16. | The Day Lomba

64 46 350
                                    

Happy Reading...

Pagi yang cerah kini seakan mendukukung anak-anak SMA Antariksa kelas tiga yang sedang bersiap untuk menyemangati band ARVARI yang akan mengadakan lomba SMA tingkat nasional tahun ini. Semuanya kompak pakaian berwarna hitam.

Kini semua sedang berkumpul di lapangan menunggu para pemain band ARVARI datang. Kebanyakan para suporter di dominasi oleh kaum hawa. Tapi disini ada yang aneh, ada satu orang yang mencuri perhatian. Mata-mata heran, sinis kini tertuju padanya.

“Eh liat deh ada anak kelas satu disini.”

“Ih ngapain sih murud baru so’-so’an pengen nyemangatin.”

“Sok cantik.”

“Ih kan cuma kelas tiga yang dibolehin.”

Kira-kira seperti itulah beberapa bisikan yang dilontarkan kaum hawa kelas 3 sementara yang jadi pusat perhatian tidak bereaksi apa-pun karena dari pagi dia datang telinganya disumpal dengan air pods dengan volume yang sangat keras.

“Dih pada kenapa sih mulut sama matanya gerak mulu, nggak bisa diem napa,” batin Dila.

Dila itu satu-satunya anak kelas satu yang diperbolehkan ikut menyemangati. Kenapa dia bisa dengan mudahnya di ijinkan karena dia selalu menelpon Pak Satria beberapa kali awalnya sih ditolak terus sampai panggilan kesekian kalinya ternyata yang ngangkat adalah istrinya. Dila pun memanfaatkan momen langka itu dengan berpura-pura menjadi simpanan Pak Satria.

Istrinya kaget syok lalu telepon itu direbut oleh Pak Satria dan mengatakan  “Iya deh bapak mengijinkan kamu untuk ikut,” dengan nada yang sedikit ditekan dan di akhir Pak Satria memberi ancaman, “coba klarifikasi dulu ke istri saya. Awas aja kalau kamu sampe begini bakal bapak aduin ke orang tua kamu!”

Dan permasalahan itu berakhir dengan baik-baik saja.

****

Tes! Tes!

Suara mikrofon kini menghentikan aktivitas dan langsung mengarah semuanya semuanya kesumber suara.

“Tes! Mohon di perhatikan untuk anak-anak kelas tiga para pendukung band ARVARI untuk segera memasuki bis, kita akan berangkat sekarang.”

“Loh Pak kemana personilnya?! Katanya mau berangkat bareng-bareng?!” salah satu anak berteriak mengajuakan pertanyaan.

“Iya Pak kita udah nunggu satu jam.” Disahut anak-anak yang lain.

“Ekhem mohon tenang anak-anak! Bapak barusan dapat kabar katanya para personil udah nyampe di lokasi.”

Hening tak ada suara sedikitpun semuanya melongo tak percaya.

“Nggak papa deh kalau sudah sampai di lokasi, yuk girls kita masuk bis,” ucap salah satu cewek.

****

Para personil kini tengah bersiap di back stage. Diantara mereka berempat mungkin Nefalah yang paling gugup saat ini, dia sedari tadi menggigit kukunya.

Aduh grogi ni gue, ini pertama kalinya gue manggung,” batinya.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Nefa, Nefa spontan langsung melirik kesipelaku.

“Athalla? Bunda? Ayah? Abang? Kalian disini?”

Mereka semua mengangguk kompak.

“Lo gugup ya?” tanya Athalla.

“Iya.”

“Nih, minum.” Athalla menyodorkan air putih kepada Nefa.

“Thanks ya,” balas Nefa dengan senyuman manisnya.

“Sini gue peluk, biar makin tenang.” Ucapan Athalla sontak membuat semua yang ada di sana kaget.

“Apaan sih?” ucap Nefa malu-malu.

Athalla, Nefa dan Keluarga saling melempar candaan, semua tidak luput dari pandangan ARVARI. Terutama Arka dia melihat Nefa dengan cara yang berbeda. Ada rasa cemburu kini di hatinya melihat kedekatan Nefa dan Athalla.

Kok gua kesel ya ngeliat mereka berdua,” batin Arka.

****

“Tes!"

Suara riuh kini menggema di seluruh Gedung kala host mulai mengetes microfonya.

“Apa kabar semuanya?!!”

“Baik!!” sahut semua kompak.

“Sudah siap liat jagoan kalian tampil?!!”

“Siap!!!”

“Baik lomba band antar SMA tingkat Nasioanl akan segera di mulai!!”

“Yey!!”

“Karena para perwakilan sudah mengambil nomor urut masing-masing. Kita sambut no urut satu SMA Cipta Bangsa!!”

Lomba pun berlangsung dengan lancar, kini band ARVARI Tengah menunggu giliran untuk tampil, di baju Noval tertera angka tujuh. Saat ini masih no urut lima dari SMA Darma Asih, para suporternya kompak mengenakan topi warna biru.

Memang diantara pemain dan suporter paling heboh supporter bahkan ada yang saling ejek padahal kan kalau pemainya nggak ada masalah apapun.

“Dan sekarang dengan no urut tujuh kita sambut band dari SMA Antariksa!!”

Para supporter kompak memberi semangat dengan yel-yel yang sudah mereka siapkan. Nefa dan ARVARI kini tengah tampil dengan baik. Athalla mulai merekam Nefa dan hal itu di ketahui Arka yang membuat hatinya kembali cemburu. Arka sedikit kehilangan konsentrasinya tapi karena dia orangnya professional hal itu tidak menggangu aktivitasnya.

Dan pada akhirnya band ARVARI selesai tampil dengan penampilan yang baik. Lomba pun masih terus berlanjut dengan lancar.

****

TBC!

Nefa dan ArkAthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang