5. Rumah Kita

2.2K 257 4
                                    

Rumah sudah selesai di tata oleh soobin, ah lebih banyak yeonjun sih yang bekerja, kalau dia kebanyakan ngeluhnya doang.

"Kak pasang jam dinding di ruang tengah dong!" Teriak soobin dari ruang tengah, soalnya yeonjun ada di dapur lagi beresin keperluan masak di sana.

"Iya, sebentar!"

Balasan dari suaminya yang terdengar membuat soobin tersenyum, dia memilih duduk di sofa sambil mengelap keringatnya.

Capek dia abis nyapu halaman depan, nanti dia mau minta yeonjun bantu tanam bibit bunga deh, biar lebih indah halamannya.

Yeonjun yang udah selesai beresin peralatan dapur, di buat bingung karena istrinya malah senyum-senyum gak jelas.

"Kamu kenapa senyum-senyum?" Tanya yeonjun, tangannya sudah mengambil jam dinding yang ada di meja.

Soobin mendongak, ia masih tersenyum. "Lagi bayangin halaman depan penuh sama bunga, boleh kan nanti tanem bunga di sana?"

Yeonjun terkekeh, "Iya gapapa dong, kan ini rumah kamu juga." Tangannya mulai mengetuk paku pada dinding.

"Kak, jangan disitu, ke tengahan lagi coba." Suruh soobin, dia merasa aneh kalau jam dindingnya agak ke kenan, lebih baik pas di tengah-tengah.

Yeonjun sih iya-iya aja, dia langsung pindahin paku yang baru ia ketuk sekali.

Setelah sesuai dengan kemauan istrinya, dia langsung memasang jam dindingnya di sana.

Rumah mereka ini terbilang sederhana, ya gak kecil dan gak gede-gede amat lah. Beda sama rumah yeonjun yang sampe tingkat tiga.

Soobin aja rumahnya sama kayak gini, cuma lebih luas, ya karena bundanya ini banyak maunya pas nikah sama ayah, kata ayah sih gitu.

"Oh iya kak, senin besok udah mulai ngampus lagi, kita belanja buat kebutuhan kita yang lain kapan?"

Yeonjun menunduk guna melihat istrinya yang masih asik duduk di sofa. "Maunya kapan?"

"Sekarang?" Tanya soobin balik, dia udah harap-harap takut kalau suaminya bakal nolak habis ini. Soalnya sekarang udah jam 4 sore.

Yang lebih tua lantas mengangguk, membuat soobin berbinar dengan senyuman yang mengembang manis.

Serius soobin seneng banget, berasa anak kecil yang di kasih izin jajan sepuasnya. "Kalo gitu ayo kak!" Ajak soobin.

Yeonjun terkekeh, ia memandang istrinya dari atas sampai bawah. "Kamu yakin mau ke supermarket pake kolor doang?"

Mampus, soobin menepuk pelan dahinya. Malu banget sumpah. "Y-yaudah aku ganti dulu ya! Kakak tungguin aku ya?!" Kata soobin langsung lari ke dalam kamarnya dan yeonjun.

Lagi, yeonjun terkekeh, gemas sekali sama tingkah laku istrinya yang manis itu. Gak nyesel deh dia nerima pernikahan dadakan yang di ajuin mamah sama papahnya.

Terima kasih banyak pokoknya buat mamah jin dan papah namjoon.

---

Sekarang soobin lagi sibuk milih perlengkapan mandi, di belakangnya ada yeonjun yang lagi dorong troli belajaan.

"Kakak mau sabun cair atau sabun biasa?" Tanya soobin.

"Cair aja."

Soobin mengangguk, lalu beralih ke tempat sikat gigi. Ia menoleh lagi ke belakang. "Mau yang warna ijo atau biru?"

Yeonjun mengerutkan keningnya. "Bukannya sama aja? Itu kan sama-sama sikat gigi, bin."

"Ih beda warnanya kak!"

Akhirnya yeonjun pasrah. "Yaudah biru aja."

"Eh kakak merah aja deh biar cocok." Kata soobin dan langsung masukin dua sikat gigi berwarna merah dan hijau ke troli.

Untung yeonjun sabar. Dia cuma senyum aja pas soobin balik nanya lagi tentang shampoo, katanya mau yang dingin atau gak, tapi pas yeonjun jawab yang dingin, eh soobin malah milih yang enggak.

Yaudah lah, suka-suka uke aja.

Karena belanjaan mereka udah penuh, mereka langsung ke kasir, lagi pula ini udah cukup dari kata lengkap.

Di saat Mas kasir mulai menghitung, soobin diam-diam merhatiin, gila ini Mas kasirnya mantan idol apa gimana cakep banget.

Soobin curi-curi pandang buat lihat nametage Mas kasir. "Eunwoo." Gumam soobin pelan, biar gak kedengaran sama si Mas kasir.

Yeonjun yang melihat itu jelas sadar, dia sih biarinin aja, lagi pula soobin emang begini kata bunda. Suka banget lihat yang ganteng.

Tapi, lama-lama agak ganjal juga buat yeonjun, ya kan dia suaminya, masa istrinya masih suka lihatin orang lain sih. "Kamu ngapain?" Tegur yeonjun pelan.

Soobin terjengit kaget, kemudian menatap suaminya dengan cengiran khasnya. "Hehehe ganteng kak."

"Siapa?"

"Kak yeonjun dong!"

"Bukan Mas kasirnya?"

"Bukan kok, ya mas kasirnya juga sih." Kata soobin dengan suara mengecil di akhir, terdengar seperti gumaman.

Yeonjun cuma ngangguk sok percaya, padahal dia tahu kalau istrinya ini emang lagi nikmatin wajah tampan si mas kasir.

Dia pun segera membayar semua total belanjaan yang di berikan oleh si mas kasir. Kemudian menarik soobin untuk pulang.

Bahaya kalau kelamaan di sini, nanti soobin bisa kabur karena lihat cowok ganteng yang lainnya.

Ketika di mobil, soobin sibuk memperhatikan jalanan, dia melihat ada boneka kelinci gede banget tadi di toko yang sudah mereka lewati.

Lantas dia noleh ke yeonjun. "Kak! Boleh mampir ke toko boneka dulu gak?"

"Gak, udah malem." Tolak yeonjun halus.

Soobin merengut. "Tapi kak bonekanya lucu banget!"

"Emang nanti bonekanya mau kamu taro mana?" Tanya yeonjun, dia masih sibuk memperhatikan jalan, tanpa berniat melihat istrinya yang sudah mempoutkan bibirnya.

"Ish ya di kasur!"

"Kepenuhan soobin, kamu kan sekasur sama kakak juga, masa kakak harus sempit-sempitan."

Soobin sudah bersiap menangis, ketika mobil berhenti karena lampu merah, dia langsung teriak. "Huwaaa bundaaa, kak yeonjun jahat gak bolehin soobin beli boneka!"

Yeonjun menutup telinganya sebelah, malu juga ketika beberapa pengemudi motor yang berhenti di dekatnya menoleh ke arah mobilnya.

Ini dia berasa penculik, apa lagi soobin makin kenceng teriaknya.

"Oke, oke, kita beli ya? Udah dong jangan nangis, nih kakak puter balik di depan." Bujuk yeonjun pada akhirnya.

Mendengar hal tersebut, soobin langsung menghentikan tangisnya secepat kilat. Dia langsung mengembangkan senyumnya.

"Gitu dong kak, jadi kan soobin gak perlu nangis-nangis." Kata soobin enteng.

Cobaan banget kayaknya kalau soobin udah mau sesuatu, yeonjun bakal ingat ini baik-baik di otaknya.

Tak akan menolak apapun permintaan istrinya ini, soalnya yang malu dia juga kalau soobin nangis, manah nangisnya gak tau tempat.

---

Kelinci gembrot kita yang satu ini harus di turutin maunya bun, kalo gak dia nangis.

Untung yeonjun sabar:)

Okay...... kkeut!



















Salam Gami

Nikah Paksa | YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang