14. Maaf

1.4K 182 31
                                    

Beomgyu bisa melihat tempat duduk milik sahabatnya penuh dengan berbagai macam kotak hadiah dan juga bunga. Ini si soobin lagi ngadain giveaway apa gimana?

Dia menoleh ke sang empunya tempat. "Lu mao giveaway, bin?"

Soobin mendelik, dia juga sama bingungnya sama beomgyu. Boro-boro ngadain giveaway buat dapetin uang dua ratus ribu aja dia harus jadi pembantu dulu ketika masih tinggal dengan sang bunda.

"Kamu pikir aja sendiri, emangnya aku punya duit segitu banyaknya?"

Benar juga, soobin aja masih suka gratisan. Jadi enggak mungkin si kelinci mau ngadain giveaway dengan totebag yang bermerek gucci itu.

Eh tunggu-- beomgyu langsung berlari ke tempat duduk soobin dan langsung mengambil totebag tersebut. Tanpa persetujuan dia langsung mengambil isi dari totebag itu.

"Anjing!" Umpatnya ketika tangannya mendapati sebuah baju dengan merek yang sama dengan totebag itu. Setelah diliat-liat berulang kali, ini asli woy!

Beomgyu hampir mengumpat lagi ketika baju bermerek gucci itu diambil paksa oleh soobin. Si kelinci gak kalah kagetnya, dia bahkan membuka mulutnya tanpa sadar.

Pasalnya ini baju yang dia pernah minta belikan pada sang bunda. Ya tapi berakhir kena omelan sih, katanya 'kalo mau bikin bangkrut jangan ngajak bunda lah!'

"Eh, bin, ada notenya nih." Kata Beomgyu sambil menyerahkan note kecil yang ada di dalam totebag tersebut.

Kalo menurut beomgyu ini yang ngirim antara niat gak niat sih. Hadiahnya sih niat banget, cuma ya totebagnya boleh sablonan. Aneh emang.

Soobin menerima note itu dan membacanya. Di sana tertulis 'Maaf, soobin. Kakak yang salah' jelas sih ini yang ngirim suaminya itu.

Selain baju bermerek, ada juga sepatu, boneka kelinci berukuran sedang, dan makanan ringan. Bahkan note yang sama tersisipkan di setiap hadiah.

Beomgyu mendekat ke arah sahabatnya, "lo kalo ada masalah sama kak yeonjun, mending selesain deh." Sarannya dengan suara berbisik. Jelas saja dia tau siapa pengirimnya, mau bagaimanapun enggak ada satupun orang yang mampu beliin soobin barang sebanyak ini.

Ada sih bapaknya, tapi yakan tetap aja om taehyung itu agak sulit dipercaya bisa beliin hadiah yang bener buat soobin.

"Ini juga mau diselesain kok," kata soobin, dia emang niat buat maafin suaminya itu. Karena mau bagaimanapun yang salah itu dia juga karena main marah tanpa tahu penjelasan apapun dari yeonjun. "Tapi, kira-kira di jam segini kak yeonjun dimana ya?"

Beomgyu menggedikkan kedua bahunya. "Mana gue tau." Balasnya sambil sibuk menyuap makanan ringan yang diperuntukan untuk soobin itu.

Soobin merogoh sakunya, mengambil ponselnya dan mulai menyalakan ponselnya yang ia matikan sejak pagi. Beberapa pesan mulai masuk, termasuk pesan dari suaminya.

Pas sekali, dia juga ingin menghubungi yeonjun. "'Kalo kamu udah baca pesan ini, kakak harap kamu mau samperin kakak di belakang kampus, kakak bakal jelasin semuanya.' ". Soobin membaca pesan itu dengan suara kecil, tapi masih bisa di dengar oleh beomgyu.

"Itu pwesannya dwari jam bwerapa?" Tanya Beomgyu dengan mulut yang penuh makanan.

"Dari jam dua tadi."

Beomgyu menatap jam tangannya, matanya melotot lucu, "gila, sekarang udah jam 4 sore! Itu udah dua jam yang lalu, bego!" Omelnya sambil menabok bahu sahabatnya itu.

Tanpa berkata apa-apa lagi, soobin langsung berlari keluar dari ruang kelasnya. Meninggalkan beomgyu yang hanya menggeleng tak habis pikir.

--

Ini sudah panggilan yang ke empat, tapi tak ada jawaban dari suaminya itu. Soobin khawatir. Entah yeonjun ada dimana sekarang, tapi ia tetap melangkah ke belakang kampus.

Beberapa mahasiswa yang memang sering ke belakang kampus untuk merokok secara diam-diam menatapnya keheranan.

Ya, mau gimana lagi. Soobin aja dateng dengan tangan yang membekap mulutnya karena tidak menyukai bau asap rokok. Dia ini sudah kena larangan sejak beranjak remaja untuk tidak mendekati rokok.

Ayah dan juga bundanya, membuat kesepakatan untuk tidak membiarkannya menyentuh atau mendekati benda berbahaya itu. Kalau dia sampai ketahuan merokok, mungkin namanya sudah di hapus dari kartu keluarga.

Seketat itu bunda jungkook menjaga anaknya agar tetap sehat.

Balik lagi ke dirinya yang sudah mengitari belakang kampus, hampir menyerah mencari yeonjun, soobin malah mendapati siluet yang mirip suaminya itu tengah duduk di bawah pohon.

Awalnya dia ragu, namun lama kelamaan wajah tampan suaminya itu terlihat jelas. Ternyata yeonjun tengah menutup matanya sambil bersender di bawah pohon.

Soobin mengembangkan senyumnya, dia kira bakal ada adegan kayak drama yang dia tonton, iya yang kekasihnya ketahuan merokok gitu, tapi nyatanya enggak.

Ketika sudah di dekat suaminya, soobin berjongkok. Masih dengan senyumnya yang mengembang dia mengapit hidung yeonjun dengan kedua jarinya.

Yeonjun yang nafasnya ditahan, lantas membuka matanya. Ingin marah, tapi batal karena melihat tawa ringan yang sangat manis menjadi pemandangan yang ia lihat.

"Kakak lucu banget sih, mukanya sampe merah gitu, maaf ya aku gak maksud begitu." Kata soobin dengan mempertahankan senyuman manisnya.

"Gapapa, kakak gak marah kok. Kamu ngapain disini? Seharusnya kamu langsung pulang." Ucap yeonjun sambil membenarkan posisi duduknya.

Soobin merengut, bibirnya maju tanpa sadar. "Kan kakak yang suruh aku kesini, katanya kakak mau jelasin yang kemarin."

"Kakak nyuruhnya jam dua, soobin. Kalo udah lewat seharusnya kamu jangan dateng, liat deh banyak orang yang ngerokok, di jam segini, itu enggak baik buat kamu."

"Iya tau, makanya kakak jelasin cepetan, aku mau masalah kemarin selesai sekarang." Putus soobin sambil mengambil posisi duduk yang sama dengan suaminya itu.

Yeonjun tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap pucuk kepala soobin dengan lembut. "Iya, kakak jelasin. Tapi, jangan potong ucapan kakak ya?"

"Eum, iya." Balas soobin, ia mengalihkan wajahnya malu karena ditatap sedekat itu dengan suaminya.

"Perempuan yang kemarin dateng ke rumah itu namanya Dara--"

"Oh mba unggas." Potong soobin dengan sinis.

"Dara, soobin. Kamu gak boleh gitu, dia temen kakak, dia orangnya baik kok."

"Cih, dibelain, temen apa temen kak?" Decih soobin dengan memutar kedua bola matanya malas.

Yeonjun menggeleng pelan, dia sudah memeperingatkan soobin untuk tidak memotong kalimatnya, tapi tetap saja, yasudahlah.

"Intinya dia cuma temen kakak. Kakak minta maaf sama kamu karena enggak bilang kalau bakal ada temen kakak yang dateng dan kakak juga minta maaf atas perilakunya," yeonjun menghentikan penjelasannya dan memilih menaruh jari telunjuknya pada mulut soobin yang hampir memotong kalimatnya.

"Ssst diem dulu atau mau kakak cium kamu?" Soobin langsung menggeleng ribut dengan telinganya yang memerah karena ancaman suaminya sendiri.

Yeonjun tersenyum, "Kakak enggak mau belain dia juga, karena dia salah nganggep kamu pembantu kakak, padahal jelas banget orang semanis kamu itu cocoknya jadi pendamping kakak,"

"Maaf ya sekali lagi, jangan diemin kakak lagi." Ujarnya panjang lebar, dia menarik jari telunjuknya dari bibir soobin.

---

Tbc

Hai kangen book ini sayang?

Btw, selain kakak yj yang minta maap sama soobin, aku juga mau minta maap sama kalian, maap ya updatenya lama.

Gak niat hiatus, tapi emang lagi gak ada niat buat nulis aja wkwkwkwk

Next gak?

Jangan lupa vote dan komen ya!!



Salam Gami dengan penuh cwinta:*

Nikah Paksa | YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang