16

68 6 3
                                    

Tinggalkan jejak yaa demi mendukung penulis! 💚

.

.

.


"Gerry serang!"

"Ka Jevino,bisa tidak pelan-pelan?! Sial! tidak ada Kak Mandra aku jadi harus seperti ini deh!"

"Eh Mandra kemana omong-omong? Aku ti-"

"Kak Saturnus, ada kitab keluarga mu tidak?" tanya Mandra yang muncul secara tiba-tiba di hadapan Saturnus yang akan berbalik badan.

"ASTAGFIRULLAH MAMAK! Ndra bisa kagak jangan muncul kayak hantu? Anastasia yang hantu aja enggak tiba-tiba muncul kayak gini. Bisa mati muda aku!" Protes Saturnus.

"Maaf nih maaf, tapi sekarang aku butuh semua kitab dari keluarga kalian masing-masing. Bisa tidak pinjamkan kepadaku?"

"Kitab keluarga? ambil saja di ruang bawah tanah, kami menaruhnya di sana semua termasuk milikmu." Kata Dito dan disetujui oleh semua orang.

Mandra mengangguk dan dia pergi ke arah bawah tanah sembari diikuti Anastasia. Sementara itu,Hendra yang ada di depan komputer menyunggingkan senyumnya.

"Kak Dito, jadi kan nanti Sora datang ke markas untuk ikut bermain?!" tanya Gerry pada Dito yang sedang sibuk memasak.

"Tentu saja, dia akan datang! untuk apa aku memasak enak jika tidak ada tamu datang?" tanya balik Dito pada Gerry.

"Gerry, apakah kita suruh saja Kak Sora untuk datang setiap hari agar Kak Dito masak? Jika,Kak Sora untung kita juga bisa untuk makan masakan Kak Dito ya kan?" tanya Terra berbisik mulai mengajak Gerry untuk bekerja sama.

"Terra, kamu pikir telinga ku tidak mendengar meskipun kamu berbisik?!" tanya Dito dari arah dapur.

"Terra, telinga Kak Dito sudah bagai kelinci. Jadi,jangan macam –macam an mengajak ku untuk bekerja sama dalam hal makanan. Aku remaja yang polos!"

Terra mendorong kursi nya agak menjauh dan memberi ekspresi kesal pada Gerry, "Dasar penakut!" ejek Terra pada Gerry dan yang diejek pun hanya bisa menyengir.


Di ruang bawah tanah yang tersegel dengan pagar ghaib. Mandra membukanya dengan mudah sembari diikuti oleh Anastasia yang gabut alias tidak ada kerjaan.

"Berkali-kali masuk ke dalam ruangan ini,kenapa kali ini hawanya berbeda?" tanya Anastasia heran.

"Berbeda bagaimana? Bukankah sama saja?"

"Rasanya lebih horor dan asing. Menakutkan!"

"Ck, seumur hidup ini aku baru tahu ada hantu takut hantu! Jika pun ada pocong,kuntilanak atau mbak jeroan pun tidak akan masalah! Tapi, hantu standar mana yang bodoh mau menembus ruangan ini jika bukan kau?" tanya Mandra balik.

"Mandra, kau benar-benar tidak merasakannya ya? Hawa ruangan ini telah berubah!" Kata Anastasia sekali lagi berkeluh kesah karena merasakan hawa ruangan yang sudah berganti.

"Berubah atau tidak, aku tetap akan membaca seluruh kitab keluarga milik para anggota! Jika,kamu tidak berani, keluar saja!" usir Mandra. Anastasia mengerucutkan bibirnya kesal namun tetap tidak keluar dan memilih duduk di sebuah kursi.

Mandra sibuk mencari kitab keluarga Hendra yang sedari tadi masih tidak ketemu. Diantara kitab keluarga yang lain hanya milik pemuda itu saja yang masih tidak dapat ditemukan dan belum dibaca sama sekali oleh Mandra.

Karena,bosan Anastasia mengambil sebuah buku yang ada di bawah kakinya dan membaca buku itu. Ada sebuah lambang Garuda di sampul kulit itu. Mengetahui Garuda adalah lambang keluarga Hendra,Anastasia segera membukanya.

Seperti Mimpi | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang