Kedatangan Vano

192 5 0
                                    

"maafkan saya om, saya janji akan bertanggung jawab dan segera menikahi Reina", ucap Varel
"TIDAK, tidak bisa, saya tidak merestui kalian", ucap ayah Revine penuh amarah
"Ayah, aku mohon ini semua semua salahku yang lengah menjaga adek, tolong restui mereka hikss... Aku mohon yah..", ucap Revine yang berlutut memegang tangan ayahnya dan kepalanya bertumpu ti lututnya untuk membujuk ayahnya itu.

"Pak. Restui saja Reina dia(Varel) juga mau bertanggung jawab apa salahnya", ucap ibu Revine menggenggam tangan Reina yang terisak tangisannya itu
"BUK! Lihatlah anak itu sudah kelewatan batas, bahkan dia yang melakukan kesalahan yang sangat fatal tapi Revine yang minta maaf", ucap ayahnya

"Ayah!, Adek bukannya tidak mau minta maaf tapi dia takut kepada ayah, jika ayah terus saja marah dan keras kepala menolak hubungan mereka", ucap Revine
"Tetap ayah tidak akan merestui hubungan kalian, sebelum Revine menikah lebih dulu", ucap ayah Revine

"Ayah!! Ini tidak ada hubungannya, adek juga perlu bahagia yah", ucap Revine
"Jelas ada, ayah tahu kau sangat menyayangi adekmu itu, kau bahkan beralasan kuliah agar kau bisa menjaga adekmu itu, ayah tahu!", Ucap ayah yang tidak menyadari air matanya menetes menjeda ucapannya itu.

"Ayah tahu nak, ayah tahu segalanya tentang kalian, Reina yang ingin bekerja karena ingin membelikan rumah istana untuk kita tinggali, dan kamu yang tidak mau menikah muda karena ingin menjaga adikmu lebih lama, ayah tahu, ayah hanya ingin kalian bahagia bersama tetapi tidak dengan cara seperti ini", ucap ayah sendu

Reina dan Revine berdiri dan langsung memeluk ayahnya itu. Dengan kepala yang ada di ceruk leher ayahnya kiri dan kanan Reina dan Revine menangis sesegukan.

"Maafkan aku yah hiksss.. ma...maaf", ucap Reina yang tidak sanggup berkata kata
"Ma..maafkan aku juga yah hiikss...", Ucap Revine

Ayah Revine mengelus pundak Revine dan Reina. Lalu Reina duduk di sebelah Varel. Reina yang duduk ketempatnya semula di samping ibunya itu.Tidak lama kemudian terdengar suara di depan rumah Revine dan Reina.
"Permisi", ucap lelaki itu
"Biar ibu aja pak", ucap ibu Revine

"Maaf siapa yah?", Ucap ibu Revine
"Saya Vano Bu, Revine nya ada?", Ucap vano
"Emm ada, masuk aja", ucap ibu Revine yang mempersilahkan masuk

"Pak Vano/Vano!!!", Ucap Revine dan Reina secara barengan
"Loh kalian kenal", ucap ibu Revine

Vano langsung menyalami semua yang ada di ruang tamu.
"Maaf mengganggu waktunya sebentar om", ucap Vano yang menjeda ucapannya
"Kedatangan saya kesini ingin melamar anak om yang bernama Revine Ghea Cantika", ucap 
"APA!?!?", Ucap Revine yang menganga apa yang di ucapkan Vano

"Jika di perbolehkan 2 hari lagi saya akan membawa keluarga besar saya kesini untuk melamar putri om", ucap Vano
"VANO!", Ucap Revine yang langsung berdiri lalu melangkah ke arah Vano dan menarik tangan Vano menyeretnya ke luar rumah

Setelah di luar rumah pertanyaan Revine bertubi tubi ke vano.
"Van, gila kamu gila, tiba tiba muncul di rumah aku, tiba tiba ngomongin lamaran ke orang tua aku, dan kamu kok bisa kesini?", Ucap Revine
"Udah?", Ucap Vano [shit gemes banget sih]
"He em", ucap Revine

"Jadi aku ke sini karena Reina sebelumnya chat ke aku kalau dia kemungkinan akan resign karena dia hamil, dan dia cerita kalau dia mau balik kampung kerumahnya karena mau mempertemukan keluarganya dan keluarga Varel, lalu aku kesini serius untuk nikahin kamu, aku kesini juga kebetulan barengan sama keluarga Varel yang nemuin keluarga kamu, untuk bisa tahu atau engganya rumah kamu itu rahasia", ucap Vano panjang lebar menjelaskan kepada Revine

" Sejak kapan aku setuju dengan menikahi kamu", ucap Revine
"Emangnya kamu ngga mau?", ucap Vano
"Nggak, nggak akan pernah", ucap Revine
"Oke, kita lihat nanti", ucap Vano

Setelah perdebatan dua sejoli itu merekapun masuk ke dalam rumah untuk menjelaskan kesalahan pahaman tadi. Tetapi saat hendak duduk seketika hatinya goyah lagi karena melihat Reina dan Varel yang saling berpegangan tangan seolah olah saling menguatkan satu sama lain.

"Yah, emm... sebenarnya dia itu pacar aku", ucap Revine menatap Vano sebentar
"Kakak", ucap Reina yang melotot menatap Revine tetapi tatapan Revine seolah oleh mengatakan [tidak papa]

"Bagus dong, kita Adain acara lamarannya 5 hari lagi kalau gitu, karena kalian dari Jakarta jadi harus lebih siap dari pihak kalian untuk membawa rombongan ke sini", ucap ayah Revine

Disitu Vano menatap mata Revine lekat yang menyiratkan bahwa begitu besar rasa sayangnya kepada adeknya itu. Setelah semua keluarganya berbincang bincang untuk memperkenalkan diri lebih jauh dan membicarakan soal lamaran dan pernikahan kedua putrinya itu akhirnya keluarga Varel dan Vano pulang, namun tidak dengan Revine dan Reina.

"Yah, maafin Reina ya", ucap Reina yang berkali kali dia ucapkan
"Bu maafin Reina", ucap Reina lagi
"Yah Bu, maafin Revine juga", ucap Revine

"Emm tidak papa nduk, udah jangan minta maaf terus Hem", tangan ayah Revine menangkup pipi kanan Revine dan tangan kirinya menangkup pipi kiri Reina lalu mereka berpelukan lagi.
"Ibu ngga di ajak?", Ucap ibu Revine
"Aaa buuuu", ucap Revine dan Reina melepaskan pelukan dari ayahnya lalu memeluk sang ibu.

Cup

Cup

"Anak gadisku udah gede", ucap ibu Revine yang mengecup pucuk kepala kedua anaknya itu.
"Sekarang tidur yah", ucap ibu Revine
"Ngga mau mau sama ibu", ucap Reina manja
"Yaudah, pak tolong ambilin spring bed yang lebar di kamar belakang", ucap ibu Revine

Setelah meletakkan spring bed di depan ruang keluarga tepat depan tv mereka bertiga tidur bersama saling memeluk dengan ayah Revine yang tidur di sofa yang tersenyum melihat putrinya itu.





Bersambung






Jangan lupa vote!!!?














Maaf readers mungkin part selanjutnya aku skip acara lamarannya dan langsung ke acara setelah pernikahan agar cepat selesai karena saya bosan dengan cerita ini, pengen tamatin aja. Gk tahu bosen aja.

Blue for love [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang