Masa SMA.
Rosé awalnya bersekolah di sekolah swasta karena, bukannya sombong, dia orang berada. Tapi tahun ini, tepatnya saat kelas 2 SMA, dia dipindahkan ke sekolah negeri karena harus ikut Ayahnya pindah ke kota yang tidak ada sekolah swasta dekat dari rumah.
Rosé tahu, sekolah swasta dan negeri sangat berbeda, tapi dia tidak menyangka akan sebeda ini.
Maksudnya, sejelek itukah sekolah negeri sampai ACnya tidak dingin sama sekali???
"Duh, panas banget, sih."
Ini hari kedua Rosé pindah, dia ditempatkan di shaf ketiga dari belakang, barisan paling kanan. Sejak pagi kelas sudah panas, dan AC tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Guru yang masuk mengeluh kelas yang tingkat kepanasannya patut dipertanyakan karena sudah tidak wajar, beberapa guru malah tidak jadi ngajar karena kepanasan.
"Emang anjing ni OB bilangnya AC abis dibersihin terus dia lupa remotnya dimana. Tau gini gua gak masuk deh," keluh Eunha, perempuan yang duduk di belakang Rosé sambil mengibas buku tulis ke wajahnya.
Rosé sudah mengelap keringat beberapa kali, tapi harus tetap stay cool, walau dalam hati dia maki-maki diri sendiri karena lupa bawa kipas portable.
Dan kalau lagi panas gini, bawaannya lapar.
"Gua pengen beli maklor nanti."
"Gua pengen beli lamongan, deh. Eh tapi duit gak cukup, jajanin gua ya, Lis."
"Yee monyet."
Rosé ingin nimbrung, bilang dia ingin beli AC, tapi dia urungkan.
Saat itu dia merasakan ngembusan angin dari arah kanannya. Rosé menoleh, mendapati pria yang duduk di sebelahnya memakai buku tulis untuk berkipas dan tidak sengaja terkena ke arahnya.
Rosé berusaha mengingat-ingat nama teman sebangkunya itu.
Oh, iya. Jeffrey.
"Jeffrey, lu ada buku tulis lagi gak?" Rosé hanya bawa binder.
Jeffrey menggeleng, lalu melebarkan gerakan tangannya sehingga lebih terkena Rosé. "Gua kipasin aja, mau?"
Rosé tersenyum tipis. "Duh jadi enak."
Jeffrey tertawa kecil, yang awalnya dia ngipasin dirinya sendiri dan Rosé, berubah jadi hanya ngipasin Rosé. Perempuan itu kaget, karena awalnya ia kira Jeffrey hanya bercanda.
"Kerasa?"
"Makasih, hehe." Tatapan Rosé jatuh pada sebotol air minum di meja Jeffrey. "Boleh minta air?" Tanya Rosé sampai menyodorkan tempat minumnya yang kosong. Ia meminum air milik Jeffrey setelah disetujui pemiliknya.
15 menit kemudian. Merasakan hembusan angin dingin ditambah sedang jam kosong, Rosé merasakan matanya makin sulit terbuka dan akhirnya menarik jaket untuk menjadi bantal tidur.
Rosé terlelap siang itu, saat Jeffrey mengipasinya.
Rosé tersentak setelah merasakan tepukan pada lengannya. Ia terbangun, kepalanya terasa berat dan seluruh badannya kaku, tangannya pun mati rasa; resiko tidur duduk sambil menimpa tangan di meja.
Dia melihat sekitar, seketika panik.
"Ini jam berapa?!"
Jeffrey melirik jam tangannya. "5 sore."
Sekolah selesai jam 2 siang.
"HAH?!?!" Rosé langsung terbangun, tapi terduduk lagi karena kepalanya pening. Demi Tuhan, dia tidur selama 4 jam di posisi yang sama, tulangnya ngilu tiap digerakkan, kepalanya berat sampai dia harus menyender ke meja lagi.
"Lo kenapa masih disini?"
Tangan Jeffrey masih mengipasi Rosé. "Karena lo kepanasan, tuh rambut lo basah."
Rosé meraba rambutnya dan benar saja, basah. Dia tidur berkeringat. Uh, membayangkannya saja Rosé tidak nyaman, seumur-umur dia tidak pernah tidur sambil berkeringat.
"Lo daritadi ngipasin gua?"
"Iya."
Rosé mengernyit. "Bohong."
"Bisa liat cctv, kalau lo mau." Jeffrey tersenyum, melirik jam. "Setengah jam lagi gerbang sekolah ditutup karena semua kegiatan ekskul selesai jam 5." Dia menatap Rosé. "Lo pulang naik apa?"
"Tunggu." Rosé menegakkan badannya dengan sempoyongan. "Lo ngipasin gua dari jam 1? Selama 4 jam???" Dia menatap Jeffrey heran. "Dan kenapa lo gak pulang? Kenapa lo harus nungguin gua karena gua kepanasan doang? Kenapa gak bangunin??"
Tiba-tiba Jeffrey berdiri. "Udah gak pusing, kan? Ayo pulang."
"Jeff—"
"Gua yang antar."
Note;
Pengen bikin karakter yg aneh2 lagik 😻😻

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐨𝐭 𝐚𝐬 𝐇𝐞𝐥𝐥❜🎨
Fanfic𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐱 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 ❝Jeffrey Jung is a different type of creep. ❞