Perasaan

275 53 10
                                    

Jieun merasa ada yang aneh dengan Doyoung selama satu Minggu terakhir ini. Entah perasaan Jieun saja, atau memang Doyoung menjaga jarak dengannya?

Seingat Jieun, hubungan Jieun dan Doyoung satu bulan terakhir ini sudah menjadi lebih akrab dan lebih dekat. Doyoung juga sering terlibat dengan aktivitas - aktivitas Jieun.

Lalu mengapa tiba-tiba Doyoung seperti menjaga jarak dengan Jieun?

Contohnya kemarin! Saat Jieun sedang menggoreng beberapa Frozen food di dapur, Doyoung muncul sembari membawa gelas. Kalau itu Doyoung yang biasanya, dia akan menghampiri Jieun, bertanya sedang apa? Lalu duduk disana, walau hanya sekedar menonton saja.

Tapi kemarin tidak seperti itu! Doyoung hanya melirik Jieun, mengisi gelas dengan air dingin, lalu kembali ke kamarnya.

Bahkan menyapa Jieun pun tidak!

Ada lagi, saat Jieun tidak sengaja bertemu Doyoung di kampus. Jieun memang jarang lewat fakultas Ilkom, tapi hari itu ia sedang berjalan santai lewat sana. Siapa tau bertemu Doyoung pikirnya?

Dan ternyata benar!

Ada Doyoung disana, tepatnya di taman—sedang berbincang dengan teman-temannya. Karena Jieun memang hanya lewat dan posisinya tidak persis lewat di hadapan Doyoung, jadi tidak ada alasan khusus Jieun harus menyapa Doyoung.

Jieun hanya melihat Doyoung, berharap pria itu merasakan tatapannya walau dari jarak yang cukup jauh.

Dan ternyata benar! Doyoung menoleh ke arah Jieun. Mata mereka bertemu.

Jieun tersenyum sembari melambai, Doyoung juga tersenyum. Tapi tidak membalas lambaian tangan Jieun.

Kalau memang itu Doyoung yang biasanya, minimal ia pasti memanggil nama Jieun! Maksimal dia akan menghampiri Jieun.

Jieun merasa aneh dengan sifat Doyoung seminggu terakhir ini. Apa iya Doyoung berubah? Atau justru Doyoung kembali ke sifat awalnya, saat pertama kali bertemu Jieun?

Apa hanya Jieun yang merasa hubungan keduanya menjadi lebih dekat?

Fikiran-fikiran cemas dan rasa ingin tahu menghantui Jieun seminggu ini. Ia terus merasa penasaran tapi tidak tau harus berbuat apa?

Jieun keluar dari kamarnya, ia memutuskan untuk menghampiri Abang didalam kamarnya.

"Bangggg" panggil Jieun

"Silahkan keluar" sahut Abang dari dalam kamar

Jieun langsung membuka pintu kamar yang memang tidak dikunci. Artinya Abang sudah bangun dan sudah keluar kamar, makannya pintu kamarnya tidak dikunci.

"Disuruh keluar malah masuk. Nilai Bahasa Indonesia nya berapa sih?" Tanya Abang dengan nada bercanda

Tapi ekspresi Jieun tidak ada senang-senangnya sama sekali.

Jieun berjalan dengan wajah ditekuk.

"abanggg..." Rengek Jieun

Seungyoun menyadari keadaan adiknya yang sedang tidak baik-baik saja, ia langsung bangkit dari posisi tidurnya.

"Kenapa?" Tanyanya, tangannya mengisyaratkan Jieun untuk duduk di dekatnya

Jieun langsung duduk di samping Abangnya

"Bang lo kemaren atau kapan gitu, abis interogasi Bang Doyoung ya? Soal jaket?" Tanya Jieun serius

"Yailahhhh!! Gue kira ada permasalahan hidup apa sampe lo ngerengek kaya tadi"

"Gue serius bang!"

"Gue juga serius! Pertanyaan lo itu gak banget untuk ditanyakan pagi-pagi ke kamar gue, dengan wajah yang super melas kaya tadi"

My Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang