Revine

269 4 0
                                    

"he em, itu juga first kiss aku", ucap Vano yang memandang istrinya itu
"Mas, maaf ya sepertinya aku belum siap", ucap Revine kepada Vano
"Iyah aku ngerti Vine, kalau kamu juga belum siap untuk panggil aku mas juga ngga papa panggil aja kayak biasanya", ucap Vano
"Engga mas, aku nyaman kok panggil kamu mas", ucap Revine setelah itu beberapa detik mereka menatap mata masing masing hingga hening tanpa suara.

"Mas?", Ucap Revine
"Iyah?", Jawab Vano
"Boleh ngga, aku... kita.....anu... pelukan?", Ucap Revine gugup
"Boleh, sini", ucap Vano yang menyatukan bantal mereka ke tengah lalu mengangkat kepala Revine di taruh di bahu lengannya.

"Ini lebih baik", gumam Vano setelah menaruh tangan Revine di dadanya dan tangan Vano di pinggang Revine
"Emm", wajah Revine memerah dan menyembunyikan di balik dada bidang Vano
"Baiklah kita tidur", ucap Vano lalu mengecup pucuk kepala Revine

Setelah itu mereka pun tertidur hingga bangun jam 5 pagi.

"Enggghh", Revine melenguh dan ia kaget siapa pria yang berada di sampingnya hingga dia menendang hingga pria itu terjatuh.
"Brakkk.....shittt", ucap pria tersebut
"Hah, mas Vano!", Ucap Revine

"Maaf maaf maaf mas maaf", ucap Revine
"Ahh, sakit Vine", ucap Vano
"Sini aku bantuin", Revine berdiri lalu membopong tubuh Vano untuk duduk di kasur lagi
"Maaf mas", ucap Revine sekali lagi

"Maafkan aku mas aku lupa kalau kemarin udah nikah hehe", ucap Revine tanpa dosa
"Ctak", Vano yang menjitak pelan dahi Revine
"Auu maaf huufft", ucap Revine memanyunkan bibirnya dengan menggosok dahinya
"Kamu ini ngga gk aku maafin", ucap Vano

"Udah ah aku mandi sshh", ucap Vano pergi meninggalkan Revine
"Mas maaf", ucap Revine yang menatap punggung Vano yg menghilang di balik kamar mandi

Setelah selesai mandi akhirnya Vano menuju ke ruang makan. Vano melihat Revine yang sibuk menyiapkan sarapan dengan pembantunya itu.

"Pagi Bi", ucap Vano
"Pagi nak Vano", ucap bibi itu
"Kok aku ngga disapa", ucap Revine yang menaruh japjay yang di buat bibi tadi ke depan meja vano.
"Maaf bi dia siapa ya bi?", Ucap Vano

"Maaf Lo mass", ucap lirih Revine berdiri di samping Vano sambil menunduk matanya berkaca kaca
"Haha, lihatlah Bi dia sangat menggemaskan", ucap Vano
"Sudah sudah, kasian nak Revine", ucap bibi

"Aku bakalan maafin kalau..."
"Kamu mau kecup aku disini", ucap Vano yang menunjuk ke arah bibirnya
"Tttpi bibi.....", ucap Revine gugup setengah mati
"Udah semuakan sarapannya bibi pamit pulang dulu kalau gitu, nanti kesini lagi, piringnya taruh aja nanti jam 8 bibi kesini lagi", ucap bibi lalu meninggalkan mereka berdua

"Bibi udah pulangkan?", Ucap Vano smirk ke arah Revine
"Kecup kan ngga lebih", ucap Revine yang mukanya sudah merah
"Em", Vano berdehem

"Cup"

Setelah mengecup bibir Vano revine langsung lari ke arah kamarnya.

"Haha, so cute", ucap Vano yang melihat Revine berlari ke arah kamar lalu melanjutkan makan.

Setelah selesai makan akhirnya Vano pergi ke kamarnya untuk berpamitan ke Revine.

"Vine aku ke kantor duluan yah soalnya ada meeting pagi, jangan lupa sarapan, ohyah mungkin nanti pulang malam jadi ngga usah nungguin aku", ucap Vano
"Iyah mas", ucap Revine
"Kalau kamu kesepian bisa pergi ke rumah bibi, rumah bibi ada di depan rumah kita", ucap Vano
"Iyah mas, kalau gitu hati hati", ucap Revine

Setelah itu Vano akhirnya pergi meninggalkan Revine.Disisi lain ada Reina dan Varel.

"Mas, pengen Klanting", ucap Reina yang tiba tiba ngidam
"Klanting apaan Rein", ucap Varel
"Hisstt kalau gitu nanti aku anterin ke pasar", ucap Reina
"Eh gk gk, kamu hamil reinaa ngga biar aku aja", ucap Varel

"Kalau gitu sekarang beliin", ucap Reina
"Iyah Iyah, aku pergi nih", ucap Varel
"AA maacii", ucap Reina dengan nada seperti anak kecil
"Iyah sayang", jawab lembut varel

2 bulan pun berlalu kandungan Reina yang sudah 2 bulan 2 Minggu. Perut Reina juga sedikit buncit dan badannya yang juga sedikit gembul.

"Mas lihat aku gendutan", ucap Reina di depan cermin
"Tapi heran kenapa makin cantik yah", ucap Varel yang berjalan lalu mendekap Reina dari belakang
"Masa sih lihat pipi aku bulat", ucap Reina
"Masak sih, sini aku lihat", ucap Varel membalikan badan Reina lalu mencubit gemas pipi Varel

"Ihh istri aku gemoy kali pengen gigit deh", ucap Varel
"Mwas lepwass", ucap Reina yang meengerucutkan bibir karena pipinya di mainkan oleh Varel.
"Aku berangkat kuliah dulu yah", ucap Varel
"Iyah mas", ucap Reina

"Mas nanti ajak kak Revine kesini yah aku kangen", ucap Reina
"Kan Minggu lalu udah kesini", ucap Varel
"Ist kangen kak Revine aku tuh", ucap Reina menghentakkan kakinya
"Iyah Iyah"

"Cup"

Disisi lain ada Vano yang mengantarkan Revine ke kampusnya itu. Lalu tak sengaja juga ketemu Vano yang keluar dari mobilnya itu.

"Varellll", ucap Revine sedikit berteriak memanggil varel
"Oy Vine", ucap Varel menghampiri Revine dan Vano
"Mas kalau gitu aku pamit", ucap Revine kepada Vano
"Em", Vano berdehem lalu mengecup dahi Revine seperti biasanya.

"Ayo rel", ucap Revine
"Ayok", ucap Varel

Setelah mereka selesai kuliah akhirnya Revine mengirimkan pesan kepada Vano agar tidak menjemputnya karena dia akan ke rumah Varel untuk menemui adiknya itu.
"Kakakkkkk", ucap Reina langsung memeluk Revine.
"Aduh aduh dek nanti jatuh", ucap Revine menyeimbangkan tubuhnya yang tiba tiba di peluk Reina
"Kak, kangen", ucap Reina melepas pelukannya
"Eilah baru aja Minggu lalu ketemu", ucap Revine

"Kemana ibu mu rel", ucap Revine kepada varel
"Oh udah pindah rumah tiga hari yang lalu", jawab Varel
"Oh oke", ucap Revine

"Kak, ikut aku kekamar ,dan mas kamu ngga boleh ikut kalau bisa main aja sama temen kamu atau nongki nongki sana", usir Reina
"Deeekkk", ucap Revine
"Hehe maaf kak", ucap Reina
"Gk papa Vine biasa anak anak", ucap Varel menuju ke dapur untuk makan dan Reina yang menarik Revine menuju kamarnya.

"Kak?", Ucap Reina
"Hem?", Jawab Revine yang sudah duduk di pinggir rangjang
"Kak, masih belum?", Ucap Reina
"Belum dek, udah ah setiap kesini ditanyain ituu muluu, kan kakak udah bilang kakak udah bicarain sama mas Vano kalau kakak masih pengen kuliah dulu", ucap Revine yang tahu apa yang di maksudkan adeknya itu

"Kak kasian kak Vano Lo kak, masak udah dua bulan belum pernah unboxing", ucap Reina yang terang terangan
"Engga dulu dek, aku juga sibuk bikin skripsi juga, mas Vano juga sibuk kerja juga, dan kita juga udah bicarain ini", ucap Revine

"Terserah kakaklah, aku cuma kasian aja lihat kak Vano", ucap Reina
"Heem", Revine berdehem
"Kak lihat aku gemukk huee", ucap Reina manja
"Coba lihat perut kamu", ucap Revine

"Boleh", Reina menyigab bajunya melihatkan perutnya yang sedikit membuncit lalu mengambil tangan Revine dan menaruhnya di perutnya.
"Tante tante mau adik ponakan", ucap Reina yang di buat seperti anak kecil
"Ah masa, kalau gitu kamu sabar yahh", jawab Revine mengelus perut Reina

Setelah berbincang bincang akhirnya didepan rumah Varel terdapat suara mobil berhenti.

"Huft pasti kak Vano", ucap Reina sedih karena harus berpisah dengan kakaknya.
"Yaudah kakak pulang dulu yah", ucap Revine
"Iyah kak, hati hati", ucap Reina

Setelah sampai dirumah Revine bergegas untuk mandi lalu berkutik dengan laptop mengerjakan skripsi nya. Seperti biasa Vano yang sudah selesai lebih dulu dengan pekerjaan kantornya langsung membuatkan kopi untuk Revine.

"Kopi Vine", ucap Vano meletakkan kopinya
"Makasih mas, maaf akhir akhir ini aku ngga bisa bikinin kamu minuman", ucap Revine
"Iyah gk papa, semangat skripsiannya biar cepat lulus", ucap Vano lembut lalu mengecup keningnya lalu meninggalkan Revine.

Sejak pernikahan mereka tidak pernah melakukan sex karena Revine belum siap dan juga takut hamil karena kalau hamil lalu dengan kondisi Revine yang sedang kuliah akan membuat babynya stress memikirkan skripsi juga haha. Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Tapi tiba tiba Revine merasakan sesuatu, lalu pergi ke kamar mandi dan ternyata dia datang bulan. Dengan cepat mengganti dalamannya dan memakaikan pembalut.

Bersambung

Jangan lupa vote!!!

Blue for love [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang