Amanda

5.1K 135 0
                                    

Author POV

Seorang gadis berjongkok dihadapan ibunya yang menangis menatapnya kecewa. Gadis itu pun menangis sambil menggenggam tangan sang ibu. Lalu dia beralih pada ayahnya yang memandang sama kecewanya dengan sang ibu. Hanya saja pria tua dihadapannya tidak menangis dengan air mata, bahkan itu lebih menyakitkan dari pada menangis dengan air mata dihati gadis itu. Rambut hitam panjang gadis menjuntai menutupi wajahnya yang ia yakin sudah memerah karena menangis sejak setengah jam yang lalu.

Setengah jam yang ia rasakan saat ini, adalah setengah terpanjang dalam hidupnya. Berhadapan dengan ayah dan ibunya yang menjunjung tinggi moral dan etika dalam masyarakat, sangat mencintai dan menghormati nama baik keluarganya. Dia harus menghadapi bagaimana kekecewaan kedua orang tuanya yang sudah membesarkannya dengan kasih sayang yang tidak ternilai dan pelajaran untuk menjadi seorang wanita yang berkelas dalam lingkungannya karena kesalahan yang tidak termaafkan untuk mereka.

Gadis itu menatap ayahnya yang berdiri untuk mengindari sentuhannya. Air mata terus mengalir dari kedua mata indahnya. Ia kembali bersujud di pangkuan ibunya. yang terus terdiam dan menangis. Kata maaf yang sudah ribuan kali terucap dari bibir mungil gadis itu tidak menggoyahkan hati kedua orang tuanya untuk memeluk kembali anak perempuan mereka.

"Maafkan aku, mom. Maafkan aku." Suaranya serak karena menangis tiada henti. Sang ibu masih saja diam membisu tanpa berniat mengeluarkan satu patah kata pun lebih memilih menelan rasa sakitnya sendiri melihat anak gadis yang sangat dicintai tega menyakiti hatinya.

Mereka semua terdiam beberapa menit sampai suara berat dan tegas milik sang ayah memecah kesunyian.

"Gugurkan kandunganmu, Amanda." Ujar sang ayah tanpa menoleh sedikitpun.

Gadis bernama Amanda itu berdiri menghampiri Ayahnya memohon belas kasihan.

"Kumohon dad, Jangan biarkan aku melakukan kesalahan dua kali karena aku mengugurkan kandunganku."

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Menikah dengan ayah bayi itu? Siapa ayah dari anak itu?"

Pertanyaan itu membuat Amanda otomatis membungkam mulutnya rapat-rapat. Bukan karena Amanda tidak ingin mengatakan siapa ayah dari bayinya, hanya saja Amanda tidak ingin menyakiti hati kedua orang tuanya lebih dalam dengan memberitahu fakta bahwa dirinya sendiri bahkan tidak tahu siapa ayah dari anak yang dikandungnya. Bukan, Amanda bukan gadis liar yang suka berhubungan intim dengan sembarang pria, hanya saja kecelakaan itu diluar kehendaknya.

Amanda menyesal karena menerima ajakan dari temannya untuk datang ke pestanya. Amanda bukan gadis yang menyukai pesta, terlebih pesta dengan minuman keras. Dia sama sekali tidak menyentuh setiap minuman keras yang disajikan teman-temannya, Amanda hanya meminum segelas orange juice. Sangat ironis saat orange juice itulah yang membuat Amanda hilang kontrol.

Rasa panas yang membakar tubuhnya terasa beberapa menit setelah Amanda meminum orange juice itu. Amanda merasa sangat kesakitan dengan panas itu, dia merasa membutuhkan pertolongan. Seseorang harus menolongnya menghilangkan kesakitan yang ia rasa saat ini. Amanda tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, yang dia tahu adalah dia memiliki rasa untuk dipuaskan.

Tanpa sadar Amanda membuka pakaiannya untuk menghilangkan panas yang dia rasakan. Tubuhnya bergerak liar untuk mencari kepuasannya sendiri. Bahkan sampai saat seorang pria mulai menyentuhnya, Amanda tidak merasa keberatan atau marah sama sekali, tidak seperti Amanda yang biasanya. Yang Amanda ingat saat itu adalah kesakitannya yang berangsur-angsur menghilang seiring dengan sentuhan yang diterima tubuhnya.

"Kenapa kau tidak menjawab? Siapa ayah dari bayi itu?" Gertakan ayahnya menyadarkan Amanda dari ingatan beberapa bulan silam.

"Aku.. Aku.. Maafkan aku dad, tapi aku tidak tahu siapa dia?" Jawabku ragu-ragu.

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang