Pukul sembilan tepat Yoga dan Shasa sampai di apartemen. Langkah keduanya berderap menyusuri lorong lantai lima itu. Tanpa konversasi, hingga Shasa berhenti di depan pintu unit-nya.
"Gue masuk ya?" pamit sang gadis.
Yoga mengangguk. Rambut Shasa terlihat lembab akibat kelakuan mereka yang mandi hujan di lapangan gig tadi. Untung Yoga pakai mobil jadi dia tidak khawatir kalau Shasa akan masuk angin.
"Abis ini langsung mandi sama keramas terus pake baju tebal dan minum-minuman hangat," pesan Yoga. Shasa tersenyum lalu mengangguk.
Gadis itu sudah menekan nomor di passcode pintu, kemudian membukanya untuk masuk, namun dia memutar badan lagi. Menoleh pada Yoga yang masih menunggu di sana.
"Makasih buat hari ini ya, Ga. It's really a happy day for me."
Tanpa menunggu balasan Yoga, usai berkata demikian Shasa langsung masuk ke dalam kamarnya. Semburat merah muda di pipi sang puan sempat terlihat oleh Yoga. Membuat lelaki itu mengulum senyum setelahnya.
"It's such a happy day for me too." gumam Yoga pelan.
Sejatinya di dalam kamar Shasa bisa mendengar itu. Kedua tangan Shasa lantas terangkat menutupi wajahnya sendiri. Kakinya tak tinggal diam berjingkrak kecil dari sebalik pintu itu. Menahan suara untuk tidak berteriak detik ini juga.
"Gue ciuman sama Yoga! Astagfirullah berdosa banget tapi kok candu?! Mau lagiii," jerit Shasa dalam hati.
Shasa berlari ke arah kaca riasnya. Mengusap beberapa kali bibir merah mudanya. Shasa mengernyit geli. Merasakan sensasi material basah yang ditinggalkan oleh Yoga.
"Damn, he's good kisser. I just knew it. Imagine if he did more than that."
Kepala Shasa rasanya pening. Euforianya masih melayang. Padahal ini bukan ciuman pertamanya, tapi baru kali ini Shasa benar-benar dibuat mabuk.
"But why he suddenly kiss me?"
"HOLY CRAP WHY I KISS HER?!" teriak Yoga tertahan.
Di waktu yang sama, pertanyaan yang serupa juga baru saja Yoga lontarkan di dalam kamarnya. Lelaki itu menutup kasar bukunya. Niat ingin mengerjakan sudoku langsung lenyap lantaran dari tadi pikirannya hanya memutar adengan di lapangan saja.
Yoga masih bisa merasakan bagaimana kikuknya Shasa mengimbangi ciuman saat Yoga mengulum bibir bawahnya pelan. Mengingat itu wajah Yoga tiba-tiba memerah malu. Ya, that was his first.
"Anjir. Kok gue berani banget. Juna sama Jendra nggak boleh tau sih ini. Bisa-bisa mereka bacot."
Dan Yoga tidak ingin tengsin karena selama ini mereka tidak pernah membahas masalah ciuman pertama. Ya buat apa juga? Toh untuk modelan Arjuna pun Jendra, Yoga yakin mereka tidak akan senorak dirinya saat pertama kali berciuman.
Ponsel Yoga di atas nakas ia ambil. Sekilas menggulir layar ke laman instagram. Iseng, Yoga menemukan story Shasa. Gadis itu baru saja menyebarkan video reels tentang kucing. Senyuman Yoga jadi terbentuk. Refleks ia mengirimkan reply di dm si gadis.
m_prayoga
belum tidur?shashasha
udah nih.m_prayoga
kalau udah gak mungkin
lo bisa bales dm nyashashasha
ini khodam gue yang balesm_prayoga
wkwkshashasha
gausah ketawa
suara ketawa lo kedengeran
sampe sini
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] 365247
FanficUntuk Yoga yang terbiasa berpikir dalam lingkup logika, Shasa adalah ibarat bilangan imajiner dari sebuah persamaan aljabar. Sifatnya unik. written on: July 11, 2021 - March 4, 2022. ©RoxyRough