Take me home

2.4K 69 3
                                    

Pandangan di luar kaca jendela taksi yang ku tumpangi terasa tidak begitu nyata. Aku juga berharap hidup yang kujalani sejauh ini pun sama tak nyatanya. Penglihatanku buram oleh air mata, ku biarkan mengering di wajahku.

Puluhan panggilan tak terjawab di ponselku kubiarkan tak tersentuh, tanpa dilihatpun aku tahu siapa pemilik panggilan itu. Saat ini aku hanya membutuhkan diriku. Gambaran kehidupan laluku silih berganti menambah kepedihan hatiku. Inikah balasan yang Tuhan berikan untukku? Kau tahu aku berubah, Kau tahu bahwa aku menyesali semua perbuatanku. Tidakkah Kau menyudahi penderitaanku dan bukan memperburuknya? Aku sudah cukup menderita dengan kehidupanku yang bodoh.

Ponselku berdering lagi dan lagi. Persetan dengan Jacob, aku akan hidup untuk diriku sendiri. Kuraih ponselku berniat mematikannya, ponselku berdering sekali lagi. Seketika tanganku terhenti saat akan menolak panggilan itu. Kuhapus air mata yang menghalangi pandanganku, berharap aku tidak salah membaca nama yang terpajang di layar ponselku. 

Kheil is calling...

Kheil. 

Aku tidak salah membacanya. Ini benar-benar Kheil. Sesaat aku ragu untuk menjawab panggilannya saat mengingat pertemuanku dengannya tadi. 

"Halo.. " Sapaku kepadanya. 

"Hai Clarise, maafkan aku mengganggu waktumu." Suara bass Kheil terdengar ragu untuk meneruskannya. "Hmm.. Aku harap kau tidak keberatan dengan teleponku, karna aku tak bisa menolak permintaannya. Jadi aku menelponmu sekarang.. "

"Kheil.." Aku menghentikan ucapan yang tak aku mengerti itu. "Ada apa? Apa maksudmu?"

"Tidak ada maksud apa-apa hanya saja..." Ucapannya terputus dan digantikan dengan suara yang sangat aku rindukan.

"Mommy.." Suara mungil itu.

"Mommy, Is that you?"

Sisa air mataku mengalir kembali saat mendengar suara kecil itu. Suara mungil milik putri mungilku. 

"Mommy, I miss you so much." Ucapnya pelan.

Aku tersadar, aku hanya terdiam mendengar celotehnya.
"Hai Cupcakes.. I miss you too."

Aku mendengar Chlea terkekeh, berbisik pelan kepada Kheil. Mungkin. 

"Mommy, Dad bilang kau sudah menerima suratku untukmu. Benarkah itu?"

"Ah.. Ya surat itu. Mom sudah menerimanya sayang."

"Apakah Mom sudah membacanya?"

"Hmm.. I'm sorry Cupcakes.. Mom sedang sibuk jadi belum sempat membacanya."
Maafkan Mom, Sayang. Mom terpaksa bohong padamu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu. Aku tidak bisa mengatakan kebenarannya bahwa aku tidak bisa pulang kepadamu.

"Okay.. I understand" Suara Chlea terdengar sedih.

"Oh, sayang. Tolong jangan bersedih. I promise to read your mail as soon as I get home."

"You promise."

"Of course, I'll never lie to you again, Cupcakes."

"I believe on you. Mom, I call you later. I have to finish my meal before daddy getting crazy like a monster." Chlea tertawa saat mengatakannya.

"Okay, Cupcakes. I hope I'll see u soon."

"Me too. Bye, Mom. I love you."

"I love you too."

Panggilan terputus.

Aku mengeluarkan surat itu lagi, membacanya sekali lagi. Seandainya saja aku tidak terlambat menyadarinya. Aku akan tetap bersama Chlea saat ini. Satu-satunya yang aku miliki. Kupeluk surat itu erat didadaku. 

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang