Chapter 11

385 87 11
                                    

"Cheers..."

Chaeyoung mengangkat botol minumannya ke udara dan di ikuti oleh jeongyeon. Chaeyoung meneguk alkoholnya langsung dari botolnya sedangkan jeongyeon hanya memegang gelasnya dan tidak meminumnya.

Mereka berdua sekarang berada di atas balkon untuk bersantai dan mengobrol bersama.

"Kau tahu...bir adalah minuman terbaik di dunia yang membuat rasa lelahmu hilang hanya dalam hitungan detik. Kau juga harus minum..." chaeyoung bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada sahabatnya itu.

"Apa yang salah? Kau sudah memasang wajah suram mu itu sepanjang hari..."ucap chaeyoung sambil menepuk bahu jeongyeon.

"Tidak ada apa-apa..."bohong jeongyeon.

"Katakan saja..." jeongyeon menatap chaeyoung sekilas dan berpikir apa dia harus menceritakannya pada chaeyoung atau tidak.

"Aku tidak tahu...aku merasa ada sesuatu yang hilang..."jawab jeongyeon dengan jujur.

"Oh ayolah, ini pernikahan kakakmu dan bukannya adikmu. Biarkan aku mengatakan...."

"Jeong..." chaeyoung berhenti dan berbalik untuk melihat mina yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang mereka.

"Aku ingin bicara denganmu...secara pribadi..." ucap mina dengan wajah serius.

"Aku akan turun dan bicara lah dengannya..." chaeyoung berdiri dari tempat duduknya, dia melirik jeongyeon dan mina bergantian sebelum turun dari balkon.

Ketika chaeyoung menutup pintu, mina segera mendekati jeongyeon dan berdiri di hadapannya dengan wajah yang begitu gelisah.

"Ada yang salah jeong..."

"Apa yang terjadi?" tanya jeongyeon khawatir.

"Aku tidak tahu...aku hanya tidak bisa memahaminya tapi ada sesuatu yang salah. Aku sudah menghabiskan sepanjang hari bersama kyungwan. Dia adalah pria yang akan menikah denganku...aku seharusnya bersemangat dan bahagia tentang hal itu. Tapi anehnya aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari diriku. Aku tidak tahu, tapi itu sangat aneh..."mina menjelaskan dengan nada yang menggebu-gebu.

Dia berhenti sejenak untuk memperhatikan dan mencoba membaca perubahan ekspresi di wajah jeongyeon.

"B-bagaimana dengan harimu?" tanya mina dan berharap jika jeongyeon juga merasakan hal yang sama dengannya.

Jeongyeon membuka mulutnya untuk menjawab tapi segera menutupnya lagi. Dia memikirkan apa yang harus dia katakan pada mina.

Haruskah dia jujur dan mengatakan kalau dia juga merasakan hal yang sama seperti yang mina rasakan.

Apa dia harus menceritakan bagaimana dia selalu melihat mina seharian ini saat gadis itu pergi dengan kyungwan?

Tapi bagaimana jika semua itu akan mempengaruhi dan menghancurkan pernikahan kakaknya?

Jeongyeon menggelengkan kepalanya dan langsung memasang senyum palsunya saat menatap mina.

"Menyenangkan..."

"Apa kau bercanda?" tanya mina yang tidak mempercayai jawaban jeongyeon.

"Tidak, aku bersungguh-sungguh..." jeongyeon kembali memasang senyum palsunya.

"Mina, mungkin kau hanya bingung. Kakakku pasti akan membuatmu bahagia..." ucap jeongyeon meyakinkan mina.

"Janji?" ucap mina menatap dalam mata jeongyeon.

"Aku janji..." jeongyeon membeku ketika mina tiba-tiba menariknya dan memeluknya begitu erat.

"Kuharap...kau benar...." bisik mina sebelum menutup matanya lalu membenamkan wajahnya dileher jeongyeon dan dengan sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak keluar.

My Brother Bride (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang