Menurut Shasa, dia harus meminta maaf pada Kenia. Entahlah alasannya apa, mungkin perasaan tak enak? Karena kini dia resmi menjalin hubungan dengan ex-crush Kenia.
Maka ketika mereka selesai kelas terakhir hari itu, Shasa langsung mencegat Kenia yang hendak keluar. Gadis itu duduk di bangku depan temannya. Sejenak menggigit bibir sebab ragu mau memulai dari mana.
Namun, Kenia justru lebih dulu tersenyum. Seolah bisa menebak intensi Shasa, "Jadi? Udah jadian nih?"
Netra Shasa membulat. Berusaha untuk tidak terlihat terlalu senang demi menjaga perasaan Kenia. Bagaimanapun sahabatnya itu baru saja di tolak Yoga. Mana mungkin Shasa tertawa di atas kesedihannya.
"Uhm, iya... Maaf..."
"Kok minta maaf?" Kenia mengerjap aneh, "ya ampun, San. Gue seneng loh denger lo sama Yoga udah jadian beneran. Like finally, gitu."
"Tapi gue nggak enak sama lo. Serius gue nggak bermaksud nikung lo kayak gini...."
"I know. Emang gue nuduh lo nikung? Yang ada gue kali gitu. Dari awal kan Yoga emang naksirnya ke lo, yaa walaupun gue nggak ngerti kenapa lo ngerasa insecure mulu."
Shasa mengerutkan kening, "Lo tau Yoga suka gue?"
"Iya lah. Siapa yang gak tau coba kalau tiap ngeliat lo tatapannya tuh beda. Gue mah peka sama gitu-gitu," Kenia mengukir senyum tulus, "Congrats pokoknya. Semoga sampe nikah. Aminin cepet!"
"A-amiin..."
"Nah, bagus."
Setelah itu keduanya tertawa lepas. Shasa bersyukur Kenia masih memperlakukannya setulus itu.
"Tapi lo nggak ketinggalan sesuatu nih abis bawa kabar jadian?" Kenia menaik-turunkan alisnya penuh makna.
Paham, Shasa terkekeh kecil, "Oke, ayo deh. Gue traktir lo, mau apa sih bilang sini bilang."
"Asik, demen nih gua."
Keduanya lalu berdiri sembari menyandang tas masing-masing. Keadaan kelas sudah kosong karena para mahasiswanya telah pulang. Menyisakan mereka saja di tempat itu.
"Ken, gue keinget deh Yoga punya temen cowok juga. Ganteng loh, kali aja ntar lo kepincut kalau ketemu. Mau nyoba buat kopi darat nggak sama dia?" tanya Shasa sekeluarnya mereka dari kelas.
"Temen Yoga siapa? Juna? Dia kan udah punya pacar. Eh gue denger tuh pacarnya abis drop out ya gara-gara ketauan 'main' sama dosen?"
"Bukan Juna lah yang mau gue kenalin. Kalau soal d.o, yah tapi mungkin ceweknya punya alasan ngelakuin itu."
Kenia mangut-mangut setuju, "Iya sih. We can't judge people by their cover kan. Lagian semua orang punya struggle nya sendiri. Iya nggak?"
"Valid."
"Jadi, siapaa? Temennya Yoga selain Juna, hm... Oh! Itu ya yang pindah ke Jepang? Eh dia ternyata pernah satu fakultas tau sama kita. Cuma dia Sastra Jepang, kita Sastra Korea. Gue pernah liat juga di ig nya Yoga kan mereka sering bertiga tuh, Yoga Juna sama diaa. Aduh siapa dah namanya. Tapi buset, Sha. Lo mau ngenalin gue ke dia?? Mauuu!!! Sumpah mau! Ganteng itu woi, gue akui."
"Bukan heh!" Shasa jadi panik lantaran antusiasme Kenia, "yang itu juga udah sold out. Temen deket gue malah yang jadi pacarnya, udah dari SMA mereka pacaran."
"Dih? Sekarang lagi LDR dong?"
"Yaa gitu deh."
Kenia mencibir. Padahal Shasa betulan mau membantu Kenia supaya dia move on dari Yoga tapi kalau begini seolah Shasa bikin Kenia semakin galau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] 365247
FanfictionUntuk Yoga yang terbiasa berpikir dalam lingkup logika, Shasa adalah ibarat bilangan imajiner dari sebuah persamaan aljabar. Sifatnya unik. written on: July 11, 2021 - March 4, 2022. ©RoxyRough