"Mama!"
Kakashi menangkap tubuh kecil yang melompat ke arahnya, menghentikan Hotaru yang kebablasan ingin menabrak dinding. "Maa, cukup main-mainnya."
"Mama..."
"Eh?"
"Curang! Aku ingin panggil Mama juga!"
Kakashi berhasil dibuat melongo, dua anaknya kini menarik-narik tangannya berlawanan arah.
"Mama Kashi punyaku."
"LIN!"
"MILIK HOTARU!"
"LIN!"
"MILIK HOTARU!"
Lin secara brutal membekap mulut kakaknya yang ingin berbicara lagi. Mata bulatnya melotot, Hotaru yang terlanjur sebal juga tak sengaja menarik rambut perak adiknya.
"Lin kan sudah disayang Daddy, kalau gitu Mama buat aku!"
"HUWAAAA."
"Heh, heh, heh. Berhenti bertengkar."
Pria cantik itu memegangi kepalanya pening. "Apa?" berkacak pinggang, mata Kakashi menatap tajam pada dua bocah yang memandangnya polos.
Hotaru dan Lin saling menyikut, bermaksud salah-menyalahkan.
Melihat interaksi yang terjadi membuat Kakashi berbalik badan. Bermaksud menggoda mereka berdua, dalam hati terkekeh geli ketika telinganya mendengar obrolan-obrolan kecil di belakangnya.
"Kan.. mama malah.."
"Ayo minta maaf, Lin."
"Hotaru/Lin minta maaf Ma.." lirih keduanya bersamaan.
"Mama Kakashi punya aku sih."
"SATORU JI-CHAN!"
.
,"Shh suth suth, shhh Sukee, Sukeee, Sassuuukee."
"Apa, sialan."
Pemuda raven dengan perempatan imajiner di keningnya memberi tatapan sinis, setelah dilempari beberapa kertas, pensil, sampai potongan penghapus dari bangku belakang.
"Uchiha Sasuke-kun, ada masalah?"
Seketika ia jadi pusat perhatian. Kan, ujung-ujungnya ia juga yang terkena masalah. Memang dasar kucing tolol ini sengaja membuatnya dongkol.
Naruto tertawa puas, meski tak bersuara, Sasuke bisa membayangkan tawa riang pemuda tersebut memenuhi otaknya.
Kunyuk.
Sasuke menggeleng pada guru matematika, mata empat gurunya memicing penuh selidik. Ia yang tak mau kalah balas menatapnya jengah. "Kubilang tidak ada apa-apa, Sensei."
Wanita berumur itu mengerutkan dahi sebelum membalikan pandangannya, atensinya kembali fokus pada penjelasannya yang tertunda.
Hela nafas terdengar, Sasuke melanjutkan kegiatannya. Mencoret-coret buku.
"Shh Sasuuuu...keeeee."
"Bisa bantu aku?"
"Ini bagaimana-ttebayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Hayran KurguPernikahan atas dasar wasiat terakhir seorang ayah yang ingin melihat anak kesayangannya bahagia setelah kematiannya. Kakashi tak pernah mengira hal seperti ini akan terjadi. Mendapat gelar sebagai pasangan serasi, dengan tulus mencintai satu sama l...