Counting you

3.9K 118 1
                                    

Kebohongan ini terlalu melekat pada kenyataan yang kuhadapi, terlalu melekat sampai tak kian bisa dibedakan.
Kebohongan untuk tidak merindukan gadis kecilku terlalu nyata sampai menggerogotiku sampai ke tulang-tulang.

Bukan lagi air mata yang keluar saat tampak jelas bayang tubuh kecilnya yang tenggelam dalam kehangatan pelukan Jacob, tampak sangat nyata jika itu hanya bayangan.
Suara derap langkah kaki kecilnya bahkan masih terdengar berlari-lari dalam pikiranku.

Apa lagi yang harus kulakukan untuk menghilangkan rasa rindu ini, penyesalanku tidak tertebus bahkan dengan kematian.

Suatu pagi dengan rasa tidak tahu malu kuberanikan diri menemui gadisku, tetapi yang terjadi justru aku yang mematung ketika suara tawanya terdengar riang. Bukan karena ia senang menyambut kedatanganku, terlebih karena gadisku sudah menemukan kebahagiaan bersama ayah kandungnya. Kakiku terlalu malu untuk melangkah lebih jauh, sebagian besar diriku tak tahan dengan kerinduan untuk memeluk gadis kecilku. Bertahun-tahun waktu yang kuhabiskan bersamanya, tak sedetikpun aku pernah membawanya dalam pelukanku. Tapi kini, keinginan untuk merasakan hangatnya pelukan seakan membakar dalam hatiku.

Chlea Flavia Oliveire, satu-satunya peninggalan yang ku berikan untuk gadisku, hanya nama yang justru semakin membuatku gila karna tak bisa memilikinya seutuhnya.

Tangan yang terulur untuk menggapai pipi mungilnya, hanya tertampar angin yang menderu seakan mengusir keberadaanku darinya.

"Maafkan Mommy, Chlea. Sudah benar jika kini kau bersama ayahmu."
Kaki tidak tahu diriku ini melangkah mundur dan berjanji tidak akan pernah kembali ke tempat ini.

***

Kheil POV

Aku melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya, bahkan untuk membayangkannya pun tidak.
Menyisir dan mengikat rambut putri kecilku berdasarkan tutorial video yang aku lihat.
Putriku menjadi sumber semangatku untuk menjalani dua kehidupan ini, menjadi ayah dan ibu sekaligus. Meskipun aku baru mengetahui kalau putriku anak yang pintar dan bahkan banyak melakukan hal-hal sendiri. Tetap saja semua yang kulakukan tidaklah cukup memenuhi segala kebutuhan Chlea akan ibunya.
Meski senyuman yang Chlea perlihatkan untukku, aku tetap menatap kesedihan dimatanya karna belum dapat memenuhi janjiku untuk membawa ibunya pulang.

Sabarlah nak, aku akan memenuhu janjiku membawa ibumu pulang, kau akan segera berada dipelukannya..

***

Clarise POV

Dua bulan kepergian Chlea, masih terasa seperti hari kemarin. Tak ada yang bisa kulakukan, selain melihatnya sembunyi-sembunyi setiap hari. Mengantarnya pergi kesekolah dari jauh, mengecupnya walau hanya angin yang terasa, membuatkannnya makanan meski hanya bayangannya yang mengatakan masakanku enak.

Aku mulai menikmati keseharianku dengan bayangan Chlea. Aku tidak merasa kesepian, sama sekali tidak. Karna setiap hembusan angin akan mengingatkanku padanya, pada saat hujan turun mengingatkanku padanya, mendengar suara televisi dari kejauhan ku tahu Chlea sedang asyik menikmati cartoon-nya.

Siang ini, seperti biasa aku pulang setelah melihat Chlea selesai dari kindergarten. Cuaca terik membuat tenggorokannku sakit karena kering. Secarik memo kecil tertempel di pintu pendingin menarik perhatianku saat akan mengambil air minum. Aku tersenyum kecil saat melihat tulisan buruk siapa yang ada disana.

Dress pretily
I'll wait @ 7 pm
Manhã Restaurant
- J

Aku menenggak minumanku sambil masih menatap tulisan itu. Berpikir hal bodoh apa yang akan dilakukan untuk menghiburku kali ini. Aku lemparkan memo itu ke tempat sampah dan memutuskan tidak mau tau dengan apa yang akan dia lakukan.

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang