" kenapa aku tidak diberitahu masalah ini.. apa maksud ketua Taneda merahasiakan ini dariku..? "Banyak sekali spekulasi yang melintas di otak Ango mengenai hal ini, Odasaku yang awalnya ia ketahui sudah meninggal. Kini ada didepannya dalam keadaan sehat meskipun ada sedikit perubahan disana.
" lebih baik kau hubungi saja atasanmu itu Ango.. jika kau ingin penjelasan yang lebih mendetail lagi.. " ujar Mori yang melihat raut wajah Ango yang berubah.
Mendengar hal itu Ango akhirnya memutuskan untuk menghubungi Santoka Taneda yang merupakan Pemimpinnya itu. Tak lama pria itu kembali menutup
ponselnya dan menatap Mori dan menggelengkan kepalanya mengartikan jika dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan." jadi bagaimana.. apa Pemimpinmu mau memberikan jawaban..? " tanya Mori melihat Ango yang begitu cepat menutup ponselnya.
Ango menghela napas. " ketua Taneda akan menjelaskan langsung.. jadi dia tidak bisa menjelaskannya di telepon.. "
" jadi begitu rupanya.. memang lebih baik jika mau menemuinya nanti.. ah sepertinya aku harus mengganti kantung darahnya sudah habis.. " ucap Mori melepas jarum yang ada dilengan Ango.
Ango meringis sedikit sakit saat Mori melakukan itu, dengan cepat lalu menutup bekas jarum tadi dengan kapas. Agar Odasaku tidak mencium darah dan kembali kehilangan kewarasan lalu menyerang Ango tanpa sadar.
Setelah melakukan itu Mori kembali membuka box dan mengambil satu kantung darah dan memberikannya pada Odasaku." minumlah ini.. aku tak ingin kejadian ini terulang lagi Oda.. untungnya yang kau celakai Ango.. jika tidak kau akan terkena masalah nanti.. "
Odasaku lalu menerima kantung darah itu dan meminumnya dengan cepat mengabaikan tatapan tidak percaya dari kawannya itu. Ango yang melihat pemandangan itu hanya bisa terdiam dan mengingat rasa sakit saat taring Odasaku menancap di lehernya.
Lalu memberi beberapa tablet obat pada Ango. " ini minum lah obat ini.. kau akan membaik setelah minum ini.."
" obat apa ini Bos Mori..? "
" itu obat penambah darah.. jadi cepat minum.."
.
.
.
.
." jadi dimana kau selama ini Odasaku.. apa kau tinggal di klinik ini..? " tanya Ango mengenai keberadaan pria itu beberapa hari yang lalu
Odasaku menatap Ango sesaat. " ya aku tinggal disini beberapa hari kemarin.. untuk menyembunyika keberadaanku.. karena disini merupakan klinik yang sudah tidak terpakai lagi.. "
" bagaimana jika mulai sekarang kau tinggal bersamaku saja Odasaku..? " tawar Ango.
" itu memang ide yang bagus.. tapi apa kau yakin dengan itu Ango..? apa kau tidak takut jika Odasaku berpotensi kembali menyerangmu lagi.. " ujar Mori mepertanyakan keputusan yang di ambil olehnya.
Mendengar hal itu Ango meraba luka yang ada di lehernya yang sudah ditutup oleh perban. " aku sangat yakin.. lagipula Oda tidak punya alasan lagi untuk menyerangku nanti.. "
" karena Bos anda akan memasok persediaan darah.. untuk dikonsumsi Odasaku.. " lanjut Ango.
" Ango biarpun Odasaku meminum darah dari kantung ini.. bukan berarti potensi dia tidak menyarangmu lagi akan hilang.. " Mori menyibak poninya kebelakang. " terlebih lagi dia sudah mencicipi darahmu.. itu akan membuatnya menjadi candu Ango.. " lalu menatap Odasaku dengan tajam.
" apa maksudnya itu Bos..? Kenapa hal itu membuatku menjadi candu.. bukankah kantung darah ini sudah cukup.. " tanya Odasaku tidak paham.
" Odasaku aku tidak selalu bisa memberimu stok darah.. setidaknya kau juga harus meninum darah hangat dari sumbernya langsung.. " lalu menunjuk ke arah Ango. " setidaknya kau harus meminum darah Ago minimal seminggu dua kali.." jelasnya membuat Odasaku dan Ango kaget akan pernyataan yang diberikan oleh Bos Port Mafia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
Fanfictionpria yang harusnya sudah tewas empat tahun yang lalu kini muncul di hadapan Ango secara misterius. namun ada yang berbeda pada dirinya mata biru lautnya berubah menjadi merah darah Ango meringis kesakitan saat Odasaku menyerang dirinya malam itu dan...