10

57 5 0
                                    

Lets vote first!

,

,

,






Suara teriakan kesakitan terdengar jelas dari kediaman Sora. Semua orang berkumpul di depan kamar Sora yang banyak ditempel kertas jimat berwarna kuning. Seluruh tulisan merah yang ada di atas jimat tampak menyala-nyala sesekali.

"KALIAN PIKIR KALIAN BISA MENAHANKU HANYA DENGAN RITUAL KECIL INI?!! HAHAHAH KALIAN SALAH! KALIAN SALAH!!!"" teriak Sora dari dalam dengan diiringi tawa jahat lalu dilanjutkan suara yang meronta kesakitan.

Tori tak sanggup membendung lagi air matanya. Suara teriakan dari Sora begitu menyayat hatinya. Adiknya yang begitu cantik dan juga sehangat matahari kini harus menahan rasa sakit di dalam tubuhnya demi kebaikan dunia ini.

Suara teriakan dari dalam tampak mereda seiringnya kertas jimat itu terbakar habis. Ritual penyegelan telah selesai dilakukan dan berhasil pada akhirnya. Semua orang lekas berdiri lalu berjalan menuju aula utama untuk mendengarkan arahan kepala keluarga lebih lanjut.

"Ritual penyegelan telah selesai dilaksanakan. Tetapi,ritual ini tak menjamin akan menahan Iblis itu lama di dalam. Secepatnya kita harus mencari shaman dari Indonesia yang mumpuni dalam membasmi iblis." Kata Raiden.

"Anda benar Tuan Muda, kita harus segera menemukan cara untuk membasmi Iblis ini. Ah dan saya ingat harus melaporkan sesuatu hal yang penting mengenai Nona Sora."

"Ada apa dengan Sora?"

"Hari ini dia diantar oleh ketiga teman sekolahnya dan dua diantaranya mencurigai obat yang biasanya diberikan kepada Nona Sora kala mulai kehilangan kendali diri."

"Siapa ketiganya?" tanya Tori penasaran.

"Kalau tidak salah namanya Mandra,Hendra dan juga Jevino. Mandra dan Hendra lah yang curiga dengan obat Nona bahkan hampir dibuka!" sahut pelayan wanita yang ada di sisi Kepala Pelayan.

Tori dan Raiden saling menoleh karena mereka merasa tak asing dengan ketiga nama yang telah disebutkan tadi. Tori maju selangkah dan memberi saran pada sang kakak.

"Kita tak bisa membiarkan mereka tahu Kak, kita suruh orang untuk membunuh mereka bagaimana?" tawar Tori. Raiden menggeleng pertanda ia tidak mau membahayakan nyawa orang lain bahkan sampai mengambilnya.

"Undang dia dan tim nya untuk makan malam sebagai tanda terima kasih!" perintah Raiden dan ditaati oleh semua orang. Raiden keluar dari aula utama dengan diikuti Tori yang protes karena perintah sang kakak untuk mengundang mereka semua kemari.

"Kakak bukankah ini malah membahayakan bagi kita dan seluruh kediaman? Bagaimana kakak bisa mengambil tindakan berbahaya seperti ini?!" protes Tori pada Raiden.

"Kakakmu ini tidak bodoh Tori! Selain mengucapkan terima kasih juga akan ada peringatan dibalik undangan itu. Kau yang akan menangani jamuan ini,segera bersiaplah! Jangan kecewakan tamu kita. Keluarga Hazegawa tidak boleh membuat tamu kecewa." Perintah Raiden dan diangguki oleh Tori. Pemuda itu lantas kembali ke ruang utama untuk segera mengatur jamuan makan malam.

 Pemuda itu lantas kembali ke ruang utama untuk segera mengatur jamuan makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti Mimpi | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang