Tanggung jawab

317 4 0
                                    

Vano berlari mengejar Revine namun Revine masuk ke dalam lift dan langsung pintu lift tertutup langsung menuju lantai atas gedung rumah sakit. Vano yang telat masuk ke lift buru buru naik tangga rumah sakit mengejar Revine.

"Huft, mana Revine, mulai sesek dada gue ", ucap Vano yang tidak melihat Revine di sana.
"Oh ada orang duduk disana mungkin dia tahu", ucap Vano
"Maaf permisi, Bu apa ibu melihat wanita yang baru saja keluar dari lift, badanya sepundak saya Bu?", Ucap Vano

"Oh, Iyah mas tadi naik tangga kayaknya menuju atas gedung deh mas soalnya ini lantai terakhir", ucap ibu ibu itu
"Astaga Revine, makasih Bu", ucap Vano berlari menuju ke atas gedung

Setelah sampai di atas gedung Vano menoleh kanan dan kiri untuk mencari Revine

"REVINE!!!", Ucap Vano yang melihat Revine berdiri di pinggir gedung itu
"Jangan gila Vine, saya sayang sama kamu Vine, aku cinta sama kamu Vine, tolong jangan gila, setidaknya pikirkan adik kamu Vine!!, Ucap Vano berjalan pelan ke arah Revine
"Hiks, bodoh!", Ucap Revine yang masih menangis

Happ

Vano memeluk Revine dengan sangat erat dan menyeret Revine dalam pelukannya menjauh dari pinggiran gedung.
"Hikss....", Reivine mengeratkan pelukannya
"Hikss...Ma...maaf...", Ucap Revine di pelukan Vano
"Udah berhenti nangis dulu baru saya maafin", menangkup wajah Revine

"Hikss... Ngga...ngga bisaaaaa.....", Ucap Revine
"Udah yah", Vano kembali memeluk Revine dengan tangannya yang menepuk pelan punggung Revine agar tenang.

Setelah 10 menit akhirnya Revine tenang. Dengan mata yang yang bengkak akibat menangis.
"Udah?", Tanya Vano dan mendapat anggukan
"Gue pengen disana lagi", ucap Revine menunjuk pinggir gedung
"Ngga!, disini aja", ucap Vano

"Van", ucap Revine
"Apa?", Jawab Vano
"Lo gk marah sama gue yang jelas jelas udah nuduh Lo dan udah nampar Lo?", Ucap Revine
"Engga, aku tahu kamu lebih sakit dari pada aku",

"Tahu dari mana emang?", Ucap Revine
"Saya tahu kamu tentang segalanya", ucap Vano
"Van", ucap Revine
"Iyah?", Jawab lembut Vano

"Gua udah gagal jadi kakak, gua udah gagal jagain adek gua, gua udah nuduh Lo yang ngga ngga, hikss.. gua...", Ucap Revine yang meneteskan air mata lagi dan ucapan Revine di hentikan oleh pelukan Vano lagi

"Shuuut, udah kamu hebat kok cuma emang udah waktunya kamu memikirkan dirimu sendiri", ucap Vano
"Maksudnya", melepaskan pelukannya dari vano
"Dengerin saya tapi jangan marah dulu", ucap Vano
"He em", ucap Revine

"Ingetkan pertama kali ketemu aku di caffe depan kantor?", Ucap Vano
"He em", ucap Revine
"Saat aku bersalaman dengan Varel reaksi Varel sedikit kesal karena adek kamu dateng bersama saya dan reaksi adek kamu pas melihat kamu sama Varel juga kesal", ucap Vano
"Disitu saya tahu kalau mereka saling suka", ucap Vano

"Trus, kenapa adek ngga cerita sama aku yah", ucap Revine
"Karena dia tahu kakaknya suka sama sahabatnya itu", jawab Vano
"Hiks... Reina pasti sakit banget lihat aku sama Varel hiks...", Ucap Revine
"Kamu suka sama Varel?", Tanya Vano
"Aku sendiri juga ngga tahu perasaan ku sama Varel gimana, ada saatnya aku suka sama Varel ada saatnya aku sadar aku suka sama Varel cuma sahabat doang, dan Varel ngga mungkin kayak gitu orangnya", ucap Revine

"Aku pikir Varel mau tanggung jawab cuma dia tidak diperbolehkan memberitahu kamu soal ini, aku lihat juga Varel anaknya baik kok", ucap Vano
"Disini yang butuh semangat itu adek kamu, karena dia pasti menyesal telah mengecewakan kakaknya ini", sambung Vano

"Hiks... Kalau gitu ayo kembali Van", ucap Revine yang menghapus air matanya dan berdiri.
"Jadi gimana?", Ucap Vano
"Ha?", Jawab Revine
"Jadi gimana saya sudah ngungkapin perasaan saya Lo tadi", ucap Vano

"Tapi kan Van, kamu itu bos adekku", ucap Revine
"Saya tunggu jawaban kamu", ucap Vano
"Hissst, udah ah mau ke bawah", ucap Revine meninggalkan Vano

Vano tersenyum melihat Revine yang menjauh pergi.

Setelah sampai di ruangan Reina dan di susul oleh vano. Revine yang melihat Reina yang masih menangis sesegukan di atas ranjang rumah sakit itu.
"Dek", ucap Revine
"Hiks... Kak maafin aku huaa......", Tangisan Reina semakin kencang saat mihat kakaknya

Revine langsung memeluk Reina dan menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Udah, berhenti nangisnya", ucap Revine
"A..aku kira ka...kakak pergiiii.......", Ucap Reina memeluk Revine
"Engga, kakak ngga pergi kemana mana, sekarang lepas dulu pelukannya kakak mau ngomong", ucap Revine

"Ngga mau nanti kakak pergiiii...hi..hi..hiks", ucap Reina
"Engga ga pergi kok", ucap lembut Revine dan berhasil melepaskan pelukannya

"Kamu bisa jelasin gimana ini bisa terjadi?, Hem?", Tanya lembut Revine
"Jadi semalam sebelum pulang ke sini kak Varel mabuk .........(Reina menceritakan kejadian itu)", panjang lebar Reina menceritakan
"Trus kenapa Reina ngga cerita sama kakak?", Ucap Revine
"Aku takut kakak kecewa, dan aku suruh kak Varel buat ngga bilang sama kak Revine", ucap Reina

"Sekarang coba telfon Varel dan suruh dia kesini bareng keluarganya sekarang", ucap Revine kepada Reina
"Ngga mau, takut hiks.....", Ucap Reina bergetar
"Reina kamu harus tanggung jawab, berani berbuat berani bertanggung jawab, sekarang telfon mereka", ucap Revine
"Yaudah biar kakak yang telfon Varel sekarang", ucap Revine

Revine langsung menghubungi Varel untuk meminta pertanggung jawaban apa yang telah di lakukan dia terhadap adiknya.

Drrrt

Drrrtt

"Hallo Rev, ada apa gua di jalan ini bentar gua minggir dulu", ucap Varel

"Udah Rev, ada apa Rev?", Ucap Varel lagi
"Rel, adek gua hamil", ucap Revine
"Ha? Apa?", Ucap Varel takut salah denger
"Adek gue hamil, Mendingan lu ke rumah sakit sekarang, sama keluarga Lo, kalau Lo gk mau kesini gua gk segan segan laporin Lo kepolisi!", Ucap Revine penuh tekanan

"Kaaakk jangannn hikss kasian kak Varel hiks", ucap Reina yang mendengar ancaman kakaknya.
"Oke, oke gua kesana tapiiii keluarga gua....",
"Varel Aska Mahendra saya tuntut atas melakukan pemerkosaan....", Ucap Revine
"Cukup, oke fine gua kesana", ucap Varel

Mereka pun menutup telfonnya dan menunggu kedatangan keluarga Varel.

"Van, kamu tinggal aja kita, aku bisa sendiri kok", ucap Revine kepada Vano yang duduk
"Eh gk papa Vine", jawab Vano
"Jangan Van, udah pulang aja", ucap Revine
"Gk papa, kantor udah di handle kakak aku kok, aku temenin sampai tuntas, disini juga kan kalian ngga ada orang tua, jadi biarin aku yang jaga kalian, kalau kalian butuh apa apa tinggal nanti aku yang pergi atau bisa gantian, aku tahu kamu capek", ucap Vano

"Terimakasih banyak ya Van, kalau gitu tunggu bentar aku beliin makanan di depan buat kita makan, tolong jaga Reina sebentar ya", ucap Revine
"Eh, gk usah Vine biar aku aja", ucap Vano
"Eh gk usah, udah duduk aja disini, kalau Varel dateng suruh diluar jangan pernah ijinin masuk dulu, tapi mungkin lama soalnya rumahnya jauh, aku pergi kalau gitu", ucap Revine lalu pergi keluar ruangan itu.

Bersambung



Jangan lupa vote!!!!

Blue for love [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang