08

57 5 0
                                    

Please vote first 💚!

.

.





Semua anggota Tim ICYC termasuk Dito sang pelatih sekaligus manajer datang ke UKS untuk melihat kondisi Mandra.

"Pengurangan poin 100 kali lebih baik daripada skorsing." Ucap Dito saat memasuki ruang UKS.

"Kalian berdua sudah beruntung ada Nona Sora yang membela dan semua orang mau jadi saksi. Kalian sedang diatas puncak dan pasti ada saja yang tidak suka. Menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar hanya akan berakibat buruk terhadap tim dan perusahaan. Mandra kamu seorang leader dari tim ini. Bagaimana bisa kamu memakai jalan seperti ini?" tanya Dito menegur. Ucap Dito menegur.

"Aku juga kalau jadi Mandra akan seperti itu juga. Siapa yang tidak emosi dan marah ketika diprovokasi seperti itu? Semua orang bisa menjadi saksi jika diminta." Kata Sora.

"Meskipun kamu berkata seperti ini, tetap saja tidak bisa membantu kita semua. Kesalahan satu orang dalam tim akan menjadi kesalahan semua orang termasuk perusahaan yang menaungi kami." Sahut Saturnus.

Tiba-tiba pintu UKS kembali dibuka secara lebar, terlihat Tori yang memasuki ruang kesehatan tanpa membaca situasi yang ada di sana. "Sora lihat ini lihat videomu menjadi trending di internet!" katanya dalam Bahasa Jepang.

"Kakak!" tegur Sora,bermaksud menyuruh sang kakak untuk melihat siapa saja yang ada di ruang uks. Tori memandang semua orang yang ada di sana dan suasana menjadi canggung. "Baiklah maafkan aku, tapi kalian harus melihat semua komentar dari netizen." Kata Tori sembari memberikan tabletnya kepada Dito.

Semua orang seketika mendekat ke Dito, mencoba melihat video dan komentar dari para netizen. "Wah semua orang langsung membela tim kita! Ini gila!" kata Terra tak percaya bahwa keadaan sudah terbalik dengan begitu cepat sekarang.

"Hei kau jangan senang dulu ya!! Kau kan yang mendorong adik ku? Terlempar begitu keras sampai tembok retak! Kamu pikir aku akan diam saja?!" marah Tori tiba-tiba. Sora mengguncang lengan kakaknya dan berbisik untuk berhenti berulah di sini.

"Sora biarkan kakakmu ini membalas dendam atas rasa sakit yang ada di tubuhmu!"kata Tori dalam Bahasa Jepang,Sora membulatkan matanya tak percaya. Mandra sudah terluka mau ditambah luka apalagi oleh Tori.

Melihat sang kakak menggulung lengan bajunya bersiap menghajar Mandra,Sora langsung mencubit pantat Tori sehingga pemuda itu berteriak kesakitan. Beberapa orang di sana berusaha menyembunyikan tawanya melihat Tori.

"Kak! Kalau aku bilang berhenti ya berhenti! Mandra sudah terluka sampai seperti ini dan kakak masih mau perhitungan dengannya gegara aku terlempar?! KAK JANGAN GILA!" teriak Sora diakhir kalimat. Dia langsung menarik Tori untuk keluar dari tempat ini.

"Berhenti!" cegah Dito pada Sora dan Tori yang tepat sekali berada di ambang pintu.

"Berhubung Gerry sedang istirahat maukah kamu bergabung menggantikannya selama 1 musim?" tawar Dito. Meskipun masih ada Terra yang bisa menggantikan tempat Gerrt tetap saja Tim tidak akan bisa berjalan. Satu musim bukanlah waktu yang sebentar untuk Terra, dia tidak bisa main selama satu musim karena harus fokus pada beberapa kasus menangani hantu.

Raut wajah Tori langsung berubah, "Maaf tapi aku tidak bisa melakukannya lagi."

"Kenapa kak? Bukankah kamu pemain top? Sebutanmu legenda dalam arena Omyonji kenapa tidak mau bergabung dengan mereka? ikut saja eoh?" tanya Sora.

"Sora kamu tahu keadaan keluarga kita, hal seperti ini harus dibahas dengan Kak Raiden. Aku tak bisa mengambil keputusan untuk ikut begitu saja." bisik Tori.

"Pemain Mid Lane yang begitu legenda di arena Omyonji dan semua server tau nickname Tokikun. Namun.mengapa hari ini tidak berani bergabung?" tanya Saturnus heran.

"Setiap negara punya peraturan dan setiap keluarga pun juga begitu." Jawab Tori lalu menarik Sora keluar dan pergi dari UKS.

"Bahkan sampai sekarang alasan jelas mengapa dia keluar dari tim legenda Jepang juga tidak ada yang tahu. Menolak banyak perusahaan besar karena sesuatu hal yang banyak orang bilang itu tidak jelas." Ucap Dito.

"Bukankah sayang sekali menyia-nyiakan kemampuan seperti itu? aku iri sekali padanya!" sahut Hendra.



***


Makan malam kali ini tampak berjalan seperti biasanya, sepi dan tidak hidup. Hanya suara kunyahan dari mulut Raiden dan Tori. Sora sedang membersihkan dirinya dia akan datang sebentar lagi.

"Kak, tim ICYC menawariku untuk bermain selama satu musim. Apakah kali ini aku boleh ikut?" tanya Tori, disaat yang bersamaan Sora telah datang dan dia memutuskan untuk mendengar dari luar. Memberi waktu untuk Tori berbicara dengan Kakak Tertua.

"Bukankah sudah aku katakan? Selagi masalah utama belum selesai baik kamu ataupun aku tidak akan melakukan kegiatan favorit kita. Tori,jangan bilang kamu lupa akan hal utama itu?"

"Aku bukan lupa, hanya saja apakah kita akan hidup seperti ini?! tertawa tidak boleh bahagia tidak boleh! kita seperti hidup dalam kedukaan!"

Brak!

"TORI!" bentak Raiden sembari menggebrak meja, membuat suasana makin menegang. Para pelayan kediaman yang ada diluar juga terlonjak karena terkejut.

"Jangan lupa bagaimana kedua orang tua kita meninggal akibat ketamakan para leluhur, juga bersekutu dengan iblis sehingga menyengsarakan seluruh keluarga beserta pelayan kediaman! Bahkan seumur hidup untuk berduka pun tidak cukup! dan apakah kamu lupa siapa diantara keturunan Hazegawa yang malah menanggung beban amat berat?"

"Sora,adik terakhir."

"Bagus kalau kamu masih ingat! Kita kembali ke Indonesia demi Sora, demi kehidupan Sora yang lebih baik. Bahkan, jika harus dibeli dengan nyawa. Aku Hazegawa Raiden siap memberikannya demi kehidupan adik perempuan yang lebih baik!"

Sora menggeser pintu dengan mata yang berkaca-kaca, "Apakah semua hidup kalian karena diriku?! Kenapa kalian harus hidup dalam keadaan berduka karena ku? Keputusan menjadi wadah iblis itu adalah keputusanku. Mengapa kalian yang harus menanggungnya begitu berat?!!"

Melihat Sora berkata, keduanya langsung berdiri. Mereka ketahuan membicarakan hal rahasia tepat di hadapan Sora. "Sora tidak seperti yang kamu kira ke-"

"Ayah,Ibu, Kak Anna dan seluruh kediaman Hazegawa di Jepang yang tewas ditanganku. Aku yang seharusnya menanggung beban kesalahan itu, MENGAPA KALIAN YANG HARUS MENANGGUNGNYA??!" tanya Sora dengan berteriak histeris lalu berlari meninggalkan ruang makan. Masuk ke dalam kamar dan mengunci semuanya dari dalam.

Mematikan lampu dan meringkuk di sudut ruangan sembari menangis.

Seperti Mimpi | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang