angin pagi yang cukup kencang

Memutar kembali memori indah yang telah ia buat bersama Andini, merajut kembali menyatukan awal pertemuan hingga perpisahan nya dengan Andini . Meski rasa sesak kembali menyerang bahkan menggerogoti dirinya tapi, ia tetap menahan lelehan bening itu turun.

Merasa cukup dengan apa yang ia lakukan, Jhon membuka perlahan kedua matanya, betapa terkejutnya ia saat melihat sosok Andini ada didepan matanya.

Dengan tangan bergetar Jhon menyentuh kulit wajah Andini yang bersih tanpa noda "A...apa ini kau, Amor?"

Mendapat anggukan dari wanita didepannya sebagai jawaban, Jhon segera memeluk Andini sembari memejamkan mata. Terasa nyaman sangat nyaman hingga ia tidak ingin membuka kembali matanya, tetapi hembusan angin menyadarkan dirinya bahwasanya yang ia lihat dan rasakan hanyalah imajinasi nya sahaja.

Tanpa ia sadari air matanya telah membasahi pipinya, turun melewati pahatan rahang tegas miliknya. Menarik nafas dalam-dalam seakan menyerap segala energi dari sekelilingnya.

You're Asshole ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang