Chapter 6

1.1K 101 13
                                    


Ohm dan Nanon jalan-jalan di sekitar taman itu. Saat ini mereka duduk di kursi taman. Area ini lumayan sepi. Cuma ada beberapa orang yang berlalu lalang di sekitar sana.

"Sayang aku boleh tanya sesuatu?" tanya Ohm. Dia harus tahu seperti apa kedua kakak Nanon agar jika sudah waktunya dia bisa mempersiapkan diri menghadapi mereka.

"Mau tanya apa?" saat ini Nanon bersandar dibahu Ohm. Rasanya sangat nyaman. Andai bisa seperti ini terus.

"Kedua kakakmu itu seperti apa?" tanya Ohm. Hal itu membuat Nanon menegakkan tubuhnya. Dia cukup kaget Ohm tiba-tiba bertanya tentang kakaknya.

"Ada apa?" tanya Nanon balik

"Tidak apa-apa" Ohm membawa kepala Nanon kembali bersandar dibahunya.

"Aku cuma mau tahu saja seperti apa mereka. Supaya aku bisa mempersiapkan diri jika suatu saat harus menghadapi mereka. Kita tidak akan pacaran sembunyi-sembunyi terus kan?" kata Ohm. Itu membuat Nanon senang. Itu artinya Ohm serius dengannya kan? Dia senang Ohm mau menghadapi kedua kakaknya untuk memperjuangkannya. Tapi itu tidak akan mudah. Apalagi abangnya itu. Dia khawatir Ohm akan babak belur nantinya.

"Kau yakin?" tanya Nanon memastikan

"Tentu saja sayang" jawab Ohm sambil membelai rambut Nanon lembut.

"Baiklah bang Pluem seorang atlet tinju. Dia biasa latihan tinju jika sedang kesal. Dia bilang itu bisa membuatnya melampiaskan emosinya. Dia juga sabuk hitam karate. Pernah ikut kejuaraan Nasional saat SMA dan jadi juara 3 tahun berturut-turut." kata Nanon. Hal itu membuat Ohm syok.

"Kalau kak Frank dia cuma ikut taekwondo sih setahuku. Tapi sabuk hitam. Dia itu juara olimpiade matematika tingkat nasional" lanjut Nanon.

"Sayang jika aku dihajar mereka kau akan menolongku kan?" tanya Ohm. Pertanyaan Ohm membuat Nanon tertawa geli.

"Tenang saja. Tidak akan aku biarkan mereka melukaimu" Nanon mencoba menenangkan Ohm. Dia harap Ohm tidak akan meninggalkannya karena takut pada abang dan kakaknya. Ohm melihat Nanon murung.

"Hai! Ada apa dengan pacar kesayanganku ini. Kenapa murung seperti ini?" tanya Ohm sambil memgangkat dagu Nanon hingga membuatnya mendongak dam menatap mata Ohm. Tanpa sadar Nanon menangis. Hal itu membuat Ohm panik. Dia langsung saja menegakkan badan Nanon kemudian menangkup kedua pipi Nanon dan mengusap air mata Nanon dengan lembut.

"Hai! Ada apa sayang? Kenapa menangis?" tanya Ohm lembut

"Ohm kamu tidak akan meninggalkan aku karena takut pada abang dan kakak kan?" tanya Nanon sedih.

"Itu tidak akan terjadi sayang. Aku akan berlatih supaya bisa mengalahkan mereka" kata Ohm dengan semangat. Dia harus mulai giat berlatih sekarang meskipun tidak bisa mengalahkan kedua kakak pacarnya ini setidaknya dia bisa mengimbangi mereka. Dengan begitu mereka pasti akan percaya dia bisa melindungi adik kesayangan mereka.

"Terima kasih" Nanon langsung memeluk Ohm dengan erat. Dia sangat mencintai Ohm dan dia tidak mau kehilangan Ohm apapun yang terjadi.

"Iya sayangku" Ohm melihat sekeliling saat dirasa sepi dia langsung mencium bibir Nanon dengan lembut. Tidak puas cuma mencium Ohm juga melumat bibir Nanon. Awalnya Nanon kaget tapi akhirnya dia membalas ciuman Ohm dengan suka rela. Oleh karena kebutuhan oksigen dengan terpaksa mereka melepaskan ciumannya. Lalu mereka saling menatap sambil tersenyum. Ohm mencium kening Nanon lembut.

"Ayo aku antar pulang. Sudah siang" kata Ohm

"Ayo!"

Lalu mereka pulang sambil bergandengan tangan.







Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang