[59] - The real Antagonist

1.3K 171 229
                                    

5 tahun yang lalu...

"Dari hasil diagnosis, Kara mengidap kanker darah atau Leukimia." reaksi terkejut tak percaya lantas diperlihatkan oleh dua orang dihadapan seorang Dokter yang baru saja berucap demikian.

"Leukimia sendiri adalah sel kanker yang ditemukan di darah dan sumsum tulang. Umumnya terjadi karena produksi sel darah putih abnormal (sel kanker) yang terlalu banyak, sehingga merusak fungsi sel darah putih normal dalam melawan infeksi." tangan sang Dokter terulur memberikan sepucuk surat yang diketahui adalah hasil lab. "Pasien terdeteksi sudah stadium lanjut karena tak memiliki adanya gejala yang spesifik."

"Penderita Leukemia stadium lanjut memiliki angka harapan hidup 72 persen, namun angka harapan hidup itu bergantung pada pasien itu sendiri dan pengobatan yang dijalani."

"Kemoterapi dan Transfusi darah adalah pengobatan utama yang dijalani oleh pasien pengidap Leukimia."

"Langkah pengobatan yang tepat Kara harus menjalani pengobatan di Singapore."

"Kara harus banyak beristirahat dan jangan mudah kelelahan karena pengidap Leukimia sangat tidak bisa kelelahan. Usahakan juga jangan banyak pikiran karena itu akan memengaruhi kondisi kesehatannya."

...

"Kita harus pindah, Mah?"

"Iya, sayang. Ini semua untuk pengobatan kamu." surai lembutnya diusap pelan penuh sayang.

"Terus sekolah aku?" mata indah itu menatap manik sang Mamah berkaca-kaca. "Kehidupan aku disini?"

"Mama sudah bilang ini semua untuk pengobatan kamu Kara, kamu harus mengerti ya? Ini juga untuk kehidupan kedepan kamu."

"Yang dihabisin cuma dirumah sakit? Lantas pendidikan aku, cita-cita aku, masa depan yang aku harapakan? Aku gak bisa berharap lebih lagi tentang hal itu? Mah, really?" buliran bening perlahan turun membasahi pipinya.

"Arghh.. Kenapa ini semua harus terjadi sama aku?!" raungnya sembari memegang kepalanya. Sang Mamah dengan sigap meraih tangannya dan mengusapnya menenangkan. Buliran beningnya pun turut turun, bisa merasakan bagaimana diposisi sang Anak.

"Kamu pasti bisa melewatinya sayang. God is always with us. Okay?" tangisan dari gadis yang masih berumur 17 tahun itu semakin menjadi. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Sebesar apa kesalahannya dimasalalu hingga Tuhan memberikannya cobaan seperti ini. Ia masih ingin bahagia menjalani hidupnya.

Apakah ia berpikir hidupnya saat ini benar-benar hancur dan tidak bisa meraih kebahagiaan lagi?

...

"Kita serius pindah, Mah?" anggukan kepala ia dapati. "Dengan alasan kaya gitu?"

"Iya, sayang. Gak sepenuhnya bohong juga kan? Papah memang mengurus perusahaannya dan kamu menjalani pengobatan di Singapore."

Ucapan itu sejenak membuat gadis yang bertanya tadi terdiam. "Apa semuanya bakal baik-baik aja?"

"Kamu mau jujur aja?" wanita paruh baya yang tak lain adalah sang Mamah menatapnya. "Mamah terserah kamu aja tapi gimana pun kamu harus menjalani pengobatan di Singapore, tetap kamu harus pisah sama sahabat-sahabat kamu."

"Gak, aku gak bisa jujur tentang hal itu. Aku gak mau mereka kepikiran dan jadi beban. No, aku gak mau." sang Mamah mengusap surainya lembut.

"So, keputusan ini udah bulat dan kamu menerimanya? Ini semua sepenuhnya untuk kebaikan kamu sayang." sepasang maniknya menatap dalam. Sesaat kepala itu akhirnya mengangguk.

SasuSaku On Instagram✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang