"Make Sense"

3.4K 642 18
                                    

Kalian tahu, mungkin Jeffrey memiliki otot lengan karena sebuah alasan. Ralat, karena dua alasan.

Alasan pertama; karena mungkin dia rajin olahraga. Alasan kedua; karena dia bersedia mengipasi orang yang baru dia kenal selama 4 jam.

Selama perjalanan ke rumah Rosé, suasana hening di mobil itu. Langit berwarna oranye, jalanan agak macet karena jam pulang kerja, yang terdengar hanya suara mesin dan sayup-sayup suara dari luar.

Rosé menghela napas saat melihat 33 notif missed call dari kakaknya. "Mati gue," gumam dia. Mendengar itu, Jeffrey menoleh. "Ada apa?"

"Gak apa apa."

Hening lagi.

Oke, mari kira jujur. Sekuat apa pun Rosé berpikir, there's no way someone can be that nice, seperti Jeffrey yang mengipasinya dan menunggunya puas tidur. Tidak masuk akal. Di luar batas kesabaran manusia. Siapapun tidak akan mengipasi orang tidak dikenal dalam waktu lama.

"Oh, iya, Rosé." Suara berat Jeffrey memecah 15 menit keheningan. "Lo lapar? Mau makan dulu?"

"Enggak."

"Beneran? Lo belum makan siang dan sekarang udah hampir waktu makan malam—"

"Pulangin gua aja, Jeff." Potong Rosé, mengusap wajahnya kasar. "Why did you even let me sleep until five fucking pm in the first place."

Jeffrey bergeming, dan itu membuat Rosé memikirkan kembali ucapannya, meringis dalam hati.

"Maaf—"

"Gak apa apa." Kali ini Jeffrey yang memotong. Ia menyempatkan diri untuk menoleh di sela-sela menyetir. "I get it, I'm a total stranger."

Rosé menghela napas. "Begitulah."

"Kayaknya sikap gua berlebihan. Sorry. Harusnya gua bangunin aja." Jeffrey tersenyum tipis. "Tapi lo tidur pulas banget, Rosé."

"Kayaknya karena kemarin gua tidur jam 4 pagi."

"Make sense."

No it doesn't, karena Rosé tidak pernah tidur jam 4 pagi, dia tidur 9 jam sehari—yang bagi kalian mungkin gila, tapi Rosé percaya terapi terbaik adalah tidur yang cukup. Dan itu membuat dia heran; semalam dia tidur jam 9, bangun jam 6, dia mengambil tidur 8 jam, tidak mungkin mengantuk sampai tidur 4 jam di kelas panas dan penuh sesak itu, no fucking way.

But, shit, she did. Jadi dia harus berhenti bertanya-tanya dan terima saja fakta bahwa pria yang nyaris tidak ia kenal menemani 4-jam-tidurnya.

Mobil Jeffrey berhenti di depan halaman rumah Rosé. Rosé hendak keluar, tapi ia tunda sebentar untuk berkata,

"Oh iya, kayaknya kita belum kenalan secara resmi." Rosé menyodorkan tangannya. "Roséanne Park."

Jeffrey menyambut tangan lentik itu, menatapnya lamat-lamat. "Jeffrey Jung."

"It's nice to spent time with you, Jeff, tapi lain kali kalau gua ketiduran, bangunin aja, oke?"


"Very well." Senyum tipis terukir di bibir Jeffrey.

𝐇𝐨𝐭 𝐚𝐬 𝐇𝐞𝐥𝐥❜🎨 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang