LARGAS || 06

1.4K 139 7
                                    



06. Kebenaran

Kenapa saya harus lahir? Kenapa saya harus terbuat dari sebuah kesalahan?

Brenda Zefanya.

Setelah mengantar Brenda pulang, Largas memilih untuk membeli martabak manis kesukaan Bundanya, ada alasan lain juga, Largas akan menyogok Bunda supaya tidak marah perihal semalam.

Bunda marah besar, saat ia pulang hampir jam satu, itu karena sang pacar Brenda meminta untuk menemaninya di rumah. Mengingat Mama Brenda yang akhir-akhir ini katanya jarang pulang, jadinya Largas mau-maa saja menemani Brenda di rumah sampai gadis itu tertidur.

Namun semalam, mereka menonton film seru sampai tidak ingat waktu, dan berujung Largas pulang malam, sialnya Bunda Alisya tahu jika Largas pulang malam, dan jadilah Bunda Alisya marah dengan cara mendiaminya sampai saat ini.

"Makasih, Bang," ucap Largas pada penjual martabak di pinggir jalan itu.
"Sama-sama, Mas." Largas mengangguk, kemudian berjalan menghampiri motor yang terparkir tidak jauh dari tempatnya. Setelah semuanya aman, Largas segera melajukan motor dengan kecepan sedang.

Langit sore terlihat sangat cerah, kendaraan di jalan pun semakin ramai, mungkin mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, karena kemarin-kemarin hujan.

Langit sore terlihat sangat cerah, kendaraan di jalan pun semakin ramai, mungkin mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, karena kemarin-kemarin hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak butuh waktu lama, Largas telah sampai di depan rumah dengan halaman lumayan luas itu, dia turun dari atas motor. Kemudian melepas helm dan mengambil martabak setelahnya dia berjalan masuk ke dalam rumah.

Beberapa mahkluk di rumah, menjawab salam dari Largas, namun matanya tetap fokus ke arah televisi. Di ruang tv bukan hanya ada Bunda tapi ada Papa beserta kedua adiknya.

"Agas sini," panggil Papa Glen dengan tatapan teduh, segeralah Largas menghampiri Papah Glen yang duduknya bersebelahan dengan Bunda Alisya.

Jadilah sekarang Largas berada di tengah-tengah Bunda dan Papa, satu adik lelaki yang usianya terpaut dua tahun dengannya malah meledek dengan senyuman tengil. Largas langsung menatap Galih dengan tatapan tajam.

"Ceritain perihal semalam, Bunda sampe ikut-ikutan diemin Papa," titah Papa Glen menyenggol lengan Largas. Cowok itu menoleh ke arah Bunda Alisya yang masih terfokus pada layar televisi di depan.

Largas mengambil satu bungkus martabak dari meja, lalu menaruhnya ke pangkuan Bunda Alisya. "Apa itu, Bang?" tanya Hana dengan mata mengerjap lucu.

LARGAS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang