Dawn Winery, 30 Juni 2022, Pukul 19.37
Aether memutar lagu yang sering dia putar ketika sedang bekerja. Makin lama lagu itu diputar makin dalam dia terbawa dalam lagu itu. Sebenarnya jujur dia sudah lelah dan mengantuk, tapi pekerjaan makin lama makin menumpuk.
(Tok! Tok!)
Lumine: "Kak! Masih kerja? Istirahat dulu yuk bareng aku, kak Diluc dan papa."
Aether: "Kalian aja aku ada deadline dekat banget--"
(BRAAAAK!)
Lumine membuka paksa pintu yang sudah Aether halang dengan kursi dan dia melepas earphone kakaknya.
Lumine: "Kakak mau dapat sakit jantung kayak kak Diluc karena lembur sampai pagi?"
Aether: "Ya kalau bisa lebih cepat--"
Aether: "Adshuh shakit kuk kawu githuh cih?!"
Lumine langsung meremas mulut kakaknya saat kakaknya mengucapkan kalimat yang sangat tidak ingin dia dengar. Dia langsung menarik kakaknya keluar dari kamar dan membawa kakaknya menuju gazebo di mana Diluc dan papa mereka sudah menunggu bersama dengan Adelinde.
Lumine: "Nih ada yang mau maksa lembur sampai pagi"
Aether kesal setelah dipaksa keluar dari dalam kamar seperti oleh Lumine. Kalau bukan adiknya mungkin sudah dia marahi gadis itu. Akhir-akhir ini dia makin mudah emosi mungkin karena stress dari pekerjaan yang menumpuk.
Lumine: "Kakak kok marah-marah gini sih kan aku ajak kakak istirahat biar gak sakit."
Diluc: "Aether, istirahat nanti sakit."
Aether: "Kalau aku gak kerja memangnya hutang UKT ku bakal lunas?"
Dainsleif: "Tapi kalau kamu mati gak ada yang bisa balikin kamu ke dunia. Kamu gak mau tetap bersama papa, Lumine dan kakak iparmu?"
Aether: "Sudahlah mau kubilang bagaimana juga kalian gak bakal ngerti. Terutama kau Lumine ingat dek dunia gak berputar untukmu."
Lumine: "Kalau begitu kakak juga harusnya sadar mengejar dunia itu sama saja membuang waktu. Dunia terus berputar dan kakak terus mengejar dunia. Apa kakak tidak lelah mengejar sesuatu yang mustahil?"
Aether: "Aku mau tidur lagipula aku sudah makan malam tadi. Lain kali kalau tidak terlalu penting lebih baik bilang saja daripada menarikku begini."
Aether meninggalkan mereka mungkin dia sudah agak kasar pada keluarganya sendiri. Apa benar dengan menjaga jarak seperti ini dia akan baik-baik saja? Padahal maksud adiknya baik, adiknya hanya ingin hal yang sama tidak terjadi lagi.
Diluc: "Aether lembur nanti sakit, Lumine."
Lumine: "Iya kak aku sudah tegur kakak setiap hari, tapi dia gak dengar."
Diluc: "Kalau sakit gak bisa gerak."
Dainsleif: "Mungkin ini ada hubungannya dengan suster Barbara. Kamu tahu kan mereka sepertinya diam-diam jalin hubungan. Haduh kalian berdua ini yah padahal papa sudah peringatkan."
Lumine: "Oh..."
Diluc: "Barbara sibuk gereja kan?"
Lumine: "Mungkin kakak tidak ingin kehadirannya menganggu pelayanan suster Barbara, ya?"
Dainsleif: "Apalagi Barbara baru lulus sekolah kan gak sama seperti kalian berdua yang sama-sama sudah dewasa. Aether justru jatuh hati pada seorang gadid4 pelayan gereja yang baru saja lulus sekolah. Menurut kalian apa adil jika Aether harus merusak masa-masa remaja Barbara?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Lagi
FanfictionSewindu bagi Diluc bukanlah hanya makna hiperbola semata sebab memang nyatanya dia sudah sewindu bersama seorang wanita yang dia cintai. Wanita yang selama tujuh tahun terakhir dia perlakukan dengan dingin. Bodoh memang kalau dipikir kekanak-kanakka...