Walk in needles field

2.9K 113 3
                                    

"boa manhã perca"

" Good morning, J."

Semenjak hari dimana Jacob melamarku, dia memutuskan untuk tinggal bersamaku. Meski tidak benar-benar tinggal bersamaku, karena seluruh barang-barang miliknya masih tersimpan rapih di apartment sebelahku.

"Kau jadi pergi menemui kolektor dari korea hari ini?" Tanyaku masih sibuk menyelesaikan masakanku untuk sarapan kami.

"Ya, kalau jadwalnya tidak tertunda seharusnya dia sudah sampai di airport saat ini. Nanti aku akan bertemu dengannya di gallery."

"Jam berapa janji temu kalian?"

"Masih 2 jam lagi dari sekarang?" Jacob dengan lahapnya memakan omerice yang ku sediakan dihadapannya.

"Apa pertemuannya berlangsung lama, J?"

"Tidak juga, mungkin sekitar satu atau paling lama dua jam saja. Memangnya ada apa?"

"Tidak apa. Hanya saja, Anna menelepon untuk memastikan kau datang untuk fitting pakaianmu."

"Akh, aku hampir melupakan itu. Baiklah aku akan menjemputmu siang nanti." Jacob terdiam sejenak sebelum menghembuskan nafas panjang.

"Kenapa?"

"Tidak, hanya aku tidak percaya kalau kita akan menikah."

Aku tertegun selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali pada kesadaranku. "Baiklah. Sekarang habiskan sarapanmu."

Suara lembut alunan musik piano terdengar dari ponsel genggam milik Jacob. Dia melirik sekilas nama penelpon dan mengisyaratkan untuk menerimanya diluar. Aku hanya mengangguk dan meneruskan menghabiskan sarapanku.

Bunyi dentingan pelan dari ponselku menandakan ada pesan masuk. Jantungku berdegup kencang saat membaca isi pesan tersebut. Rasa rindu mendadak naik sampai kepuncaknya, tetapi disisi lain aku merasakan kekhawatiran akan semuanya menjadi semakin sulit.

Aku tidak tahu berapa lama aku terpaku menatap layar ponselku. Aku hanya ingat tersadar saat Jacob memanggil namaku saat ia sudah selesai dengan teleponnya.

"Clari, aku harus pergi sekarang, ada masalah sedikit di gallery. Aku harus menyelesaikannya sebelum kolektor korea itu datang."

"Baiklah." Aku sedikit tergagap karena kesadaran diriku belum kembalik sepenuhnya.

"Oke, sampai bertemu nanti siang ya. Aku akan menjemputmu sebelum lunch time."

"Eh, J. Sebaiknya kita bertemu saja di gallery. Ada hal yang harus aku kerjakan nanti. Aku akan menemuimu di gallery setelah selesai dengan urusanku."

"Kenapa? Apa ada hal penting yang terjadi?"

"Hhmm.. Tidak, hanya saja Scarlett, siswa modelling yang baru itu membuat masalah. Aku harus segera mengurusnya dulu. Eehh, kau tahu Scarlett itu kan?"

"Sebenarnya tidak. Tapi baiklah, hubungi aku saat kau selesai dengan urusanmu."

Aku hanya tersenyum tipis menjawabnya. Jacob mengecup kecil keningku sebelum akhirnya dia benar-benar pergi.

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang