DUA PULUH SATU

11.4K 727 75
                                    

Halo!!

Nih, yang minta aku UP. Tapi jangan lupa vote + komen nya ya!!

 Tapi jangan lupa vote + komen nya ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!!

Cakka membuka paksa pintu UKS dengan kakinya. Membuat penjaga UKS yang sedang tertidur itu langsung terbangun dari tidurnya saat siang hari.

"Duduk sini," ucap Cakka menunjuk sisi brankar. Gadis itu langsung menuruti perintah Cakka.

Kemudian, netra Nada menangkap Cakka berjalan menghampiri petugas UKS yang sedang berdiri dengan takut-takut.

"Salep," pinta Cakka.

"M–maksudnya?" Bisa Cakka lihat dari badge itu tertera nama Tera.

Cakka mendecak. "Pinjem salep.”

Tera baru tersadar dan merutuki kebodohannya. Tangannya segera membuka kotak berisi obat-obatan, digapainya benda itu lalu ia berikan pada Cakka.

"Ini Kak. Maaf tangan saya tremor," ucap Tera dengan sedikit gugup.

Cakka yang sudah berbalik arah itu, sedikit melirik ke arah adik kelasnya. "Did I ask you something?"

Raut wajah Tera berubah sangat kesal. Untungnya saja, Cakka sudah tidak ada ditempatnya. "Kurang ajar! Untung ganteng!" umpat Tera dengan kesal.

Nada meniup kulitnya yang terasa sakit dan perih. Untungnya saja, gelang pemberian Cakka tidak apa-apa.

Bagaimana rasanya disiram oleh milo panas? Dan didepan banyak orang. Jelas saja, Nada benar-benar malu. Tapi untungnya saja, Cakka menolongnya.

Catat dan garis bawahi, Cakka menolongnya!

"Sakit?" Suara berat sedikit serak milik Cakka sedikit mengangetkan nya.

Nada mendongak, kemudian tersenyum lembut. "Enggak. Kan ada kamu."

"Bego!" umpat Cakka seraya membubuhkan salep pada tangan Nada.

"Kamu ngatain aku?" Nada mengernyit bingung.

"Gini aja lo masih nanya," ucap Cakka sedikit kesal.

"Aku pinter tau. Pak James aja bilang kalo aku gak pernah masuk BK. Coba kamu, kata Pak James catatan kamu dibuku beliau merah semua!"

Cakka menekan luka ditangan Nada. Sampai-sampai, gadis itu meringis menahan perih.

"Sakit, Ka!!"

"Bisa diem gak, hm?"

Tanpa ragu, Nada mengangguk cepat. Ia merasa tekanan tangan Cakka pada lukanya mengendur.

Kemudian, pemuda itu meletakkan salep itu disamping Nada. Membuat Nada mengerti, bahwa ia harus melanjutkannya sendiri.

"Di siram pakai milo panas diem aja. Ditampar diem. Di kunciin di toilet diem. Lo gak bisa apa berontak dikit, hah?!" Cakka berteriak di UKS yang hanya di isi oleh mereka dan penjaga UKS yang kembali tidur.

CAKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang