EPILOG

156 9 7
                                    


5 tahun kemudian...


Rumah kediaman Hazegawa tampak dihias sedemikian rupa. Raiden,Tori dan anggota ICYC yang tersisa menyambut para tamu di depan gerbang kediaman.

Pernikahan Hendra dan Sora telah diputuskan oleh Raiden. Sora harus bangkit dari masa lalu dengan hidup bersama Hendra.

Hendra tampak tampan dengan balutan kimono pernikahan yang dibuat khusus untuknya dan dia tak sabar untuk menikah dengan Sora. Sedangkan di kamar Sora, dia tampak tersenyum di cermin.

"Nona anda sangat cantik hari ini!" puji Xia sang pelayan.

Sora tersenyum, "Tentu saja, ini hari pernikahanku. Pengantin mana yang tak bahagia di hari pernikahan?"

"Tentu saja anda harus bahagia selepas semua hal buruk mengerikan itu!"

"Make Up ini tahan air kan?"

"Aman! Nona tidak perlu khawatir! Saya akan menyanggul rambut anda sekarang!"

"Tidak perlu, biar aku saja!" tolak Sora. Ia langsung menggelung rambutnya secara sederhana dengan tusuk rambut bunga Sakura yang Mandra berikan untuknya.

"T-Tapi Nona, tu-"

"Berhentilah mengomel, pergi untuk kembalikan ini pada Hendra. Dia akan mengerti maksudku." Kata Sora mengembalikan tusuk rambut Wisteria. Xia mematuhi perintah Sora dan pergi bersama pelayan. Membiarkan Sora berdiam diri di dalam ruangan.

Dalam pantulan cermin,Sora tampak berdiri dan dia melepas satu-persatu pakaian kimono yang berat dan hanya menyisakan pakaian kimono biasa

Dia menggeser pintu kamarnya dan keluar dengan perlahan Tak ada satupun pelayan yang ada di sekitar kediaman karena mereka semua berkumpul di aula utama yang memang luas dan besar. Setiap langkah yang Sora ambil, dia teringat semua ucapan orang-orang yang dia sayang. Mulai dari orang tuanya hingga Mandra.

Dia sampai di danau taman di kediaman Raiden.

Dia pandang langit cerah dengan senyuman lebar dan mata yang berkaca-kaca.

"Dewi Amaterasu, izinkan saya membantu menepati janji dan sumpah yang pemuda itu buat untukku." Pinta nya sembari menyatukan telapak tangannya dan menghadap kepada Matahari.

"Kumara Mandra Satriya, aku disini datang untuk menemuimu dan bangun dari kehidupan yang seperti mimpi ini. kamu telah berjanji dan bersumpah bukan waktu itu? kali ini aku akan membantumu menemui sumpah itu. Apakah kamu senang??"

"Kumara Mandra Satriya, bersediakah kamu menerima Hazegawa Sora sebagai istrimu? Dewi Amaterasu akan menjadi saksinya. Jika, kamu diam saja maka aku menyimpulkan bahwa kamu menerimanya." Lirih Sora dengan mata yang sembab karena menangis bahagia.

"Dewi, kisah kami seperti mimpi buruk. Biarkan kami bangun dari kehidupan ini dan menghadapi kenyataan yang indah bersama."

"Dewi, jika ada kehidupan berikutnya. Biarkan kami bersama seperti layaknya Angsa."

"Dewi Amaterasu, izinkan aku kembali ke pangkuanmu!" ucap Sora terakhir lalu menyeburkan diri ke dalam danau. Membiarkannya tenggelam dalam air yang dingin dengan cahaya matahari yang menyinari.

Xia menemukan tubuh Sora yang mengambang dan dia langsung bersujud untuk menghormati Sora. Keinginan Sora telah tercapai yaitu pergi menemui Mandra di surga. Dia menangis dalam bersujud dan mengundang semua orang termasuk Hendra untuk datang.

Sekarang dia mengerti, apa maksud Sora mengembalikan tusuk rambut pemberiannya. Dia telah menolak Hendra dan seumur hidup hanya menerima Mandra seorang. Raiden dan Tori jatuh tersimpuh dan mereka tak percaya bahwa Sora memilih pergi menemui Mandra daripada harus hidup dan menikah dengan Hendra.

"Baiklah kalau ini keinginanmu. Aku akan menerimanya..aku akan menerima fakta bahwa Mandra memang takdirmu. Bukan aku, Sora sekarang kamu sudah bahagia karena mencapai keinginan menikah dengan Mandra bukan? baiklah!"

"Selamat atas pernikahamu! Aku ikut bahagia!" ucap Hendra sembari menangis.

"Selamat atas pernikahamu! Aku ikut bahagia!" ucap Hendra sembari menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap kehidupan yang kita jalani, tak lain hanyalah seperti mimpi.

Entah mimpi buruk atau mimpi indah.

Semua akan menjadi nyata saat kita telah terbangun dari kematian. Kematian sendiri tidak pernah bisa manusia prediksi. Semua orang memiliki waktu masing-masing.

concern how their story ends, they had their own happy ending.
they made it themselves

-

END

.

.

Thanks For Your Love for Seperti Mimpi💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seperti Mimpi | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang