07

54 5 0
                                    

Hai gais, up nya setiap Kamis sama Jumat yaa dan jangan lupa buat dukung aku dengan cara vote agar aku semangat nulisnya 💚💚

.




.


Tubuh Gerry dan Anastasia sama-sama terbaring di atas kasur. Yang satu tubuh manusia tampak terluka secara jiwa dan raga, yang satu arwah dengan tubuh agak transparan seperti air. Sesekali tubuh Anastasia sempat memudar namun kembali normal seiring waktu. Hal itu terus terjadi berulang kali.

"Bagi manusia maupun arwah. Tindakan ini sama-sama membahayakan mereka berdua. Yang satu bisa meninggal,yang satu bisa menghilang dan tak akan pernah bisa kembali." Jelas Saturnus setelah memeriksa tubuh mereka dibantu dengan Dito.

"Lalu bagaimana dengan Batu Hijau? Apakah Anastasia bisa memakainya juga?" tanya Hendra dan Dito menggeleng pertanda tidak bisa.

"Anastasia adalah arwah dan batu itu jelas tidak ada manfaatnya untuk dia." jawab Dito. Suasana tampak tegang, ditambah Jevino mengeluarkan keris sakti milik leluhurnya. Bersiap mengibarkan bendera perang kepada Iblis itu!

"Dia sudah menyakiti Gerry dan sekarang Anastasia. Aku pikir aku tidak bisa menahannya sampai saat ini! lebih baik aku pergi menyerangnya ketimbang akan ada banyak korban! Bahkan,jika aku mati. Asal Iblis itu lenyap aku rela!" kata Jevino penuh amarah.

Mendengar amarah Jevino,rasa amarah milik Mandra pun bangkit. Pemuda itu mengeluarkan Pedang Pohon Trunyan yang sangat kuat melebihi baja dan lebih tajam daripada 1000 pisau. Ketika keduanya akan pergi, Terra segera menghalangi jalan mereka dengan merentangkan tangannya.

"GILA YA KALIAN?!" Teriak Terra.

"Terra minggir! Jangan halangi kami untuk memburu iblis itu!" perintah Jevino mengusir. Melihat Terra yang akan kewalahan,Dito sebagai yang tertua maju untuk membantu menghalangi.

"Kalian tidak tahu lokasi tepat iblis itu dan belum punya persiapan lebih. Apalagi, akan ada pertandingan di Bali. jika,kalian terluka. Apa yang harus aku jelaskan kepada perusahaan? Tentang Gerry saja aku berkata bahwa tangannya sedang cidera dan harus memalsukan dokumen kesehatan. Kalo kalian berdua yang terluka apalagi terbaring sama seperti Gerry dan Anastasia aku akan mengatakan apa? Bisakah kalian berdua berpikir lebih jauh dan terlibat emosi?" tanya Dito.

"Kak Dito benar, aku tahu ini sulit dan sangat menyakitkan bagi kalian berdua. Aku juga merasakannya,tetapi di saat seperti ini kita butuh kepala yang dingin. Bertindak gegabah hanya akan membuat korban di pihak kita. Ingat dia adalah Iblis,bukan hantu!" ucap Saturnus membenarkan perkataan Dito.

"Gimana kalo kita bawa keduanya ikut ke Bali?" usul Hendra dan langsung diberi tatapan sinis oleh Jevino, "Kamu mau Anastasia hilang? Arwahnya tidak bisa menyebrang karena adanya lautan!"

"Gerry pun tidak pernah akan bisa menginjakan kakinya di Pulau Seribu Dewa itu. Karena,leluhurnya dia dilarang untuk berada di sana." Kata Saturnus memberitahu.

"Meskipun ada aku,tetap saja tidak bisa bertanding secara normal. Kak, aku tidak akan ikut pertandingan di Bali." kata Terra memutuskan.

"Aku juga!" jawab sisanya.

"Aku lebih baik fokus pada mereka berdua dan menjaga keamanan." Kata Mandra final.

"Baiklah jika semua orang sudah memutuskan. Musim ini kalian akan melewatinya dan akan melanjutkan pada musim berikutnya. Aku akan mencari cara untuk berbicara dengan perusahaan." Kata Dito lalu pergi dari sana untuk menghubungi perusahaan.

***


Bisik-bisikan perihal berita Tim ICYC tidak ikut lomba di Bali masih dapat terdengar jelas oleh para anggota tim itu sendiri. Terra,Saturnus,Hendra,Jevino dan Mandra yang ada di sana masih terus melanjutkan makan siang.

"Cepat habiskan makan siang kalian dan kembali ke kelas masing-masing." Kata Saturnus.

"Gue sekarang tahu kenapa alesan Gerry hiatus!" kata seseorang yang suaranya sengaja dikeraskan untuk memprovokasi emosi para anggota.

"Dia udah tahu soal tim nya yang gak ikut makannya malu dia. Pertandingan pelatihan mereka kan kalah sama tim sebelah makannya gak berani maju!" imbuhnya.

Jevino mengepalkan tangannya dan dia dengan segera melempar botol air ke seorang siswa yang mana adalah si provokator tersebut. Jevino lantas segera maju dan memukulnya bertubi-tubi.

"PERCUMA LO SEKOLAH TAPI SUKA NGEHASUT ORANG! DARIPADA LO NGEHASUT MENDING GUE RUSAK AJA SEKALIAN MULUT LO!!" marah Jevino. Semua orang tampak berkumpul dan merekam aksi ini.

Melihat si provokator diserang Jevino, temannya tidak terima dan ikut maju hingga seperti mengeroyok Jevino. Mandra yang sudah tidak tahan emosinya segera maju dan menghadapi mereka semua.

Saturnus dan beberapa siswa lain mencoba memisahkan Jevino dan berhasil. Tetapi,tidak dengan Mandra yang masih terus bergulat dan saling memukul dengan si provokator.

"LO PIKIR KARENA LO KAPTEN ICYC LO HEBAT DAN SEMPURNA? LO SALAH NDRA! LO BAKAL ABIS! TIM ICYC YANG KAGAK GUNA BESERTA ISINYA BAKAL ABIS!!" katanya terus memprovokasi emosi Mandra. Di saat yang bersamaan guru dan kepala sekolah datang karena mendapat laporan perkelahian di kantin.

Sora yang sudah melihat bahwa Mandra seperti akan membunuh siswa itu, dengan segera menarik Mandra menjauh dari tubuh siswa bermulut jahat itu. namun,bukan keberhasilan yang ia dapat. Sora justru terlempar dengan keras oleh Mandra yang memakai sedikit kekuatannya.

Tubuh Sora terlempar hingga membentur tembok dan hebatnya gadis itu tidak merasa kesakitan. Sekana-akan tidak terjadi apa-apa padanya padahal tembok retak karena benturan. Melihat Sora yang terlempar, Mandra berhenti dan dia sadar bahwa dia telah menyakiti Sora karena emosinya.

"Hebat ya kalian! Berani-beraninya berkelahi di sekolah yang suci ini!" kata Kepala Sekolah marah.

"Jevino, Mandra dan kalian bertiga! Lupa dengan peraturan skeolah ini?! dilarang berkelahi!!"

"Pak,jika ada yang mau disalahkan. Salahkan mereka bertiga yang telah memprovokasi emosi Mandra dan Jevino. Jika, mereka bertiga tidak membicarakan hal yang buruk dan membuat tersinggung. Mandra dan Jevino tidak akan sampai seperti ini. semua orang di kantin adalah saksisnya. Harap bapak menyelesaikan masalah ini dengan adil!" pinta Sora.

"Nak Sora, bapak pasti adil. Siapa yang salah dia akan mendapatkan hukuman. Tapi,nak Sora gapapa? Tadi kebentur tembok katanya?"

"Gapapa pak, saya baik-baik saja. bapak selesaikan masalah mereka dulu dan tentukan sanksi yang harus didapat." Kata Sora.

**

Sora tampak mengobati tangan Mandra secara pribadi. Pemuda ini terluka lebih banyak daripada Jevino secara fisik akibat pertengkaran tadi.

"Bagaimana kamu tahu cara mengobati luka? Kamu kan bukan anak PMR?" tanya Mandra kebingungan. Sora yang sedang membersihkan luka dengan kapas steril yang dicampur alkohol tersenyum. "Aku mempelajarinya dari kakak kedua, dia adalah ketua PMR saat SMP dulu. Aku juga belajar banyak obat herbal dari dia."

"Tanganmu ini sangat penting bagi seorang atlet e-sports seperti kamu. Jangan melukainya, karena tangan ini adalah untuk mencari nafkah dan menolong orang." Imbuh Sora.

"Oh ya, aku tidak bermaksud ikut campur, tetapi dari matamu ada sorot bayangan dimana kamu merasa sedih dan punya banyak masalah. Jika,kamu mau cerita. Silahkan! Aku adalah pendengar dan wadah cerita yang baik. Siapa tahu meringankan beban. Mandra apakah kamu baik-baik saja? katakan padaku jika tidak baik-baik saja. jangan memendamnya sendiri."

Perkataan Sora ini sukses membuat air mata Mandra mengalir turun. Untuk pertama kalinya,Mandra menangis dihadapan gadis yang bukan keluarganya dan untuk kedua kalinya dia menangis setelah sekian lama tak menangis.


Seperti Mimpi | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang