Happy Reading...
“Hai Fa.”
Suara bariton tegas kini membuat jantungnya terlonjak kaget. Matanya terbelalak kaget kala melihat Arka kini sudah ada di hadapanya bersama Rio dan Noval.
“Woy!! Disapa malah ngelamun,” teriak Rio.
Nefa pun tersadar dan mulai melihat kesekeliling takut ada mantannya Arka sedang mengawasinya. Nefa menganggap seakan mantan Arka adalah sesosok hantu gentayangan yang kini mulai menghantuinya. Karena bisa jadi tanpa Nefa sadari mantan Arka sedang mengawasinya.
“Woy!! Lo kenapa sih? Kaya gelisah gitu?” Dila pun muali menyadari gerak-geriknya yang terkesan aneh.
Nefa menggeleng. “Ah nggak la.”
“Fa lo baik-baik aja kan?” Arka kembali bertanya karena belum mendapat respon dari Nefa.
“Aku baik-baik aja kok Kak,” ucap Nefa.
“Syukurlah.”
“Jadi gini, gue sama band gue mau manggung dan panitianya minta ada satu cewe yang nyanyi, nah kita kepikiran buat ngajak lo, sekalian anggap ini latihan buat kita lomba nanti,” ucap Noval Panjang lebar.
“Aduh gimana nih? Kalau gue mau takut dibully lagi kayak kemarin, kalau nggak jadi nggak enak sama Kak Arka, Kak Noval dan Kak Rio,” batinya bimbang.
“Gimana lo mau nggak?” Rio ikut menimpali.
“Emm, maaf Kak aku nggak bisa soalnya …,” Nefa menggantungkan ucapanya dan membuat mereka jadi penasaran.
“Soalnya?" tanya Arka.
“Emm, anu,itu …,” ucap Nefa gelagapan.
“Kenapa? Lo nggak mau?” tanya Arka seolah tau apa yang akan dikatakan Nefa.
Nefa mengangguk ragu.“Yah, kenapa Fa?” nada kecewa terucap dari mulut Rio.
Nefa semakin meras bersalah mengecewakan mereka bertiga. Arka memberi isyarat kepada Rio agar berhenti bertanya.
“Oke, kalau lo nggak mau nggak papa kok, santai aja.”
“Yuk cabut,” tukas Noval.
“Duluan Fa,” ucap Noval dan Arka bersamaan.
“Maaf ya Kak,” cicit Nefa.
****
Mobil biru milik Erlan kini memasuk komplek perumahan. Saat hampir sampai di rumahnya. Nefa meminta abangnya untuk berhenti di depan rumahnya.
Erlan mengernyitkan dahinya. “Ada apa sih Fa? Tanggung nih tinggal dimasukin di garasi.”“Ih bentar bang,” rengek Nefa,”Itu ada apa sih? Kok pada rame di rumah sebelah?”
“Kepo.”
Replek Nefa memukul lengan abangnya. “Ih Abang!!”
“Itu ada tetangga baru kita, lagi nurunin barang-barang.”
“Oh.”
“Udah keponya?”sindir Erlan.
Nefa nyegir. “Udah bang.”
Mobil pun kini masuk ke dalam garasi.
“Assalamualaikum!! Bunda!! Aku pulang!!”
Erlan menutup kedua telinganya rapat-rapat.“Bisa nggak sih biasa aja ngomongnya!” dengus Erlan.
Nefa mengulurkan lidah. “Biarin.”
Setelah mengatakan itu Nefa berjalan ke arah dapur mencari ibunya. Orang yang di cari Nefa kini tengah memotong sayuran. Nefa berjalan mendekat dan langsung memeluk bundanya dari belakang.
“Astagfirullah! Kaget Bunda.”
“He he, maaf bun.”
“Hari ini masak apa aja ,Bun.”
“Cuma masak sayur.”
Nefa tiba-tiba teringat kembali dengan tetangga barunya dan mulailah rasa keingintahuannya muncul.
“Eh, Bun Nefa mau tanya.”
“Mau nanya apa hm?”
“Itu Bunda tau nggak?”
“Nggak tau.”
“Ih, Nefa belum selesai ngomong.”
“Yaudah lanjutin.”
“Ibu tau nggak tetangga sebelah rumah kita?”
“Tau."
"Siapa, Bun?”
“Itu keluarga Dharmawangsa, pemilik pabrik kayu terbesar di Indonesia.”
“Wah, pasti duitnya banyak.”
Bunda Tiara terkekeh pelan. "Ayah kamu juga banyak uangnya."
“Oh iya lupa he he.”
“Udah ah sekarang kamu ganti baju dulu abis itu kita makan siang.”
“Siap Bunda.”
****
Tok! Tok! Tok!
Di sore hari suara tukang bakso kimi terdengar ditelinga Nefa,matanya langsung berbinar kala mendengar suara yang di nanti-nanti. Nefa. Langsung turun dari kasur lalu berjalan ke arah balkon kamarnya.
“Bang! Nefa mau beli!!”
Teriakan Nefa berhasil membuat tukang baksonya berhenti. Nefa langsung masuk lagi ke dalam kamarnya untuk mengambil dompet di laci, lalu bergegas turun kebawah untuk menghampiri tukang bakso langganannya. Sebelum sampai di depan pintu, Abangnya yang kini tengah focus main game memberhentikan Langkah Nefa .
“Eh, Fa tunggu.”
Nefa mendengus kesal. “Ada apa sih bang?”
“Nitip,” ucap Erlan dengan mata yang terus terfokus pada layar.
“Ogah!”
Nefa membuka kenop pintu lalu keluar dan berjalan ke depan rumah Nefa tidak peduli dengan Abangnya yang kini sedang mengoceh tidak jelas.
“Baso besar dua, baso kecilnya lima, saosnya banyak, jangan pake kecap, jangan pake cuka, micinnya banyak, sambelnya dikit banget,” potong Mas baksonya yang sudah hapal betul dengan pesanan Nefa.
Nefa tersenyum. “Nah betul.”
“Bang saya juga samain pesanannya kaya dia.”
“Oke siap,” jawab Mas bakso.
Nefa terlonjak kaget mendengar itu dan langsung melirik ke sumber suara. Mata Nefa hampir keluar dari tempatnya kala melihat pemuda yang ada di sampingnya.
“Athalla?”
****
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nefa dan ArkAthalla
Teen FictionStatus : On Going Beda dari yang lain. Singkat saja ini kisah percintaan seorang gadis bernama Nefa Aireel Havika yang memiliki paras cantik, imut serta penyuka drakor. Menurut sebagian orang kehidupannya penuh warna karena hidup berdampingan denga...