EMPAT BELAS

13.2K 1K 82
                                    

Hollaaa!! Demi kalian aku up, niatnya mau up besok malem. Tapi ga jadi deh, dah kgn 🙆🏻‍♀️

•a/n: dicerita ini semua tokoh abu-abu. Kamu akan dibuat bingung, emosi, sedih, kesel, baper dan masih banyak lagi ekspresi yang bisa ditunjukkan oleh manusia. Semakin kamu survive, kamu akan nemuin hal-hal yang semoga aja belum kamu temuin dari cerita lain.

But, buat kamu yang berani baca cerita ini apalagi baca selagi on going aku kasih empat jempol.

----

Novel teenfiction membuat Lesca lupa akan lingkungannya. Ditambah kedua telinga disumpal oleh airpods miliknya yang sedang memutarkan lagu my everything by Ariana Grande.

Lesca tidak menyadari bahwasanya sedari tadi teman-temannya berlalu-lalang didepannya. Hanya karena ia terlalu fokus dengan apa yang ia baca dan apa yang ia dengar.

Gadis dengan rambut diikat satu itu melirik jam tangannya. Pukul 7.10.

"Nada kok belum nyampe sih? Biasanya dia yang paling duluan." Gumamnya pada diri sendiri.

Bughhh. Lesca mengumpat dalam hati pada siapa yang menyenggol mejanya.

"Sorry sorry." Di hadapannya ada Bernard. Teman sekelasnya.

Lesca menghiraukan ucapan Bernard sambil melepas airpods nya. Lantas, ia bingung pada teman-temannya.

Bersamaan dengan itu, Jeffan baru datang dengan tas hitamnya. Ia berjalan menghampiri Lesca dengan bingung.

Jeffan mengamati sekitarnya, "Hari ini lagi ada simulasi kebakaran? Mulai dari koridor kok rame banget." Ia menatap Lesca yang hanya diam.

"Gue gak tau, Jeff."

Kemudian, laki-laki tinggi dan tampan itu menatap ke sebelah bangku Lesca yang kosong. "Nada mana? Tumben belum dateng dia."

Lagi, lagi, Lesca menggeleng tidak tau.

Sadar masih ada Bernard yang masih terengah-engah dan sedang duduk dipinggiran meja.

"Lo dari mana, Ber? Abis nge-gym lo," Jeffan terkekeh kecil melihat seragam Bernard yang hampir basah kuyup. Padahal 'kan ini masih pagi.

"Dari toilet cewek. Tapi gak berani masuk."

"Ya iya 'lah gak berani masuk. Lagian 'kan yang lo maksud toilet cewek."

Bernard menunjuk ke arah luar. "Karena di toilet cewek, katanya ada mayat."

"Nggak usah bercanda lo, Ber. Garing tau gak," Lesca memutar bola matanya malas. Pasalnya, sebangsa Bernard itu sukanya kalau gak ngardus, ngibul.

"Gue serius kali ini, Lesca. Tapi katanya, sih." Ucap Bernard sambil minum air di tumblr-nya.

Jeffan terdiam. Pikirannya berkelana.

"Lo berdua hati-hati dijalan. Gue mau ke toilet, bye!" Nada balik badan, dan berlari ke arah toilet.

"Fuck! Nada!" Jeffan menggeram marah. Tanpa mengajak Lesca, laki-laki itu berlari keluar.

Lesca baru tersadar kala ada yang aneh. Mulai dari semalaman Nada tidak nimbrung di grup dia dan Jeffan. Dan saat ini, Nada belum juga datang ke kelas. Pra duganya membuat pikirannya kalut dengan cepat.

----

Dengan tangan bersidekap dada dan bersandar dipilar, Aura tersenyum menang. Dia berdiri tak jauh dari toilet dengan Ghea di sampingnya.

"Ra, lo gak takut?" Ghea menatap kerumunan di sana dengan takut.

Aura terkekeh, "Kenapa gue harus takut?"

"Ya secara lo 'kan abis ngelakuin hal jahat."

"Kalau gue jahat terus lo apa, kriminal?" Aura melirik Ghea dengan helaan napas.

Ghea terdiam. Raut wajah Ghea benar-benar langsung berubah.

Aura menengok, karena dirasa Ghea hanya diam. Kemudian ia terkekeh.

"Ghe, lo inget gak. Lo itu hampir bun--"

"Ra!" Ghea mencengkeram tangan Aura.

"Aw! Lepasin, sialan!"

Aura mengibaskan tangannya dari jangkauan Ghea, setelah berhasil terlepas; dengan raut wajah menahan amarah, Ghea berlalu meninggalkan Aura.

Gadis itu mengusap-usap tangannya yang merah.

"Gila tuh anak," gerutunya.

----

"Cakka!!" Gerald berteriak karena baru saja Cakka melewati dirinya, Orion dan Nial.

Gerald melirik adik kelas itu, "Thanks," ujarnya. Lantas, ia berlari mengejar Cakka. Sedangkan adik kelas itu mengangguk sambil tersenyum.

Tanpa mengajak Orion, Nial beranjak pergi dari sana.

"Bye, degem!! Lo cantik deh," Orion meninggalkan gadis itu dengan riang.

Tidak tahu saja, balasan gadis itu tersenyum, lalu setelah sadar; ia memasang wajah ingin muntah.

"Aish, shibal! Pada ngebut amat sih, larinya," ucap Orion dengan napas lelah.

Dugh!

"Shibal! Awas lo paijo!" Orion berteriak ke arah adik kelasnya, laki-laki.

Orion memarahi Paijo karena menabrak nya, padahal jelas-jelas Orion yang menabrak.

Terkejut, karena melihat kawasan koridor mulai ramai. Apalagi bel masuk belum berbunyi. Banyak wajah-wajah mereka yang bertanya-tanya, ada apa sebenarnya? Karena desas desus yang berkeliaran. Entah itu benar adanya, ataukah hanya kabar burung saja?

Ada yang tidak berani mendekat ke arah toilet tapi rasa ingin tahunya sangat kuat.

Ada yang tidak peduli dengan berita apapun.

Ada yang sudah biasa mendengar hal tentang pembullyan di sekolahnya.

Dan banyak hal lainnya.

Saat sampai di sana, Cakka melihat kerumunan manusia sedang memperhatikan gadis yang tergeletak dengan memunggungi pintu. Yang berarti wajah gadis itu tidak kelihatan.

"Minggir!!" Cakka mendorong orang-orang dengan seragam yang sama dengannya untuk memberi ia jalan untuk masuk.

Cewek-cewek pengagum Cakka garis keras langsung menyingkir.

Ganteng banget!!

Cakka selingkuhan gue.

Cakka gebetan gue.

Cakka pacar gue.

Cakka SUAMI gue.

Entah apa yang membuat Cakka ke sini. Yang jelas, ia juga penasaran seperti yang lainnya.

Usai sampai didepan gadis itu, Cakka berjongkok.

Tangannya terulur menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah gadis itu.

"Nara..." Tangan Cakka yang berada dipipi Nada bergetar karena kaget. Wajahnya berubah sendu dan takut secara bersamaan.

Cakka menyelipkan tangan dipaha bawah dan juga dipinggang. Menggendong Nada dengan bridal style. Ia berdiri dengan air muka panik. Laki-laki itu keluar dari toilet dengan langkah tergesa. Bahkan, cewek-cewek pengagum Cakka garis keras langsung teriak karena rasa iri tapi so sweet.

Bagaikan seorang penyelamat, Cakka melangkah di koridor seorang diri. Menggendong seseorang yang begitu berarti dihatinya.

Di sela langkahnya, Cakka menatap wajah Nada yang sangat pucat.

"Bertahan, Nar."

----

Spoiler next part:

"I'm yours, Cakka." [Aku milikmu, Cakka]

CAKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang