Pengintaian

44 5 0
                                    

***

Mori meremas kuat ponsel yang tengah digenggamnya menimbulkan retak dibagian layar. Seringaian licik yang biasa terpasang kini luntur sudah tergantikan wajah menahan emosi.

Braaakk...!!

Ponsel itu menghantam tembok hingga hancur sepenuhnya.

"Kau akan mendapatkan balasannya, aku akan pastikan itu !!"

***

"Ini ponselmu Ango," Dazai menyerahkan kembali ponsel milik Ango.

Sungguh Ango tidak tau apa yang ada di jalan pikiran Dazai, memprovokasi Mori yang mengartikan sama saja seperti mengibarkan bendera perang.

"Ck, santai saja Ango .. kau tidak perlu tegang begitu. Lagipula 'kan ada Odasaku yang akan melindungi dirimu," lagi Dazai mengatakan sesuatu hal yang menurutnya tidak akan menimbulkan efek.

Menaikan kacamata Ango menatap lekat Dazai, alisnya naik sebelah.
"Apa kau yakin Dazai, Bos Mori akan mengabaikan begitu saja mengenai ucapan provokasimu ?" tanyanya.

"Aish kau ini terlalu Nethink padaku," Dazai lalu melirik Oda yang tengah meminum teh buatan Haruno. "Oi, Odasaku .. kau akan  menjaga kawan kita yang paranoid ini kan ?" kekeh Dazai mengabaikan raut kesal yang terpampang jelas di wajah Ango.

"Tentu saja aku akan melakukan itu, untuk apa mempertanyakan lagi," jawabnya membuat Ango membuang muka.

"Tuhkan Ango, Oda akan menjagamu lagipula kurasa bosmu juga sudah mengirim pengawal untuk mengawasimu."

Ango tersentak begitu mendengar ucapan Dazai, apa yang dimaksud itu adalah Aoki dan Murakoso. Keduanya memang merupakan pengawal dirinya saat ada misi di luar lapangan, meski begitu mereka terlalu sering pergi bersama ketua mereka. Santoka Taneda.

"Kalau itu, kurasa ketua Taneda tidak ingin terjadi sesuatu padaku," ujar Ango pelan.

"Lantas, apa yang kamu takuti lagi Ango ?" nampak seringai terpampang jelas diwajahnya.

*
*
*

Port Mafia

Chuuya masuk ke dalam ruangan Mori, memikirkan misi apa yang akan ia emban. Padahal baru kemarin ia pulang dari misi untuk menghancurkan gudang senjata organisasi musuh.

Membungkukan badan pria dengan bersurai jingga itu hanya mampu menatap lantai yang ada dibawahnya.

"Bangun Chuuya, aku ada misi baru untukmu,"  suara tegas itu membuat Chuuya berdiri tegak.

Chuuya dapat melihat senyuman licik sang Bos, pertanda jika ia harus melakukan misi yang berkaitan penghabisan atau penghancuran.

"Misi apa itu Bos ?" tanya Chuuya singkat.

"Kau hanya perlu membawa Mantan Informan kita saja," kedua tangan Mori menopang dagunya. "Bawa dia ke sini apapun yang terjadi Chuuya, tapi aku ingin dia dalam keadaan hidup."

Pernyataan Mori membuat Chuuya sedikit kesal, keinginan balas dendam pada pria itu Gagal, karena sang bos mengingkan target dalam keadaan hidup.

"Tapi sedikit luka tidak masalah 'kan ?"

Mengerti maksud Chuuya, sosok yang ada dihadapannya mengangguk. "Asal jangan terlalu parah, cukup lumpuhkan tanpa ada luka yang terlihat," lanjutnya lagi.

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang