Hari ini hari pertama Zhi bekerja, dengan semangat dan senyum manisnya Zhi berjalan kaki menuju kedai tempat ia bekerja.
Setelah menempuh perjalanan panjang. Akhirnya Zhi sampai di kedai taco sederhana
milik Royco. Berjalan memasuki kedai, meletakkan tas, lalu ke kamar mandi untuk memakai seragam yang di sediakan.Sebelum memulai pekerjaan, Zhi di panggil oleh Royco untuk memperkenalkan diri kepada dua karyawan lama.
Zhi bekerja dengan sangat antusias, ia juga berteman baik dengan Randy dan Michelle pekerja lama di kedai itu.
Kedai tempat Zhi bekerja merupakan kedai sederhana yang menjual berbagai jenis taco, makanan tradisional Mexico berupa kulit tortilla berisi sayuran daging dan saus .
Michelle memanggil Zhi "Zhi antar makanan ini di meja itu!"
Membawa nampan berisi flutas , jenis taco yang disajikan dengan bentuk panjang, dan sebotol bir dingin Zhi berjalan kearah meja paling ujung. Meletakkan makanan dan minuman dengan sopan.
Kemudian membungkuk sopan pergi dengan senyum manis di wajahnya.Setelah bekerja seharian penuh Zhi sampai di rumah pukul delapan malam, Zhi memutuskan untuk membersihkan diri . Setelah mandi Zhi munuju gudang tempat ia melepaskan penat.
Brak
Dentuman keras mengagetkan Zhi yang sedang tertidur. Dengan penasaran Zhi bangun menuju arah suara. Betapa terkejutnya ia saat menemukan pintu yang telah didobrak paksa oleh bapaknya.
"Zhiii, Zhiii! Temani ayah tidur," ujarnya dengan suara parau.
Sebelah tangan kirinya terdapat sebuah minuman keras, tubuh hampir terjerembab ke lantai. Dengan sigap Zhi memapah tubuh berat bapaknya menunju kamar, tanpa memperdulikan setiap kata yang keluar dari bibir Jordan.
Sesampainya di kamar Zhi menidurkan ayahnya, serta menaikan selimut hingga batas dada berlalu meninggalkan kamar bapaknya.
Namun, saat Zhi hendak pergi tangannya dicekal oleh Jordan dengan kuat.
"Jangan pergi! Ayo, temani aku tidur!"
"Zhi tidak mau, Yah. Ini bukan kamar Zhi." Melepas halus tangan bapaknya.
Di luar dugaan, Jordan menarik tangan Zhi. Lalu, membantingnya di kasur. Menatap lekat manik mata Zhi, serta membelai setiap inchi kulit wajah Zhi.
Sedangkan Zhi, jantungnya berdegup kencang, matanya tidak mampu berkedip. Dia takut Jordan akan memarahinya. Sekuat tenaga Zhi berusaha lepas dari dekapan bapaknya. Akan tetapi, Jordan begitu kuat.
Zhi pasrah, sebelum melihat bibir Jordan yang semakin mendekat. Kembali berusaha menghindarinya, karena dia takut setelah Jordan sadar akan memarahinya. Menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri guna menghindari Jordan. Hingga pada akhirnya Zhi mendorong tubuh Jordan ke samping, dan berhasil.
Setelahnya, dia buru-buru pergi dan masuk kedalam gudang. Didalam gudang Zhi segera bersiap untuk menyambut alam bawah sadarnya.
......
Di malam yang semakin larut, Andrew pulang ke rumah dengan keadaan mengenaskan. Rambut yang acak-acakan, baju kusut, serta wajah yang memendam amarah.Memasuki rumah, berteriak memanggil adiknya, tetapi tidak kunjung mendapatkan jawaban.
Dengan kesal, Andrew berjalan ke gudang tempat Zhi tidur. Lalu, membukanya secara perlahan.
Pintu gudang terbuka menampilkan seorang laki-laki berumur sekitar sembilan belas tahun berdiri di tengah pintu memasang raut wajah kesal. Zhi terbangun ketika merasakan sakit di kulit kepalanya perlahan ia membuka mata dan menemukan kakaknya yang sedang marah .
Tanpa aba-aba, Andrew menarik kasar rambut Zhi, mencengkeramnya begitu kuat. Sampai membuat Zhi kesakitan.
Zhi memegang tangan Andrew yang belum melepaskan tarikan rambutnya, "Shh, Kak. Lepas sakit"
Plak
"Dasar kurang ajar, kamu Liona" Tanpa memperdulikan Zhi yang sudah menangis.Seketika Zhi sadar, jika kakaknya sedang melampiaskan kekesalan terhadap dirinya. Dia sudah pasrah dan mencoba untuk kuat, menerima apa yang akan kakaknya lakukan.
"Ck, jalang. Aku sudah memuaskanmu, tapi kamu malah meninggalkanku dengan cek kosong!"
Bugh
Bugh
Bugh
Pukulan demi pukulan dia layangkan ke Zhi, hingga Zhi hanya bisa pasrah dan menangis, dengan sudut bibir yang telah mengeluarkan darah.
Liona adalah seorang pengusaha tambang. Andrew dan Liona bertemu di depan supermarket. Andrew yang membantu Liona. Saat Liona tidak bisa membawa semua barang barangnya.
Andrew berniat menjadikan Liona target untuk di kuras habis hartanya, tapi siapa sangka. Liona sudah mengetahui niat awal Andrew dan Liona hanya menjadikan Andrew pemuas nafsu saja, lalu meninggalkannya.
Seperti saat ini, setelah Andrew puas melampiaskan semua kemarahannya kepada Zhi, Andrew berlalu entah kemana.
Di dalam gudang Zhi hanya menatap sendu kepergian kakaknya. Katakanlah dia wanita bodoh yang mau menerima pukulan, tendangan, tamparan dari bapak dan kakaknya.
Tubuhnya terasa sangat amat sakit, kulit yang tadinya seputih kapas, telah berubah menjadi biru kehitam-hitaman. Rambut yang acak-acakan, mata sembab.
Air matanya tidak berhenti mengalir, dadanya sesak menahan tangis. Pedih itu yang dia rasakan saat ini, tubuhnya terasa remuk.
Perlahan dia mencoba untuk tetap tidak, mengabaikan rasa sakit yang ada, namun tidak bisa. Begitu sakit rasanya saat dia mencoba untuk tidur. Sampai akhirnya, Zhi pasrah dan membiarkan rasa sakit mendominasi dirinya, serta menunggu alam bawah sadar mengambil kesadarannya secara perlahan.
Namun, Zhi tetap tidak bisa tidur. Berbagai posisi telah dicobanya, tetapi tetap sama saja. Tanpa terasa pagi telah tiba, dan dia harus melakukan aktivitas paginya seperti biada.
Ditengah melakukan aktivitasnya, Zhi dikagetkan dengan pelukan seseorang dibelakangnya. Zhi sudah tahu kakaknya yang memeluknya. Zhi tetap melanjutkan aktivitasnya tanpa memperdulikan Andrew yang mengekorinya.
Tidak lupa Zhi mengantar makanan untuk bapaknya yang mabuk semalam. Sudah biasa bagi Zhi setiap harinya melihat bapaknya pulang dalam keadaan mabuk, dan berakhir paginya dia yang mengantarkan makanan.
Hari ini Andrew pergi keluar. Sedangkan, Zhi mencoba membujuk Andrew agar mengajaknya. Akan tetapi, Andrew malah memaki Zhi, dan tak segan untuk menampar Zhi.
Selamat membaca,
Follow ig @dwi.andini6868
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Asshole ( END)
Chick-Lit[ Mature Content 21++] Adek adek imut minggir!!! Seorang gadis belia harus merasakan kekejaman dunia, memiliki keluarga yang memperlakukannya seperti neraka bukanlah pilihan dari Zenia Arazhi. Luciver Kennedy Gustavo, salah satu CEO dari perusah...