4. | Kesiangan

132 102 133
                                    

Happy Reading...

Saat ini jam menunjukkan pukul delapan malam. Nefa masih belum mengakhiri tontonannya dari pulang sekolah hingga sekarang. Sesekali terjeda kalau waktu solat tiba habis itu kembali lagi menonton Drakor.

"NEFA SAYANG!! SINI MAKAN MALAM!!!"

Terdengar suara teriakan dari bawah sana, Nefa langsung mengklik tombol jeda lalu bergegas turun ke bawah. Di sana terlihat semua anggota keluarganya sudah berada di meja makan. Nefa pun menghampiri mereka dan langsung duduk di samping bundanya.

"Drakor mulu, bukannya belajar," ujar Erlan sambil mengambil satu centong nasi.

"Biarin, wleee. Baru juga MOS belum ada pr, belum belajar juga," sahut Nefa logis.

Erlan mendadak kicep.

Lah iya juga ya

"Ya ngelakuin hal berguna, jangan Drakor mulu," balas Erlan tidak mau kalah.

"Iya deh iya." Nefa pasrah berhadapan dengan Erlan, selalu enggak mau kalah dengan adiknya.

"Nefa? Gimana hari pertama masuk SMA?" tanya Ayah Dito.

"Capek banget pokoknya, Yah Nefa disuruh minta tanda tangan semua panitia MOS. Dan enggak semudah itu ternyata, Nefa di suruh ini itu dulu baru dapat tanda tangannya," keluh Nefa mengeluarkan segala unek-uneknya.

"Oh ya? Ko bisa? Nefa buat salah apa sampe dihukum kayak gitu?" tanya Ayah Dito bertubi-tubi.

"Rambut Nefa lupa di kepang."

"Oh ...."

Setelah makan malam, Nefa pun kembali ke kamar lalu naik ke atas kasurnya. Dia menatap lama laptopnya karena bimbang, mau diteruskan atau di stop? Nefa pun akhirnya tergoda untuk melanjutkan kembali tontonannya.

Habis episode ini beres, Nefa akan langsung tidur

****

"YA AMPUN NEFA!! BANGUN!!! HAMPIR JAM TUJUH!!"

Kedua bola mata Nefa langsung terbuka lebar. Mampus! Nefa kesiangan gara-gara tadi malam nonton Drakor sampe jam dua pagi. Janjinya dalam hati tidak ditepati. Alhasil Nefa kesiangan karena tadi malam begadang.

"Bunda tunggu di bawah."

Nefa langsung bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi karena tak ada waktu lagi buat mandi. Setelah itu, Nefa memakai seragamnya secepat kilat, menyisir rambutnya, menyemprotkan parfum di seragamnya dan tak lupa memakai polesan bedak tipis.

Setelah semua siap, Nefa langsung menyambar tas dan juga handphonenya. Nefa berjalan dengan tergesa-gesa menuruni anak tangganya dan langsung lari keluar rumah menghampiri bundanya yang sudah berada di dalam mobil untuk mengantar Nefa.

Bunda Tiara langsung menancapkan gasnya, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah Nefa. Tak butuh waktu lama mereka berdua pun akhirnya sampai di SMA Antariksa.

"Bun, Nefa pamit. Gerbangnya mau di tutup sebentar lagi," ujar Nefa panik.

"Iya, jangan lupa di makan bekalnya."

"Iya, Bun."

Nefa langsung keluar dari mobil lalu berlari sekencang mungkin. Gerbang pun sedikit lagi menutup dengan sempurna dan Nefa pun berhasil masuk.

"Huh! Selamat ... selamat," ucap Nefa sambil mengelus dadanya. Kini Nefa bisa bernafas dengan lega.

Nefa pun kembali berlari menuju kelasnya berada. Dila memberi tahu lewat chat ketika Nefa sedang berada di perjalanan kalau Nefa dan Dila berada di kelas X-A. Dia terus berlari sampai akhirnya dia melihat papan nama kelas di atas pintu bertuliskan X-A.

"Gawat! Pintunya di tutup!" Nefa panik, jantungnya berdegup kencang, takut sudah ada guru yang sedang mengajar. Nefa pun mencoba mengintip kaca jendela kelas dan ternyata dilihatnya belum ada guru yang mengajar.

"Alhamdulillah, keberuntungan anak soleh," ujar Nefa. "Eh? Kok anak soleh sih, maksudnya anak Dito." Nefa terkikik lalu segera membuka pintu kelas. Pintu pun terbuka semua penghuni kelas mendadak diam. Nefa pun muncul dan semua murid kembali ribut karena bukan guru yang datang.

Nefa segera berjalan ke arah Dila lalu duduk di sebelahnya. "Untung, Lo dateng duluan sebelum ada guru," ucap Dila sambil menghadap Nefa. "Kalau enggak--"

****

TBC!

Nefa dan ArkAthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang