09

60 8 0
                                    

Be smart readers dengan vote dan tinggalkan jejak yaa 💚💚

.

,

,

.






"Hari ini kita akan melakukan evaluasi untuk renang. Saya beri 10 menit untuk berganti baju!" kata guru olahraga kepada para siswa yang terdiri dari 2 kelas. Salah satu dari kelas yang ada ada kelasnya Sora.

Ketika semua orang pergi untuk bersiap,hanya tinggal Sora yang diam mematung. Tatapannya kosong dan tak ada harapan hidup. Dengan kondisi yang seperti itu,Sora mulai maju perlahan menuju kolam renang.

"Jika aku mati, semua akan beres dan tak akan ada yang bisa menjadi wadah Iblis ini. Jika aku mati,keluarga Hazegawa akan terbebas dari kedukaan serta keputusasaan yang ada." batin Sora dengan bertekad bahwa dia harus mati. Dia salahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi di Keluarga Hazegawa.

Dengan secepat kilat dia ceburkan dirinya ke dasar kolam. Air mulai merasuki paru-parunya dan ketika dia akan kehilangan kesadaran. Tubuhnya seakan tertarik ke atas dan akhirnya terlempar keluar dari kolam. Seketika Sora memuntahkan air yang ada di dalam perutnya dan ketika akan kembali menyentuh air kolam. Tubuh Sora serasa disengat oleh listrik.

Sora menatap kolam dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan ketika ia menatap pantulan dirinya di air. Pantulan itu berubah menjadi Sora dengan mata yang hitam serta aura yang mencekam. Ini adalah sosok iblis yang berdiam di dalam tubuh gadis itu selama ini.

"Kamu kira kamu bisa mati?! Sora kamu tidak akan pernah bisa mati selama aku masih ada di dalam tubuhmu! Apapun yang kamu lakukan untuk mendapatkan kematian jangan pernah berharap bisa berhasil!"

Di ruang ganti pria, Mandra dan Hendra saling menoleh mendapati aura yang begitu kuat dan hawa iblis yang muncul. Mereka tutup pintu loker dengan tergesa-gesa dan berlari keluar. Saat mereka keluar,Sora sudah ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan dengan tubuh yang basah kuyup dengan dikelilingi beberapa hantu kecil yang tidak menganggu. Mereka saling bingung dan bertanya satu sama lain atas apa yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi pada gadis ini?!" tanya Hendra khawatir kepada para hantu itu.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi, ketika kami datang hanya terlihat pembatas alam yang begitu mencekam dan aura iblis yang begitu kuat. Tak lama pembatas itu hilang dan gadis ini terkapar tidak sadarkan diri." Jelas salah satu hantu dengan pakaian seragam sekolah.

Niat hati ingin menggendong Sora yang tak sadarkan diri pun harus pupus karena Mandra yang telah mendahuluinya. Hendra hanya terdiam melihat Sora yang dibawa Mandra menjauh darinya. Kedua telapak tangan Hendra langsung mengepal hingga wajahnya tampak memerah karena menahan amarah.

Di ruang UKS. Sora dikelilingi oleh Tim ICYC kecuali Dito. Mereka semua mencoba menganalisa apa yang telah terjadi pada Sora. Semua orang tampak cukup khawatir apalagi Mandra.

"Iblis itu telah mengincar Sora, benar-benar tidak disangka!"

"Sepertinya Sora sudah diincar semenjak kejadian toilet itu bukan?" tebak Saturnus.

"Gadis ini tidak bersalah, tidak seharusnya dia diincar." Sahut Terra merasa sedih.

"Gerry,Anastasia dan juga gadis ini telah jadi korban. Iblis ini sungguh tak akan pernah berhenti sebelum dia mendapatkan apa yang dia mau!" kata Jevino lirih.

"Antarkan dia pulang, kedua kakak nya tidak masuk hari ini!" perintah Mandra dingin lalu keluar untuk meminta bantuan kepada pihak sekolah.

***



Beberapa pasang mata milik para pelayan kediaman Hazegawa tampak melebar karena tak percaya. Di siang hari bolong ketika membuka pintu, mereka melihat nona muda dalam gendongan seorang pemuda yang berseragam sama seperti Sora.

"NONA MUDA!!" teriak Kepala Kediaman terkejut dan dengan cepat mempersilahkan ketiga pemuda itu untuk masuk menaruh Sora di kamarnya.

"Cepat siapkan obat Nona Muda dan kontrol ekspresi wajah kalian agar orang luar tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kedua Tuan Muda sedang tidak dirumah dan kita semua harus menjaga rahasia keluarga ini. kalian mengetri?!" perintah Kepala Pelayan.

"Ya!" jawab semua pelayan dan mereka langsung membubarkan diri untuk segera melaksanakan tugas masing-masing.

Obat Sora dengan cepat diantarkan ke dalam kamar dan dengan samar bau bunga Mawar tercium di hidung Hendra. Dia menghentikan para pelayan dan menghalangi jalan masuk untuk bertanya obat apa yang mereka bawa itu.

"Mohon maaf, ini adalah obat dari Nona Sora." Jawab salah satu pelayan dibelakang.

"Kenapa obatnya berbau mawar dan harus ditutupi?" tanya Mandra heran.

"Ini adalah resep rahasia dari keluarga Hazegawa. Mohon para Tuan Muda untuk tidak bertanya lanjut dan menyusahkan kami!"

Keduanya tidak bergeming dan tetap keras kepala untuk memeriksa obat itu, ketika tangan Jevino akan membuka kain yang menutup mangkuk. Kepala Pelayan datang dan menghentikan mereka.

"Mohon maaf sekali saya harus mengatakan ini. Saya mohon untuk lekas kembali ke sekolah karena supir mobil sekolah telah menunggu kalian. Mari sini saya tunjukan jalannya!" ucap Kepala Pelayan.

Ketiganya saling menoleh dan hanya menghela nafas pasrah,tidak baik untuk terus bertanya dan menyusahkan semua orang disini. Ketiganya keluar dari kediaman Hazegawa dan pintu tertutup untuk mereka semua.

"Hawa disini terasa aneh, bukan aku saja bukan yang merasakannya?" tanya Jevino.

"Benar, hawa nya sangat kuat. Tidak begitu buruk,juga tidak begitu baik. Sulit untuk menjelaskannya lewat kata-kata." Kata Hendra setuju dengan Jevino.

Mandra menoleh, melihat seluruh kediaman Hazegawa dengan mata batinnya. Pagar rumah disini penuh dengan warna sampai tidak bisa dikenali satu-satu. Dalam hidup dan perjalanan menjadi seorang anak indigo dan Shaman. Dia tidak pernah melihat rumah dengan pagar dan hawa yang tidak bisa dijelaskan.

Seperti Mimpi | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang