Chapter 08

563 87 8
                                    

Dalam waktu lebih dari dua minggu, Wang Yibo sudah terbiasa tinggal bersama Xiao Zhan.

Dia terbiasa mendengar suaranya di pagi hari. Dia terbiasa dengan hal terakhir yang dia dengar di malam hari adalah suara Xiao Zhan. Dia menyukai hal ketika dia bangun, dia menemukan Xiao Zhan menjulang di atasnya, seolah-olah pria itu telah menunggunya untuk bangun. (Kau telah memanjakanku, Bo-di. Dulu aku bisa hidup sendirian untuk–hanya–Tuhan–yang–tahu–berapa–lama.) Dia tidak pernah melewatkan jam makan, karena makanan adalah salah satu hal terbesar yang Xiao Zhan suka bicarakan, terutama makanan ringan dan biskuit, bahwa ada hari-hari di mana dia secara acak mengingat nama makanan ringan yang dengan penuh semangat dia minta Yibo untuk membelikannya. Dia akan menghabiskan beberapa menit hanya untuk menatap kemasan itu dengan kagum, lalu tersenyum lebar (Ah, aku mungkin sering makan ini. Untuk beberapa alasan, aku hanya tahu bahwa aku menyukainya.)

Sejak saat itu, Yibo akan selalu membeli barang-barang kecil yang dia pikir akan disukai Zhan-ge — tas kecil keripik, merk biskuit acak, barang-barang sialan bertema kucing — hanya untuk menerima setiap reaksinya. Suatu hari Yibo membawa pulang sekaleng kopi yang membuat mata Xiao Zhan melebar kegirangan. Itu adalah "Aku tahu merk itu", dan "Starbucks adalah kafe, kan? Aku pikir aku dulu seorang pria Starbucks", dan tawa khasnya yang selalu membuat dada penari itu hangat. Melihatnya begitu bahagia karena bisa mengingat hal-hal kecil dalam hidupnya membuat isi hati Yibo menjadi lengket. Itu membuatnya ingin terus melakukannya, sampai dia bisa mengeluarkan setiap tawa gembira dan bahagia dari Xiao Zhan.

Suatu malam, bukan makanan yang memicu ingatan Xiao Zhan. Sebaliknya, itu adalah lagu yang Yibo latih untuk salah satu kelasnya. Mereka telah mengembangkan rutinitas di mana setiap kali Yibo perlu berkonsentrasi, dia akan membiarkan televisi atau laptop menyala untuk mengalihkan perhatian Xiao Zhan dan mencegahnya mengganggu Yibo. Mereka sampai pada pemahaman bahwa jika Yibo tidak melakukan ini, dia tidak akan bisa berlatih dan mempraktekkannya sama sekali, dan itu akan membuatnya menjadi guru yang buruk.

Dia sedang menonton koreografi ketika tiba-tiba, Zhan-ge berada di sampingnya, membuatnya berteriak kaget.

"Oi. Aku sudah bilang–"

"Apakah itu Growl EXO?"

Yibo mengedipkan matanya, tertegun, "Ya. Kelasku memilih ini untuk penampilan mereka jadi sekarang, aku harus mempelajarinya." Dia memiringkan kepalanya saat dia melihat Zhan-ge asyik dengan video yang diputar di ponselnya. Tiba-tiba, hantu itu tertawa, menutupi wajahnya. Dia mengeluarkan erangan panjang. Itu membuat Yibo mengkhawatirkannya.

"Apa. Apakah kau baik-baik saja? Jika Zhan-ge tidak menyukai ini, aku bisa pergi keluar untuk berlatih."

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya, akhirnya melepaskan tangannya dari wajahnya, "Tidak, tidak. Hanya saja. Ya Tuhan." Dia tertawa gugup dengan nada tinggi, "Aku adalah penggemarnya. Ya Tuhan. Aku ingat menjadi penggemar mereka." Dia kemudian menutupi wajahnya lagi, "Ya Tuhan, Bo-di, kurasa aku benar-benar gay untuk Sehun."

Ini benar-benar membuat Yibo terdiam. Saat keheningan meregang, Xiao Zhan tiba-tiba berdiri tegak dan berlari kembali ke sofa, sangat jelas kalau kebingungan. Butuh beberapa detik lagi sebelum penari itu akhirnya memproses apa yang baru saja Xiao Zhan katakan, merasakan telinganya memanas. Dia melihat ponselnya, memelototi pria Sehun itu, sesuatu berkobar di dadanya.

Sambil cemberut, dia tiba-tiba merasakan motivasi baru, ingin menendang koreo lagu ini. Dia tidak yakin mengapa dia tiba-tiba bersemangat untuk melakukan pekerjaan yang benar-benar bagus dan dia tidak membiarkan dirinya berpikir lebih jauh, dan langsung menyelami koreografinya.

Butuh satu jam sebelum Yibo menyadari bahwa Xiao Zhan tidak lagi menonton apa pun yang ada di TV. Sebaliknya, dia memperhatikan Yibo dengan seksama, keheranan terpancar jelas di matanya. Penari itu menyeringai puas pada hantu itu, membusungkan dadanya dengan bangga, "Apakah Zhan-ge berpikir kalau aku sangat keren?"

Whatever That Was (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang