DUA PULUH DUA

11.5K 701 37
                                    

Halo


Be a wise, ya.

Bagi para anggota Rebels tempat berteduh selain rumah adalah Markas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi para anggota Rebels tempat berteduh selain rumah adalah Markas. MarBels––Markas Rebels adalah tempat bernaung mereka semua. Rumah bertingkat tiga, yang didalamnya banyak beberapa furniture mahal. Bahkan harganya sampai berjuta-juta.

Rebels hanya beranggotakan 60 orang. Jika dihitung menggunakan jari banyak. Jika dilihat oleh mata, bagi Cakka sedikit tapi lebih dari cukup. Daripada banyak anggota, tapi dirinya tidak becus becus jadi Ketua, buat apa??

Keseluruhan dari 60 orang itu aktif. Mereka bukan hanya sekadar geng perusuh. Mereka adalah generasi-generasi muda, yang tangguh dan bertanggung jawab.

Di antara mereka semua, memang sudah hukum alam. Jika Gerald: Wakil [Tangan Kanan]. Orion: Sayap Kanan [Inti Rebels]. Nial: Sayap Kiri [Inti Rebels].

Dan, dipimpin oleh Cakka Gibran Mahatma. Laki-laki dengan kalung rantai yang selalu tersemat dilehernya.

Sosoknya yang disegani oleh siswa maupun siswi SMA Tangkas, membuat laki-laki itu semakin berkuasa.

"Bang, lo ada saldo shopeepay gak?" Ryan mendekati Orion yang sedang duduk bersandar sambil menonton animasi kartun kuda poni dari DVD.

Btw, Ryan anggota Rebels. Adik kelas 10. Dia paling sopan.

Karena merasa terganggu lagi menonton, tanpa melirik Ryan. Orion memberikan ponselnya pada Ryan.

"Pinjem boleh, Bang?" tanya Ryan dengan mata berbinar.

Orion berdehem sebagai jawaban.

Ryan langsung lari ngibrit ke kamarnya. Hendak menghabiskan saldo milik Bang Orion.
Benarkan sopan? Saking sopan nya, ada niat terselubung. Menguras saldo milik Orion.

"Masih aja nonton beginian," ledek Nial. Laki-laki baru saja dari luar, habis merokok. Memang, Cakka melarang merokok di dalam ruangan karena akan menimbulkan bau asap.

"Galak banget dia kek singa. Gue pegang remot aja langsung dipelototin, njir." Gerald yang memang sudah sedari tadi di sini. Bahkan, ia juga tahu kalau Ryan membawa ponsel Orion.

Gerald berpikir, tumben banget Orion mau minjemin hp. Mana gunain saldo lagi.

"Muka sama badan boleh sangar, hati tetep kuda poni kiyowo." sahut Orion dengan gemas.

Nial membiarkan Orion sibuk dengan dunianya sendiri. Padahal, bisa saja nanti kolor kuda poni milik Orion ia ambil lagi. Di jual kan lumayan.

"Ger, lo gak kesel sama Ethan? Paku dia sebar dijalan," ucap Nial.

"Gak bisa dipercaya lawan dia mah. Yang ada curang kayak bocah SD," balas Gerald.

"Tapi gue pengen bales dendam ke dia. Sumpah demi apapun, sialan!" Nial tersenyum miring. "Apa gue kerjain aja motornya dia?"

CAKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang