"terkadang orang yang kita anggap sepesial adalah orang yang memberi luka terdalam."
Calle Aditama.
•
•
•...
Guru pelajaran Fisika masuk kedalam kelas, dan memulai pembelajarannya.
"Selamat pagi anak-anak,"salam pak jajak selaku guru Fisika.
"Pagii pak."balas semua murid.
Pak Jajak tidak sengaja melihat siswi yang menurutnya asing.
"Eh-eh kok di kelas kalian ada yang bukan manusia,"ujar pak Jajak, semua murid yang mendengar itu langsung menatap ke pak Jajak. "Itu, kok ada bidadari."sambung pak Jajak sambil menunjuk ke arah Calle, sontak membuat semua murid bersorak heboh.
"Udah-udah diem."perintah pak Jajak. "By the way, boleh minta nomor WhatsApp nya ga?." Tanya pak Jajak kepada Calle. Lagi dan lagi kelas IPA 2 itu kembali heboh.
"Astaghfirullah, pak Jajak yang ganteng--inget bini bapak di rumah pak,"sahut Alex.
"Kalo bisa 2 kenapa harus 1."jawab pak Jajak sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Tobat brother!"timpal Alex dengan cepat.
Pak Jajak tertawa melihat respon para muridnya."saya hanya berjanda,"ujar pak Jajak. "Eh bercanda maksudnya, biar ulangannya ga tegang-tegang banget."
Calle yang melihat itu hanya tersenyum kecil.
"Garing banget ni guru," Viona berbisik-bisik kepada Calle. Calle tertawa kecil mendengarnya.
"Yang ngomongin saya di belakang, semoga nilainya jelek."ucap pak Jajak sambil melihat ke arah Viona dan Calle.
Viona yang merasa di tatap seperti itu hanya tersenyum. 'cenayang' batinnya.
"Ya sudah anak-anak, sekarang kita mulai ulangannya, saya beri waktu 30 menit 50 soal."perintah pak Jajak.
"Pak, 50 menit dong."tawar Viona.
"Ya sudah 25 menit."balas pak Jajak.
"Eh enggak-enggak, 30 menit aja deh."timpal Viona dengan cepat.
Mereka semua sudah mendapatkan kertas ulangan masing-masing,dan mulai mengerjakan.
...
Mereka semua sudah mendapatkan kertas ulangan masing-masing, dan mulai mengerjakan.
"Susah banget sih,"gerutu Viona sambil membolak-balikkan kertas ulangan.
"Lebih susah cinta yang bertepuk sebelah tangan."sahut Alex dari belakang.
"Dih, lebih susahan cinta beda agama,"balas Viona.
"Shuttt, lebih susah cinta beda dunia, yang satu dunia Oren yang satu lagi dunia nyata, udah fiksi dapet gelar almarhum lagi,"timpal Calle ikut-ikutan.
BRAKK
Calle, Viona dan Alex terkejut mendengar suara itu.
"Astaghfirullah pak Jajak, hampir aja jantung Viona pindah ke lutut."ucap Viona sambil mengelus-elus dadanya.
"Kalian bertiga ini bukannya ngerjain tugas malah ngerumpi kayak emak-emak,"marah pak Jajak.
"Kan emang bakal jadi emak-emak."jawab Viona tanpa ragu.
"Itu si Alex bakal jadi emak-emak juga?"tujuk pak Jajak kepada Alex yang duduk di pojokan belakang Viona.
"Salah pak!,"Viona memotong dengan cepat "Alex lagi latihan supaya bisa ikut tim Warintil."
Alex langsung melotot mendengar itu, Alex kira Viona bakal membelanya. 'jangan berharap kepada yang tidak pasti' batin Alex.
"Ngadi-ngadii lo somplak,"protes Alex.
"Udah-udah, cepat kalian kerjain ulangannya, waktunya tinggal 15 menit lagi--liat tuh Calle dia sangat rajin,harusnya kalian menyontohnya."tutur pak Jajak.
Viona yang mendengar itu tersenyum lebar.
"Calle nyontoh dong,"ucap Viona.
"Heh! Apa-apaan kamu--kerjain sendiri, ga boleh menyontek!."papar Pak Jajak.
"Loh bukannya bapak tadi yang menyuruh untuk menyontoh Calle?."
"Contoh sikapnya bukan ulangannya, haduhhh Viona Lama-lama bisa kena serangan jantung saya ngajar kamu!."tutur pak Jajak sambil memijat pelipisnya.
"Ya maap pak."balas Viona sambil memasang wajah sok polosnya.
...
Kringgg
Kringgg
Bel istirahat SMA Saturnus berbunyi.
Empat orang memasuki kantin, dan langsung menjadi pusat perhatian para siswi-siswi.
Mereka berempat langsung duduk di pojokan.
"Hari ini yang tugas mesen Shaki,"ucap Zergan.
Shaki langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju penjual nasi goreng.
"Eh kalian udah ada yang dapet nomor anak baru kemarin belum?"tanya Varro.
"Viona aja belum dapet nomornya,"sahut Shaki yang baru datang dengan membawa nampan berisi nasi goreng.
"Zee lo tertarik ga sama anak baru itu?, dia cantik loh"tanya Zergan.
"Cewe cantik udah banyak--tapi cewe yang punya rasa malu itu dikit."jawab Zee.
"Akhlak mah bisa kita ubah Zee"balas Varro.
"Fisik juga bisa di ubah, tapi menurut gue fisik itu gak terlalu penting--yang penting itu akhlaknya dan dia punya rasa malu."tutur Zee panjang lebar.
"Iya juga sih, cewe zaman sekarang rela membuka aurat sama joget-joget di kamera demi terkenal,"sela Zergan.
"Emang yang kayak gitu enak di lihat sama para cowo, tapi tidak untuk di jadikan istri."tambah Shaki.
"Widih babang Shaki, ga nyangka gue lo bisa bijak gini"puji Varro bangga kepada Shaki.
"Shaki gituu loh"bangga Shaki pada diri sendiri.
...
Calle dan Viona kebingungan mencari bangku yang kosong. Hanya terdapat bangku kosong di sebelah Zee dan kawan-kawan.
"Duduk situ aja."ajak Viona sambil menarik tangan Calle.
Calle hanya mengikuti Viona saja.
Calle yang melihat dirinya menjadi pusat perhatian Zee dkk langsung berbisik kepada Viona "duh Vi kok malah milih tempat duduk di sini sih."
"Dari pada kita makan sambil berdiri--kan ga enak, malah kayak kambing."jawab Viona."udah-udah ayok makan."
Calle hanya pasrah, ada benarnya juga kata Viona tadi. Dia melirik ke arah Zee dkk ternyata Zee sedang menatap ke arahnya. Calle yang melihat itu langsung tersenyum, tetapi Zee malah menundukkan pandangannya.
Calle mengelak nafas panjang.
"Udah Le, kak Zee orangnya emang kayak gitu."ujar Viona yang sedari tadi memperhatikan Calle.
"I-iyaa deh."balas Calle malu,karna ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabula Ad Calle
أدب المراهقين"terlalu lama memendam pikiran,hingga lupa bagaimana caranya untuk bercerita"