Chapter 2

1.5K 124 7
                                    

Begitu sampai rumah Nanon langsung menuju kamarnya. Jangan sampai bundanya tahu kalau dia berkelahi. Bisa dihukum dia kalau sampai ketahuan. Saat masuk dia sudah melihat Frank ada dikamarnya dengan kotak obat ditangannya.

"Kakak!" Nanon kaget melihat Frank. Kakaknya pasti sudah tahu dia berkelahi lagi.

"Duduk! Bagian mana kali ini yang luka?" tanya Frank

"Nanon tidak luka kak. Memang kenapa Nanon harus terluka?" elak Nanon. Dia harus bisa mengelabuhi kakaknya ini. Bisa gawat jika dia sampsi kakaknya mengadu pada abangnya. Dia bisa dikurung

"Drake punya memar di perutnya. Pasti karena berkelahi kan? Dan jika Drake berkelahi kamu pasti juga ikut kan? Kau ini kan ketua mereka" Frank benar-benar heran pada adiknya ini. Kenapa sangat suka berkelahi. Dia tidak pernah jera dihukum abangnya

"Dasar Drake bodoh. Kenapa sampai bisa ketahuan sih" gumam Nanon
pelan

"Apa yang kamu gumamkan?" tanya Frank saat melihat bibir Nanon komat-kamit

"Bukan apa-apa kak"

"Untung abang hari ini keluar kota jadi kau tidak akan ketahuan" Frank langsung duduk disamping Nanon dan memeriksa apa ada yang luka. Sudut bibirnya memat dan sedikit berdarah. Dan juga pipinya juga sedikit memar. Jika sampai abangnya tahu entah Nanon akan dihukum apalagi. Anak ini tidak pernah jera.
"Jika abang tahu kau akan didisiplinkan " ucap Frank sambil mengobati luka Nanon

"Kakak tidak akan bilang kan?" tanya Nanon penuh harap. "Kak please jangan bilang abang ya? Ya? Please?" Nanon memohon

"Kau menggemaskan sekali sih" kata Frank sambil mencubit pipi Nanon pelan

"Aduh! Sakit kak" rintih Nanon

"Tadi waktu dipukul tidak sakit. Kenapa sekarang cuma dicubit sudah mengeluh kesakitan"

"Tadi dan sekarang jelas beda kak"

"Kok abang pergi gak pamit Non dulu sih kak?" Nanon penasaran biasanya abangnya ini setiap kemanapun selalu pamit padanya dulu.

"Tadinya mau pamit. Tapi hpmu dihubungi tidak diangkat"

"Pasti saat berkelahi tadi" gumam Nanon.

"Cepat mandi!"

"Iya kak?"







Sementara itu di dapur New sedang memasak makan malam untuk keluarganya. Saat dia mau menyalakan kompor tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang hingga membuatnya kaget. Setelah menoleh kebelakang ternyata Tay Tawan,suaminya. Untungh belum dia pukul.

"Kenapa kau selalu mengagetkanku?!" New sangat heran dengan suaminya ini hobi sekali membuatnya jantungan

"Maafkan aku sayangku. Aku kangen!" Tay mengeratkan pelukannya sambil menciumi leher New mesra hingga New tanpa sadar mendesah.

"Tay! Stop! Aku harus masak!" seru New mencoba menghentikan Tay. Dia harus masak makan malam. Dan dia tidak mau Tay mengganggunya

" Tay Tawan!" bukannya berhenti Tay malah semakin berani. Tangannya berusaha membuka baju New. Dan akhirnya dengan sangat terpaksa New menyikut perut Tay. Akhirnya Tay melepaskan pelukannya dan memegangi perutnya.

"Aduh! Sayang"

"Rasakan!"

"Kau tega sekali padaku Newwie."
"Terserah. Kau menggangguku! Aku harus masak makan malam"

Saat Tay mau mendekati New lagi. New mengacungkan spatula di depan wajahnya dengan terpaksa Tay mundur.

"Ok sayang aku tidak akan menganggumu memasak lagi"

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang