17. | Sama-sama Suka

19 13 26
                                    

Happy Reading...

"Ya ampun Nefa lo udah habis berapa bungkus itu ciki? Berserakan lagi," sungut Dila.

"Santai, baru empat."

Dila mendecak. "Entar lo yang beresin kamar gue."

"Iya-iya, bawel amat."

Karena kekenyangan Nefa akhirnya ganti posisi menjadi rebahan dia jadi kepikiran waktu manggung bareng Arka waktu itu dia ganteng banget dan tanpa sadar Nefa berteriak kencang.

"Aaaaaa!!!"

Karena kaget Dila menjatuhkan ponsel yang di pegangnya. "Eh ayam! Ishh lo tu ya suka bikin orang jantungan, tuh liat benda kesayangan gue jatoh!"

"He he maaf Dila cayang," ucap Nefa sambil memperlihatkan deretan giginya.

"Cayang cayang muka lo merah tuh."

"Masa? Gue tuh lagi seneng banget loh bisa sepanggung sama Kak Arka."

"Ah elah gitu doang."

Karena saking senengnya Nefa berniat memposting foto dirinya saat manggung. Karena di grup umum Antariksa family ada banyak sekali foto-foto waktu lomba tadi. Nefa memilih satu foto lalu di crop dan hanya terlihat Nefa dan Kak Arka.

Kalau udah seneng pasti langsung bertindak ke hal yang disukai. Nefa tidak berfikir akan dampak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kirim ah, lucu banget."

Karena saat ini sedang ramai-ramainya posting lomba yang tadi Nefa pun jadi bagian salah satunya. Dila yang melihat Nefa tidak henti-hentinya senyum, jadi takut temanya ini gila.

"Woy udah napa!!" ucapnya sambil menggeplak kaki Nefa.

"Ih apaan sih ganggu aja."

"Gue takutnya lo gila."

"Sembarangan!"

****

Di sisi lain ARVARI sedang berkumpul di rumah Arka. Saat ini kegiatan mereka bermain game.

"Ah lo curang!" ucap Rio sambil melempar stik PS-nya.

"Emang lo nya aja nggak becus, tiap kali maen kalah mulu lo," sahut Noval.

"Udah ah mendingan scroll Stargram."

"Kebiasaan, nyari cewek kan lo?" ucap Noval.

Rio tak menghiraukan omongan Noval dan langsung anteng dengan handphonenya. "Wah! Gila ini!!! Berita hot!!" teriak Rio sampai mengagetkan kedua temanya.

"Ada apa sih Rio?!!"

Rio dengan semangat menunjukan handphonenya. "Sini-sini kumpul, nih liat Nefa posting berdua sama lo Arka. Wih gila sih artinya dia suka sama lo."

"Ka, kenapa muka lo merah?" tanya Noval.

"Nggak!!" sanggah Arka.

"Iya tuh merah, cie cie sama-sama suka nih kayaknya," goda Rio.

"Udah ajak ketemuan terus tembak nanti keburu di embat orang," ucap Noval.

Arka jadi kepikiran sama cowok waktu lomba kemarin dan langsung pergi ke ka marnya."

"Woy! Mau kemana lo?" tanya Rio.

"Kamar!"

"Pasti dia lagi kasmaran ya kan Val?"

Tanpa Rio sadari Noval sudah pulang berbarengan dengan Arka waktu naik ke kamar dan sekarang Rio di tinggal sendirian di tengah ruang tamu.

"Eh buset si Noval ninggalin gue, awas lo ya."

****

"Fa! Fa!! Nefa!" Erlan berteriak dari kamar karena kamarnya bersebelahan dengan Nefa.

Nefa dari dalam kamar berusaha tidak memedulikan teriakan abangnya karena tadi habis dari rumah Dila. Tapi teriakan itu bukannya berhenti malah semakin menjadi.

"Nefa!! Nefa!!"

"Ish, apaan sih?! Ganggu aja."

Mau tidak mau Nefa beranjak dari kasurnya untuk menghampiri Abanganya. Nefa membuka pintu sedikit lalu memunculkan kepalanya, hanya kepalanya saja saking malasnya meladeni Abangnya.

"Apa?!" ketus Nefa.

"Pijitin kaki Abang nih sakit banget," ucapnya dengan ekspresi memelasnya.

"Ogah."

Nefa langsung membanting pintu lalu balik ke kamarnya. Belum sempat beranjak Nefa mendengar teriakan dari dalam.

"Nanti Abang kasih es krim!"

Nefa pun memanfaatkan kondisi ini. "Nggak mau!"

"Ditambah bakso!"

Tawaran itu nampak menarik, Nefa membuka pintu kembali tapi kali ini lebih lebar dan langsung berjalan menghampiri Abangnya. Nefa menyodorkan lengannya.

"Deal ya."

"Hm. Buruan pijit."

"Siap pak bos," Nefa memperagakan hormat.

Nefa mulai memijit kaki Abangnya dengan perlahan.

"Nih sebelah sini," tunjuk Erlan, "sebelah sini juga."

Tiba-tiba ponsel Nefa berbunyi suara notifikasi. Nefa mengambilnya dengan satu tangan, tangan yang satunya lagi masih memijit. Nefa mulai membukanya, Erlan yang melihat adiknya malah main handphone sedikit kesal.

"Heh, yang bener," tegur Erlan.

Nefa mendecak. "Iya iya."

Saat melihat DM itu dari Arka. Mata Nefa seketika terbuka lebar.

"Aaaaaa!!" Nefa berteriak, tanpa disadari tangannya memukul kaki Abangnya.

"Aaaaaa!!" Erlan juga berteriak karena kakinya kesakitan.

Nefa yang baru sadar memukul Abangnya jadi merasa bersalah. "Aduh Abang maaf nggak sengaja."

Erlan masih meringis kesakitan. "Aw shh, maaf maaf. Kenapa sih lo tiba-tiba mukul gue? Mana kenceng banget lagi."

Nefa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya maaf bang nggak sengaja."

Karena kesal ditambah lagi kakinya yang malah tambah sakit, Erlan mengusir Nefa. kalau tau bakal seperti ini mungkin Erlan akan memanggil tukang pijit saja.

"Udah sana! Bukannya sembuh malah tambah parah. Hus hus sana pergi!"

"Eskrim sama baksonya jadi kan?"

"Nggak! Nggak ada es krim sama bakso. Udah sana!"

Nefa masih sempat-sempatnya memikirkan itu setelah apa yang terjadi. Sebenarnya Nefa kecewa cuman karena Arka mengirim DM, hatinya kembali bahagia. Dia buru-buru ke kamar untuk melihat isi pesan itu.

Pas dilihat ternyata, Arka mengajaknya untuk ketemu di kafe. Bahagianya kini bertambah dua kali lipat. Tanpa ba-bi-bu lagi dia melempar benda pipih itu ke atas kasur dan langsung bersiap untuk berangkat.

****

TBC!

Nefa dan ArkAthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang