LARGAS || 28

1.9K 85 0
                                    

28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28. Hari Terakhir

"Enggak Raf, aku gak mau ngecewain Largas lagi," tolak Derai lalu menjauhkan tubuhnya dari Rafael, sampai membuat cowok itu mendengkus kesal dan kembali menarik pinggang Derai agar kembali menempel dengan tubuhnya. Rafael langsung membelai wajah Derai yang dihiasi dengan make up tipis, dia sudah siap dan tinggal menunggu Largas datang menjemputnya. Rencananya malam ini Largas mengajaknya dinner, dan Derai tidak ingin mengecewakan Largas. Apalagi tadi di telepon Largas berucap ingin menghabiskan waktunya bareng Derai, karena besok mereka akan berpisah. Maksudnya Largas akan kembali ke negri tempat dia berkuliah.

"Gaakan gue biarin," bisik Rafael di telinga Derai, sampai membuat Derai tersentak dan refleks mendorong dada Rafael kasar.

"Rafa please! Udah cukup! Selama ini aku selalu turutin kemauan kamu, supaya hubungan aku sama Largas gak hancur di tangan kamu! Tapi tolong sekali ini aja, aku gak mau buat Largas kecewa!" hardik Derai sambil menatap tajam Rafael, selama ini hidup Derai tidak tenang saat berjauhan dengan Largas.

Rafael selalu mencari kesempatan besar padanya, dia selalu mengancam Derai akan memberitahu Largas bahwa Derai sering ke club malam, dan sering digoda oleh pria hidung belang. Lebih parahnya, Rafael menyimpan banyak bukti Video, jika begini Derai tidak bisa apa-apa selain menuruti keinginan Rafael.

"Ga-" ucapan Rafael terpotong saat suara ketukan pintu terdengar, Derai segera berlari dari kamarnya meninggalkan Rafael yang tampak geram, Derai langsung membuka pintu. Di sana terdapat Ibu Qila, dari raut wajahnya wanita paruh baya itu kebingungan saat melihat Derai gelisah.

"Largas udah nungguin tuh di depan," kata Bunda dan semakin membuat jantung Derai berpacu lebih kencang.

"Ada apa, Rai? Ada siapa di kamar kamu?" tanya Ibu menatap curiga ke arah Derai, refleks Derai menggeleng cepat tapi raut tegangnya semakin terlihat jelas. Ia sudah memaki Rafael karena cowok itu tiba-tiba saja masuk melalui jendela kamarnya, Rafael gila!

"Eng-enggak ada, Bu," kilah Derai gugup.

"Aku ke Largas dulu," tambah Derai kemudian berlari terbirit-birit menuju pintu depan rumah.

"Gas," panggil Derai sedikit berlari menghampiri Largas. Largas tersenyum tipis melihat penampilan Derai, sangat cantik dengan dress putih panjang apalagi dipadukan dengan make up tipis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LARGAS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang