"Hal kecil, diperbesar, lalu menjadi sebuah masalah."
Suasana suntuk tengah melanda kelas Ethan Kalendra. 12 IPS 4. Sangat membosankan saat jamkos seperti ini. Bermain game sudah ia lakukan, menjahili teman sebangku sudah ia lakukan. Lalu, apalagi yang harus ia lakukan?
Padahal, beberapa jam lagi bel pulang berbunyi.
Kalau jamkos seperti ini, kenapa tidak dipulangkan saja?
Buang-buang napas saja!
Ethan melirik Jay yang sedang tidur dengan mulut sedikit terbuka.
Betapa jeleknya Jay saat ini.
Dengan malas, Ethan berdiri berjalan ke arah luar. Tapi Yumna--Wakil ketua kelasnya menginterupsinya.
"Than! Lo mau kemana?" Yumna menatap Ethan yang berada diambang pintu kelas.
Ethan melirik malas. "Kepo kek dora."
"Jangan keluar kelas. Nanti Eza yang kena imbasnya gara-gara lo," ungkap Yumna pada Ethan.
"Bacot anjir. Ketua kelas lo aja lagi sibuk sendiri, nah lo, jadi wakil aja belagu banget!"
Ethan melirik Eza yang sedang sibuk mabar game bersama si ompong.
Pada saat itu juga, Eza yang merasa namanya disebut, laki-laki itu menatap Ethan dan Yumna secara bersamaan. Bingung.
Terlebih lagi saat melihat Yumna. Bagaimana gadis itu melirik Eza dengan tajam.
Eza yang ditatap seperti itu oleh Yumna mengernyit bingung.
"Apaan sih anjir? Gue lagi sibuk, nih," ujar Eza masa bodo.
Lalu, Eza sibuk dengan si ompong dan dunianya lagi.
Yumna melotot marah pada Eza. "EZAA!!"
Ethan memasukan kedua tangannya, dengan bersiul ia berjalan ke luar kelas.
Tepat saat itu juga Yumna berteriak lagi.
Tapi kali ini memanggil nama..
"ETHAN!!!"
----
Aura mengutuki dirinya kala rasa kantuk menghampirinya. Karena Bu Yoyo sedari tadi berbicara panjang lebar. Gadis itu melirik kanan, kiri, dan belakangnya. Lalu terkekeh saat melihat wajah teman-temannya yang juga sepertinya sangat bosan.
Bu Yoyo itu tipe guru yang suka bercerita ngalor ngidul.
Bercerita tentang percintaannya beliau saat SMA.
Bercerita tentang sanak saudaranya.
Bercerita tentang bagaimana kacang hijau bisa menjadi toge.
Bercerita tentang kenapa nama beliau itu Yoyo?
Dan masih banyak hal lagi yang harusnya tidak usah diceritakan.
Persentase belajar hanya 20%, sedangkan bercerita 80%.
Aura menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya yang berada diatas meja.
Tidur adalah pilihan yang terbaik.
Belum ada 5 menit, Ghea--teman sebangkunya menoel lengan kanannya.
"Psst, Ra," ujar Ghea. Ia melirik Bu Yoyo yang masih asik berbicara lalu melirik Aura.
"Hm," gumam Aura dengan malas.
"Ra," panggil Ghea lagi.
Aura mendecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKKA
Teen FictionGENGSI IN PRIVACY, TOXIC IN PUBLIC! Rebels, geng yang berada dalam naungan Cakka. Dengan lambang tengkorak dan juga sayap. Dimata anak-anak SMA Tangkas dia adalah cowok kasar dan arogan karena hal yang tidak dia suka. Sikap kasarnya yang tak pandang...