LARGAS || 22

1.1K 93 14
                                    


22. Kenyataan Pahit


Mungkin semesta tidak mengizinkannya untuk bahagia.

Diahlstr__

Perempuan itu berdiri sambil berpegangan erat pada pembatas jembatan gantung, pandangan matanya tertuju pada air sungai yang mengalir dengan derasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu berdiri sambil berpegangan erat pada pembatas jembatan gantung, pandangan matanya tertuju pada air sungai yang mengalir dengan derasnya. Daun-daun terlihat berguguran dan berjatuhan ke sungai. Semilar angin, mulai menerpa rambut yang dibiarkan tergerai itu.

Setetes demi setetes cairan bening mulai jatuh dari pelupuk mata, perempuan itu menangis karena sudah lelah dengan kisah hidupnya. Sangat menyakitkan, tidak ada yang istimewa. Hidupnya telah hancur dan tidak bisa lagi diperbaiki, bahkan sekarang dia sudah tidak percaya lagi dengan kebaikan seseorang.

Tidak ada manusia yang baik di dunia ini, semuanya pernah melakukan kesalahan, seperti Tuhan menciptakan manusia ada kelebihannya dan ada kekurangnnya. Tidak ada yang sempurna.

"Brenda." Panggilan itu tidak membuat dia menoleh, dadanya bergemuruh hebat. Marah, kesal, sedih semuanya menjadi campur aduk.

"Maafin, Mama," lirihnya, namun bukannya Brenda senang karena wanita itu meminta maaf padanya, malahan kini Brenda semakin marah. Mengapa setelah hidupnya hancur dia baru meminta maaf?

"Buat apa lo minta maaf?" tanya Brenda tanpa mengalihkan pandangannya ke bawah.

"Lo senengkan udah buat hidup gue hancur?" lanjut Brenda dengan suara bergetar, bayangan-bayangan menyakitkan itu semakin terekam jelas di otaknya. Kejadian satu minggu lalu, saat Mike membujuknya untuk ikut, ternyata itu hanya sebuah omong kosong.

Zelin, wanita yang telah melahirkan Brenda kembali menjualnya pada pria itu. Selama satu minggu, Brenda di tahan di gubuk itu lagi. Sudah mencoba melarikan diri, tetapi Mike selalu saja menemukan keberadaan Brenda.

"Mama minta maaf, Mama menyesal," lirih Zelin dengan air mata yang sudah berderai.

"Gue liat diluaran sana, seorang ibu memperlakukan anaknya dengan sangat istimewa. Tapi lo! LO MALAH BIKIN ANAKNYA HANCUR! LO GAK PANTES DI SEBUT IBU, TAPI LO IBLIS, IBLIS BERKEDOK MANUSIA! GUE BENCI SAMA LO! LO JAHAT! DEMI UANG LO JUAL ANAKNYA SENDIRI!" jerit Brenda berbalik dan mendorong Zelin sampai terjatuh.

"LO GAK INGET WAKTU DULU UDAH HANCURIN RUMAH TANGGA ORANG! DAN SEKARANG LO HANCURIN ANAKNYA SENDIRI! EMANG GAK PUNYA OTAK LO, BIADAB! GUE BENCI SAMA LO!" Brenda terus berteriak melampiaskan semua amarahnya, setelah puas dia terduduk di jembatan itu sambil sesenggukan. Sedangkan Zelin mulai mendekat, berniat mendekap tubuh Brenda tapi sebelum itu, Brenda sudah lebih dulu mendorong kedua bahu Zelin hingga Zelin kembali terduduk.

LARGAS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang