Nafsu

622 5 0
                                    

Setelah selesai berkutik dengan laptopnya, Revine pun tidur. Pagi datang membawa matahari.

"Huaaah", Vano menguap menggeliat tetapi tak menemukan Revine di sampingnya
"Vine", Vano sedikit berteriak
"Iyah mas, aku mandi", ucap Revine di dalam kamar mandi

Setelah selesai mandi Revine menyuruh Vano untuk segera mandi. Revine berjalan ke dapur dan menemukan bibi yang bersiap untuk masak.

"Pagi Bi", ucap Revine
"Pagi nak", ucap bibi
"Bi hari ini masak apa?", Tanya Revine
"Masak sayur bening sama sayur aja nak kayak biasanya", ucap bibi
"Oh gitu aku bantu ya bi", ucap Revine

Setelah semua selesai bibi pamit pulang. Revine menunggu Vano di dapur tapi belum ada tanda tanda kedatangan Vano. Akhirnya Reina ke kamarnya.

"Mas, ayok sarapan", ucap Revine berjalan membuka pintu kamar dan terkejut melihat Vano yang tidak memakai pakaian dan hanya berbalut handuk di pinggangnya.
"Hah, mas Vano, kenapa ngga pakai baju", ucap Revine,

Vano yang sedang berdiri di pintu kamar mandi yang mau ambil bajunya di atas kasur.
"Hehe, maaf Vine aku lupa bawa baju ke kamar mandi", ucap Vano polos

Reina berjalan ke kasur mengambil baju Vano lalu berjalan ke arah vano.

"Massss!!", Revine terpeleset namun dengan sigap Vano menarik lengannya. Lengannya yang di tarik itu seketika terjatuh di pelukan vano. Vano yang tidak siap itu kehilangan keseimbangan lalu jatuh dengan posisi Revine di atas nya.

"Hah hah hati hati Vine astaga", ucap Vano yang posisi yang sama
Revine yang sedikit terdiam melihat jakun Vano yang naik turun. Seakan ingin menyentuhnya.

"Gleg", Revine menelan ludah lalu tangannya mengarah ke jakun Vano diusap perlahan jakun Vano.

"Vine, kamu gk papa?", Ucap Vano
"Ini kotor Lo Vine lantainya", ucap Vano yang menyadarkan lamunannya
"Hah? Maaf mas maaf", ucap Revine yang telinganya sudah merah akibat apa yang dipikirkan, dia bangkit dari dada bidang Vano dengan menunduk lalu berjalan menuju almari untuk mengambil lagi baju Vano.

"Oh ya bajunyaaaa", ucap Revine membalikan badan karena ingat baju yang jatuh belum di ambil dari lantai. Revine melotot handuk, handuk Vano lepas, dan melihat aset Vano.

"MAS VANOOOOOO!!!", Ucap Revine langsung menutup matanya.
"Hehe, maaf Vine jatuh tadi handuknya, gk papa lagian juga sama suami sendiri", ucap Vano
"Udah mau makan, ambil sendiri bajunya", ucap Revine yang masih menutup matanya lalu berjalan keluar kamar.

Sejak kejadian pagi tadi Revine tidak bisa konsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh dosen.
"Sakit kayaknya gue", ucap Revine dengan dirinya sendiri
"Hah, apa Rev?", Ucap Varel yang ada di sebelahnya
"Eh rel, ini kelas terakhir kan?", Tanya Revine
"Iyah, emang ada apa? Mau ke Reina?", Ucap Varel

"Setelah kelas, anterin gue ke rumah sakit kayaknya gue sakit deh", ucap Revine
"Ha sakit apaan, kok gk cerita", ucap Varel
"Engga cuma periksa biasa, perutku kram karena dateng bulan" ucap Revine
"Oh oke oke", ucap Varel

Setelah sampai ke rumah sakit Varel disuruh untuk pulang meninggalkan Revine.

"Pulang aja nanti aku pulangnya biar naik taksi", ucap Revine
"Tapi gk papa kan?", Ucap Varel
"Gk papa, nanti aku chat kalau udah sampe rumah", ucap Revine
"Oke kalau gitu", ucap Varel lalu pergi meninggalkan Revine

Revine pun segera masuk ke dalam rumah sakit. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya giliran Revine masuk kedalam ruangan.

"Selamat siang Bu ada keluhan apa?", Ucap dokter tersebut
"Jadi gini dok, saya kan sekarang datang bulan tapi", ucap Revine yang baru pertama kali membicarakan hal intim ke pada seseorang.
"Gk perlu malu Bu, disini saya sebagai dokter sudah terbiasa membicarakan hal hal seperti sex kepada pasien jadi jangan gugup", ucap dokter

"Em baik dokter, jadi gini saya lagi haid tetapi saya merasa nafsu saya besar sekali", ucap Revine
"Itu sudah biasa Bu, saat wanita haid/datang bulan akan merasa nafsu makan meningkat...", Ucap dokter itu
"Emm maksud saya bukan nafsu makan tapi nafsu seksual", ucap Revine

"Oh itu juga sudah biasa Bu jadi kadar hormon estrogen cenderung mengalami peningkatan, sedangkan kadar progesteron jauh lebih rendah selama dan setelah periode menstruasi berlangsung, kombinasi perubahan hormon inilah yang membuat Anda kemudian merasa lebih bergairah saat menuju haid dibandingkan ketika tidak sedang haid", penjelasan dokter tersebut
"Kalau gitu ada obatnya ngga dok?", Ucap Revine

"Maaf Bu, lebih baik ibu melakukan olahraga ataupun beraktivitas untuk mengalihkan nafsu tersebut", ucap dokter
"Oh gitu ya dok, kalau gitu terimakasih dok", pamit Revine kepada dokter tersebut lalu keluar menuju tempat pembayaran rumah sakit tersebut.

Disisi lain Vano tak menemukan Revine di kampusnya langsung menuju rumah Varel karena hanya itu tujuan Revine kalau tidak ke mall ya ke rumah Varel. Itupun Revine pasti menghubungi Vano untuk sekedar meminta ijinnya

"Loh kak Vano", ucap Reina yang membuka pintunya
"Mana Revine?", Ucap Vano
"Loh belum pulang Revine", ucap Varel yang berjalan ke dua orang tersebut
"Ha?", Bingung Vano

"Tadi aku disuruh nganter ke rumah sakit kata Revine perutnya kram tapi dia bilang ngga papa, aku kira udah chat kak vano", ucap Varel
"Ha? Kok gk bilang?, Di rumah sakit mana katakan", ucap Vano yang khawatir
"Di rumah sakit sehat sehati", jawab Varel
"Oke, saya pamit dulu", ucap Vano melangkah ke mobilnya

"Kak Vano, Revine chat aku katanya udah sampe rumah", ucap varel kepada Vano yang berherhenti sebentar lalu membuka pintu mobilnya.
"Oke makasih", ucap Vano langsung melaju menuju rumahnya dengan wajah yang sedikit marah.

"Anjir baru kali ini lihat kak Vano marah melebihi berkas yang dulu aku tumpain kopi di atasnya", ucap Reina melihat mobil Vano menjauh.
"Udah ayok masuk yang", ucap Varel menarik Reina menuju kedalam rumah

Didalam perjalan tiba tiba hp Vano berdering dan ya itu panggilan dari istrinya.
"Hallo mas, mas ngga usah jemput aku, aku udah dianterin sama Varel", bohong Reina.
"Maaf lupa ngabarin mas Vano tadi", ucapnya lagi

"Tut Tut Tut", telfon dimatikan

"Hallo mas, kok di matiin sih", ucap Revine
"Hist, yaudahlah mandi aja gerah", ucap Revine melangkah menuju kamar mandi. Didalam kamar mandi masih terbayang akan tubuh, jakun dan aset Vano yang tak sengaja di lihatnya tadi pagi.
"Gila lama lama gua", ucap Revine yang sudah berjalan ke arah dapur melakukan apa yang dokter sarankan tadi untuk mengalihkan nafsunya itu.

"Ckleek", pintu terbuka

"Mas udah pulang, mau aku buatin salad buah ngga", ucap Revine mengotak atik kulkas mengambil keranjang buah untuk dijadikan salad. Revine menutup kulkas lalu berbalik betapa terkejutnya Vano yang sudah dibelakang Revine

"Mas Vano, ngagetin aja sih", ucap Revine
Revine yang ingin melangkah ke arah meja dapur dihalangi oleh Vano yang sudah merah tanda dia sedang marah.

"Mas minggir, aku mau bikin salad buah", ucap Revine sambil memakan anggur yang di bawanya tadi.
"Masmmpppp", ucap Revine yang belum selesai tetapi mendapatkan ciuman dari Vano.

"Mmmhhh", revine sedikit mendesah dan tangannya lemas menerima lumatan dari Vano dengan sigap Vano mengambil keranjang yang berisi buah lalu menaruhnya di atas kulkas tanpa melepaskan lumatanya.
"Maasshhhpp stoopp ithh", Revine menepuk lalu mendorong Vano. Vano pun melepaskan bibirnya.

"Mas kenapa sih?", Tanya Revine yang masih mengatur nafasnya itu.
"Siapa suruh kamu berbohong?", Ucap Vano
"Kenapa kamu ke rumah sakit tapi ngga bilang aku kalau kamu sakit", ucap Vano lagi
"Aku seperti suami yang tidak..."

"Cup"

Bersambung


Jangan lupa vote!!!!

Blue for love [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang