Film 17+

711 5 0
                                    

"Iyah yah, disini cuma ada aku sama Revine, ada juga bibi pembantu saya yang sudah merawat saya dari semenjak saya bayi sebelum ibu saya meninggal", ucap Vano
"Em gitu, kalau kamu Varel habis itu ngapain?", Ucap ayah Revine
"Aku akan nerusin perusahaan papa yah, mungkin juga mendirikan restoran di sekitar sini", ucap Varel

"Yah ini ada buah melon ayah makan ya", ucap Reina berjalan meletakkan melon yang sudah potong tadi di atas meja.
"Sini Reina, buk Vine kalian kesini bentar", ucap ayah
"Iyah yah" ucap Revine berjalan menuju ke sofa dan di ikuti oleh ibunya.

"Ada apa yah?", Ucap Revine
"Nduk kan kamu udah lulus sebaiknya kamu bicarain sama suami kamu tentang rencana dan tujuan hidup kamu, lebih terbuka lagi sama suami kamu, kami tidak ingin menuntut untuk kamu hamil duluan atau apapun itu, kami juga tidak ingin ikut campur masalah kalian, asal kamu bahagia kami sudah sangat senang, Hem?", Ucap ayah Revine

"Iyah yah Revine paham, terimakasih yah", ucap Revine memegang tangan ayahnya.
"Dan kamu Reina kamu jangan terlalu manja kasihan suamimu, apalagi suamimu yang harus bekerja, kamu akan menjadi seorang ibu, kamu juga harus tegas, Hem", ucap ayah Revine kepada Reina

"Iyah ayah, aku ngga akan manja sama mas Varel, aku janji ngga akan nyusahin mas Varel hikss", ucap Reina berkaca kaca
"Gk papa bawaan bumil sensitif", ucap ibu Revine

"Dan untuk kalian berdua jangan hanya taunya kerja doang, kalian juga punya istri jangan sampai cucu cucuku nanti kekurangan kasih sayang seorang ayah, jaga mata, jaga hati, masalah rumah tangga akan muncul tiba tiba entah dari orang ketiga, faktor keuangan, faktor anak, itu akan momok bagi kalian jadi kalian harus saling berkomunikasi setiap hari walaupun itu hal kecil sekalipun, apabila kalian sudah tidak mencintai mereka tolong kembalikan mereka kepadaku seperti aku menyerahkan mereka, kalian mengerti?, Ucap ayah Vano

"Iyah kami mengerti ayah", ucap Vano
"Hiks AYAHHHH", ucap Reina sesegukan memeluk ayahnya tak kuasa mendengarkan kata kata cinta pertamanya itu.

"Udah Reina", ucap ibu Revine menenangkan Reina
"Kalau gitu kami pamit pulang, dan Varel nanti hati hati bawa mobilnya", ucap ayah Revine yang sudah berdiri mau pulang namun Reina semakin memeluk ayahnya seolah enggan berpisah

"AYAHHHH", ucap Revine yang tak sanggup menahan air matanya langsung memeluk ayahnya.
"Yah jangan pulang hiks", suara Reina sesegukan di pelukan sang ayah.
"Hei kenapa anak anakku jadi cengeng begini haha", ucap ayah Revine yang terkekeh lalu menangkup pipi kiri dan kanan Revine dan Reina

"Udah yah, ayah pulang dulu sama ibumu", ucap ayah Revine menghapus air mata putri putrinya
"Ibuuu", ucap Revine Reina memeluk sang ibu.
"Udah udah, nanti pas Reina mau lahiran kabarin ibu yah, dan kamu Revine kalau kamu hamil jangan lupa juga kabarin ibu haha", ucap ibu yang mengalihkan suasana

Setelah itu akhirnya mereka semua pulang ke rumah masing masing tinggalah Revine dan Vano.

"Mas nanti jam 7 ke mall yah, mau beli belanja bulanan", ucap Revine
"Iyah, Vine kamu mandi duluan aja", ucap Vano
"Iyah", ucap Revine berjalan menuju kamar mandi

Jam 7 malam pun tiba, Vano dan Revine bersiap untuk berangkat ke mall yang biasanya ia membeli belanja bulanan di sana.

"Beras udah, minyak udah, ........udah keknya udah semua, mas aku tinggal dulu bentar mau ke toilet", ucap Revine
"Iyah", ucap ucap Vano

Selang beberapa menit akhirnya Revine kembali. Tapi tidak menemukan Vano dia berjalan ke arah kasir dan dia melihat Vano yang mengeluarkan dompet untuk membayar.

"Ternyata disini mas, udah mas yaudah langsung pulang aja mas nanti kemaleman", ucap Revine

Setelah sampai rumah akhirnya Revine menaruh keresek besar di meja dapur dan kresek yang sedang yang berisi chiki chikian itu di bawah kekamarnya.

"Mas, kita begadang yuk nonton film gitu", ucap Revine yang menaruh kresek itu di atas kasur lalu mengambil laptopnya.
"Kamu ngga capek?", Ucap Vano
"Engga kok kita bisa bergadang kalau bisa ya mas", ucap Revine
"Iyah boleh", ucap Vano

"Mas, mas kenapa sih kok dari tadi Iyah, Iyah aku salah yah?", Ucap Revine
"Engga Vine, gk papa udah ah katanya mau nonton", ucap Vano
"Oh Iyah hehe"

Setelah 1 jam menonton film sambil bersandar di kepala ranjang dan berpelukan. Vano tiba tiba ingin buang air kecil.

"Bentar Vine, aku ke kamar mandi bentar", ucap Vano melepas pelukannya
"Ah Iyah mas", ucap Revine melihat punggung Vano yang menghilang dibalik pintu kamar mandi.

"Oh Iyah kan punya cemilan, hampir lupa", Revine mengeluarkan cemilannya itu satu tapi ada kresek kecil yang juga ikut tertarik.
"Loh ini apa", ucap Revine membuka kresek tersebut.
"Oh mas Vano nyetok obat, eh bentar apa ini", ucap Revine yang melihat kotak merah dan sepertinya bukan obat. Revine yang penasaran membuka bungkusan kotak merah tersebut.

"Shiiittt", ucap Revine yang tahu itu adalah kontrasepsi
"Vine?", Ucap Vano di depan kamar mandi
"Hah", ucap Revine yang terkejut tanpa sadar bungkus kotak itu terlempar dan menyembunyikan isi kotak tersebut di belakangnya.

"Ada apa?", Ucap Vano berjalan ke arah ranjang
"Anu mas, ini film filmnya ngaggetin", ucap Revine sudah tremor berkeringat dingin.
"Apa itu ditangan kamu?", Ucap Vano yang melihat tangan Revine yang ada di belakang
"A.a.anu mas Chiki yahh Chiki", ucap Revine

Vano yang melihat kegugupan Revine itu mengerutkan dahi lalu matanya tertuju pada bungkus kotak merah di ujung ranjang yang sudah terbuka. Vano terkekeh melihat tingkah Revine.

"Kamu sudah tahu?", Ucap Vano
"Maaas kapan beli itu?", Ucap Revine
"Pas kamu ketoilet", ucap Vano berjalan menuju ranjang menutup laptopnya menaruh di meja dekat
"Kenapa mas beli gituan?", Ucap Revine kepada Vano yang menaiki ranjang dengan tatapan lapar
"Disekolah kan sudah diajari, kalau itu buat pengaman", ucap Vano

"Maass", ucap Revine gugup melihat vano mendekat ke wajahnya tangan Revine mendorong pelan bahu Vano
"Rileks Vine, kamu kan udah janji setelah lulus aku boleh ngapain aja", ucap Vano yang menidurkan Revine.

Vano makin dekat dengan wajah Revine bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya itu.

"Tunggu mas, film filmnya belum di matiin", ucap Revine menahan bahu Vano
"Gk papa biarin aja", ucap Vano dengan suara seraknya, dia mendekatkan bibirnya hingga sudah menempel di bibir Revine tapi tiba tiba bahunya di dorong lagi oleh Revine

"Tunggu tunggu mas, lampu, yahh lampu nya belum di matikan", ucap Revine
"Itu lebih baik, aku bisa melihat semuanya", ucap Vano

"Mas Vano maluuu", ucap Revine yang sudah merah karena malu apalagi dia yang sudah diposisi dibawah kukungan Vano
"Ngga usah malu, udah yah aku mulai?", Ucap Vano
"Tapi akmmmss ahh sshh", Vano yang sudah di ujung hasratnya itu mencium menggigit bibir bawah Revine lalu memasukan lidahnya mengobrak abrik mulut Revine yang sekarang menjadi candunya itu.

Bersambung




























































Janlupavote!!!!!!!!!!

Blue for love [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang