That shit happen

33.2K 334 2
                                    

Hai..

Ini cerita pertama author yang author publish ke umum. setelah melewati beberapa pertimbngan yang author berhasil timbang-timbang, dan juga dorongan dari kakak gila author. akhirnya inilah cerita pertama yang di publish di antara cerita-cerita yang lain.

Jangan lupa Vote and Comment if u like it.

Hope u enjoy this story..

***
Clarise POV

"Come on, S. Ini acara sekali seumur hidupku. kau harus mau menjadi bridemaid-ku."

"Tidak Clarise, sudah cukup aku membantumu dengan gaun pernikahanmu. Tapi tidak dengan menjadi bridemaid."

Clarise memandang kesal pada sahabatnya ini. Sheba suka sekali membuatnya naik darah, lama-lama aku bisa gila berteman dengannya. Lihatlah, untuk membantu sahabatnya ini saja dia tidak mau. Oke, aku tahu, aku sedikit memaksanya terhitung karna aku tahu kalau Sheba tidak suka tampil di depan umum. Tapi bukan sepenuhnya salahku juga kalau aku mengingingkan sahabat terbaikku sekaligus satu-satunya wanita yang sudah aku anggap saudara kandung untuk menemaniku dihari besarku.

"Ya, itu kan tugasmu sebagai desainer. Nah, yang aku minta ini adalah tugasmu sebagai sahabatku."

"Kalau aku bilang tidak ya tidak." Sheba tidak mau kalah dalam perdebatan ini. "Kau sebagai temanku pasti tahu kalau aku tidak suka tampil di depan umum."

"Tanpa kau tampil di depan umum pun orang-orang sudah mengenalmu. Kau desainer terkenal, S. Jadi tidak ada yang salahkan untuk tampil satu hari untukku." Aku memeluk Sheba dari belakang, berharap meluluhkan kekeras hatian sahabatku itu.

"Jangan harap kau bisa meluluhkanku dengan pelukan sialan ini, Clari. Dan kau hanya akan merusak karya tanganku yang sedang melekat ditubuhmu itu." Sheba menghela nafas pelan pasrah dengan tingkahku ini.

Aku terkekeh pelan dan melepaskan pelukanku padanya. "Baiklah kalau itu mau mu." Sindirku dengan nada yang sedikit mengancam. Aku mendudukkan tubuhku di sofa ruang kerja Sheba yang luas, kemudian menarik nafasku dalam-dalam dan menahannya. Kebiasaanku jika aku tidak mendapatkan apa yang aku mau, aku akan terus menahan nafasku sampai keinginanku terpenuhi. Sejujurnya, aku terinpirasi oleh Agnes, gadis kecil pecinta unicorn dalam serial Despicable me yang pernah aku tonton. Dan cara ini cukup berhasil sepertinya. Setidaknya pada 4 orang tersayangku, kakakku, sepupuku, kekasihku, dan Sheba tentu saja.

Keheningan diruangan menyadarkan Sheba akan keberadaanku yang selalu ramai. Sheba menatapku seakan tidak peduli dengan aksiku. "Kau tidak akan mengubah apapun dengan aksimu itu." Sheba kembali dengan pekerjaannya. Sedangkan aku menahan nafasku semakin kuat.

"Hentikan aksi konyolmu, Clari. Aku tetap pada perkataanku."

Aku mengepalkan tangan di depan dadaku, sedikit berakting agar lebih menyakinkan.

"Tidak akan merubah apapun, Clari."

Oh, sial. Sepertinya aksiku sudah tidak memiliki pengaruh pada gadis itu. Aku masih terus menahan nafasku, dan berpura-pura hampir pingsan karena kehabisan nafas.

"Oke. Oke. Baiklah, aku akan menjadi bridemaid-mu. Jadi hentikan kekonyolanmu itu."

Berhasil.

Aku melonjak kegirangan. Hampir berteriak saking senangnya. Aku setengah berlari menghampiri Sheba yang masih sibuk bekerja. Sialnya, aku tersandung karna menginjak ujung gaunku sendiri. Oh tidak, aku melihat hasil perbuatanku. Sheba akan segera membunuhku karena merusak karyanya.

"Kau!!!"

Aku berlari ke dalam Walk-in closet untuk segera mengganti gaun itu, sebelum Sheba berhasil menangkapku dan menghabisi nyawaku.

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang