Kill me now

6.6K 190 1
                                    

Bayangkan kalau pria tampan inilah sosok Jacob yang cool..

Thanks ya buat dukungan semuanya untuk memilih setia sama ceritaku ini sampai habis. Author janji untuk ngebut menyelesaikannya.

Tetep Voment ya, biar Author tambah semangat.

Love ya,

***

"I apologize for not being care of you."

Jacob menggenggam tanganku yang bebas dari jarum berbelalai yang menancap di tubuhku. Wajahnya tertunduk lesu, pasti karena dia nonstop menjagaku selama seminggu, hanya pergi untuk mengambil pakaian dan makan untuknya, itu pun terkadang dia memesan delivery makanan.

Aku jadi merasa bersalah karena membuatnya kelelahan seperti itu, tapi itu semua salahnya, aku tidak memintanya untuk merawatku. Tapi saat melihatnya, aku merasa sedikit kasihan. Jacob terlihat sangat buruk. Kantung mata bergelayut di mata elangnya, bulu halus sudah mulai memenuhi rahangnya yang kokoh. Harus kuakui kalau Jacob tetap terlihat tampan walau dengan penampilan gelandangannya yang seperti ini.

"Aku minta maaf, Clari. Berhentilah mogok bicara padaku."

"Aku tidak mogok bicara, J. Kadang tenggorokanku masih terasa sakit jika aku berbicara." Aku tidak sepenuhnya berbohong, tenggorokanku memang masih sesekali terasa sakit jika aku mencoba untuk berbicara walaupun alasan terbesarku karna aku marah. Marah pada diriku sendiri.

Jacob tersenyum mendengar ucapanku.

"Maaf, karna aku sekali lagi menyelamatkan nyawamu dan bayimu. Anakmu ternyata tidak selemah yang dokter kira. Ternyata dokter bisa juga salah." Jacob terkekeh karna ucapannya sendiri. Tapi aku tidak melihat gurauan disana. "Rupanya aku menjaganya dengan sangat baik."

Jacob mengelus perutku lembut. "Hei Kid. Keep fighting with your cool uncle, okay."

Aku memutar bola mataku karna perkataannya. "Aku tidak tahu kenapa kau sangat ingin menggugurkan bayi ini, Clari. Aku juga tidak akan memaksamu untuk menceritakan kisah hidupmu sebelum bertemu denganku, aku tidak mau tahu itu. Tapi aku mohon padamu, jangan melakukan kesalahan dengan membunuh janinmu sendiri. Kalau kau tidak menginginkannya, biarkan dia lahir dan aku akan merawatnya. Tolonglah, biarkan dia hidup. Dia bahkan belum lahir ke dunia, tapi kau sudah membencinya. Kalau kau tidak bisa menyayanginya, biarkan aku yang memberikannya kasih sayang."

Kami terdiam beberapa menit dalam kesunyian, hening yang tidak menyenangkan. Mulut kami diam, tapi aku tahu pikiran kami melayang kesegala hal. Aku menghela nafas berat sebelum memulai ceritaku.

"Saat itu satu hari sebelum pernikahanku."

Jacob mengalihkan pandang padaku sepenuhnya. "Dia pria baik yang sangat menyayangiku. Kami saling mencintai, setidaknya dulu. Sebelum aku tahu dia membohongiku." Aku diam sejenak menahan rasa sakit yang selama ini aku kubur dalam-dalam. "Aku sedang memasak untuk pesta lajangku. Aku dan sahabatku berencana untuk bersenang-senang, sampai akhirnya wanita itu datang. Wanita yang membuat wajahku seperti ini."

"Siapa wanita itu?" Jacob tampak sangat penasaran dengan kisahku.

"Namanya Izabel Stuares, Istri dari kekasihku. Calon suamiku." Aku merasakan bulir dingin jatuh terlepas daru mataku saat aku berkedip.

"Dia datang untuk mencegah pernikahanku dengan Dalton, suaminya. Aku tidak percaya begitu saja dengan perkataannya, karna Dalton adalah pria baik-baik selama ini. Sampai akhirnya wanita itu menyiram wajahku dengan air keras. Itulah kenapa wajahku seperti ini."

"Apa pria itu ayah dari bayi ini?"

Aku menggeleng lemah. "Saat kejadian itu Kyle sedang di tempatku. Dia membawaku kerumah sakit terdekat."

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang