I Need Your Blood

81 12 2
                                    

"Ini bukanlah lagi duniaku, tapi aku dipaksa menjalani kehidupan yang sama sekali tidak ingin aku lakukan meski hanya sekali saja "

*
*
*

Pagi Hari

Ango sudah bersiap di depan Oda, karena bagaimanapun hari ini merupakan jadwal bagi pria itu untuk meminum darahnya. Meski ini bukanlah yang pertama kali baginya tapi rasa sakit saat taring itu mengoyak lehernya masih sangat perih bagi Ango rasakan.

Beruntungnya Dazai sudah pulang meski harus melewati drama panjang saat Kunikida menariknya keluar.

"Ah maaf Ango, aku harus melakukan ini lagi padamu."

Oda menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu lalu mendekatkan wajahnya ke leher Ango yang terbuka.

"Tidak masalah, selama itu bisa membantumu,"Ango memejamkan mata berharap bisa mengurangi rasa sakit.

Tak butuh waktu lama bagi Oda menancapkan ke dua taringnya di leher sahabatnya lalu menghisap darah. Suara rintihan keluar dari bibir Ango menahan rasa perih di lehernya itu.

Nampak darah mengalir dari celah luka yang di buat Oda, membasahi sebagian kemeja putih Ango.

10 menit berlalu sejak Oda mulai menggigit dan menghisap darahnya, namun tidak ada pertanda jika Oda akan mengakhiri aktivitasnya itu.

"Oda. Sudah cukup, kepalaku sudah mulai pusing,"Ango menepuk-nepuk punggung pria itu berharap ia berhenti menghisap darahnya.

Merasakan tepukan itu, Oda tersadar lalu berhenti dan mengeluarkan taring miliknya dari leher Ango.

"Ma-maafkan aku, aku hampir kehilangan diriku lagi,"Sesalnya lalu menutupi dua lubang kecil dileher Ango dengan sapu tangan.

Ango menggeleng pelan karena rasa pusing masih mendera kepalanya itu, membuat Odasaku yang melihatnya menjadi semakin merasa bersalah.
Dibawanya Ango ke sofa dan mendudukannya di sana sambil terus menutupi luka di lehernya.

"Ah ango bisa kau tekan ini dulu, aku mau mengambil obat di tasmu itu,"Pintanya yang diangguki oleh Ango.

Tidak ingin membuang waktu Oda langsung melesat ke ruang kerja Ango dan mengambil tas kerja milik pria itu. Dikeluarkannya botol obat yang memang selalu ia bawa kemanapun ia pergi, obat yang dibuat khusus untuknya dari Mori Ougai.

"Ini diminum dulu Ango,"Oda menyodorkan segelas air hangat beserta beberapa pil obat.

"Makasih."

*
*
*

Pelabuhan.

Dazai menatap tajam san g mantan Bos yang berdiri angkuh di hadapannya itu.

"Apa maumu lagi Bos, bukankah aku sudah mengatakan hal ini berulang kali padamu. Jika aku sedikit pun tidak memiliki minat untuk kembali bekerja pada anda."

Mendengar pernyataan Mantan Executifnya itu membuat Mori tertawa lepas karena memang sudah menduga jawaban apa yang akan ia terima.

"Aku sudah tau jika ini tidak akan berjalan dengan mudah, Dazai-kun."

"Lantas. Untuk apa Bos masih tetap menemuiku jika Bos sudah tau,"Ujar Dazai menatap waspada Mori.

Bagi Dazai, Mori merupakan sosok yang harus ia waspadai selain keberadaan Fyodor Dostoyevsky atau biasa dikenal dengan sebutan Tikus Rusia.

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang