"Santai, Dek."

2.2K 415 75
                                    

Akan ada pensi dalam 2 minggu. Selain OSIS, tentu saja ekskul seni yang paling sibuk, dan juga ekskul-ekskul olahraga.

Tapi tetap saja, inti dari acara itu adalah untuk menampilkan tiap bidang seni.

Dan artis yang diundang, duh.





"OKEE, SEMUANYA DIEM!! BISA DIEM GAK?!"

Suara gaduh dan gelembung-gelembung percakapan yang mengisi aula perlahan memudar, tapi tidak semuanya. Rosé sedaritadi diam, dia tidak bergerak, sedangkan Jeffrey mengambil duduk sila di sebelah Jungkook yang langsung berhenti memainkan gitarnya.

Jeffrey meneriaki teman-temannya.

"MINGYU, JANGAN NYALAIN MUSIK!! LISA, JANGAN MAIN GITAR! CHAEYEON, JANGAN KETERLALUAN CANTIKNYA!"

Seketika semua orang menyoraki Jeffrey, sedangkan dia hanya tertawa lebar sampai matanya setengah terpejam, tidak senagja tatapan Rosé dan Jeffrey bertemu, tapi segera Rosé putus.




Oh, soal waktu itu;

"Sé, bangun. Udah pagi."

Rosé tersentak kaget. Pertama: dia tidak tahu ini dimana, kedua: yang pertama ia lihat saat membuka mata adalah Jeffrey yang tersenyum tipis. "Jeff? Ini Jeffrey?"

Jeffrey tertawa saat tangan Rosé menepuk-nepuk pipinya pelan. "Iya, lah, siapa lagi." Ia menegakkan berdirinya. "Lo keringetan pas tidur di sofa, jadi gua pindahin ke kamar."

Rosé menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Seragam lengkap terkancing rapih. Seragam itu agak basah karena keringat, Rosé meringis, menurunkan selimut sampai paha dan duduk. "Ini udah pagi?"

"Belum." Jeffrey menyeringai jahil. "Gua bilang begitu biar lo bangun, lo gak mau semalaman disini, kan?" Ia mendudukkan dirinya ke pinggir kasur. Rosé menyiris rambutnya yang agak basah, mengalihkan wajah ke sembarang arah, tidak berani menatap Jeffrey.

"Maaf, ya, Sé."

"Maaf kenapa?" Rosé ragu-ragu membalas tatapan teman sebangkunya itu, tapi Jeffrey malah memutusnya, menundukkan pandangan. "Maaf aja, soal tadi siang."

Bagus, Rosé. Lo gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba 'nyerang' Jeffrey yang berusaha nolak lo, dan sekarang dia yang minta maaf, batin Rosé. Wajahnya memerah padam, rasanya ingin kabur dari situ. "Harusnya gua yang minta maaf ... kemarin gua minum alkohol punya bokap." Rosé meringis. "Dikit," lanjutnya.

Jefrrey berusaha menyembunyikan senyumnya.

"Lo suka minum?"

"Not really." Rosé memberi jeda. "Sebenarnya gua gak pernah, tapi kemarin temen bokap gua yang dari korea kasih banyak banget soju, ada yang rasa peach, gua cobain, dan enak." Ia menggaruh tengkuknya yang tidak gatal.

"Berapa banyak?"

"Sebotol doang." Setelah itu Rosé menghela napas dan mengusap wajahnya kasar. "Cuma sebotol doang gimana gua bisa sampai begitu, coba?? Waktu di jalan juga gua gak mabuk!" Gerutunya.

Melihat wajah Rosé saat menggerutu, Jeffrey tertawa. "Wajar kalau pertama kali, Rosé." Ia berdiri. "Tapi hati-hati, kalau bisa jangan minum-minum lagi."






"UDAH-UDAH! YANG LAIN DUDUK! BURUAN! BUDEK MATA LO?!" Teriak pria yang berdiri di depan.

Pria yang lebih pendek di sampingnya langsung menoleh. "Yeol—"

"Iya tau, udah jangan bikin gue malu."






Setelah 5 menit, semua sudah rapih, menghadap pria jangkung yang berdiri bersama beberapa orang lain. Dia tersenyum lebar.

𝐇𝐨𝐭 𝐚𝐬 𝐇𝐞𝐥𝐥❜🎨 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang