Ujian TOPIK Shasa sudah terlewati. Dia lulus dengan score 140, menempati level 2 dalam kategori tes TOPIK 1. Meski dikatakan itu hanya test setingkat pemula, Shasa tetap senang karena akhirnya ia bisa memiliki sertifikat kemampuan berbahasa Korea sebagai mahasiswi jurusan Sastra Korea.
Orang tua Shasa juga mengucapkan selamat padanya, walau setelah itu mereka melanjutkan dengan, "Ya udah sekarang persiapan buat TOPIK 2 ya. Kalau udah lulus itu kamu bisa punya kesempatan lebih besar buat sekolah di Korea."
"Ya ya ntar sekalian aja Shasa ngambil test Esp TOPIK biar bisa kerja di Korea."
"Oh? Itu lebih bagus lagi, Sha. Jadi nanti kamu harus...."
Bla bla bla bla Shasa enggan mengingat pembicaraannya dengan sang Ayah setelah itu. Yang jelas, untuk sekarang biarlah ia menikmati waktu ini. Lagipula, Shasa sudah membulatkan tekat untuk tidak melanjutkan studi ataupun kerja di luar negeri.
Pertama, dia tidak menyukai negara dengan empat musim. Tubuhnya sulit beradaptasi, terakhir kali Shasa liburan ke Taiwan dengan orang tuanya waktu itu sedang musim dingin. Shasa malah menghabiskan sebagian besar waktu libur itu di dalam kamar karena sakit. Dan alasan yang kedua sekaligus terakhir, Shasa tidak mau LDR dengan Yoga.
Cukup paham ketika melihat betapa rumitnya hubungan jarak jauh itu dari Karina dan Jendra, terus terang Shasa salut pada mereka yang mampu menjalaninya. Tapi jika ditanya ke diri sendiri, Shasa mungkin memilih menyerah saja.
Dan sepertinya Yoga pun sama. Karena baru tiga hari mereka tidak bertemu lantaran Yoga pulang ke Surabaya, sekembalinya ke Jakarta keduanya benar-benar menghabiskan waktu dengan kencan berdua seharian.
Hitung-hitung juga apresiasi atas kelulusan TOPIK 1 Shasa, jadi sore ini Yoga mengajak gadisnya bermain skateboard bersama. Yoga sih memang sudah ahli, tapi Shasa...
"Monmaap nih Gayo, aku kan gak bisa main skate?!"
"Gapapa, aku ajarin."
Lalu Yoga menahan papan skate dengan sebelah kakinya, meminta Shasa naik dan berpegangan di pundaknya.
Niatnya Yoga membantu Shasa mengontrol arah papan di bawah kaki sang gadis pelan-pelan sebelum ia kemudian melepaskan diri. Tapi Shasa sama sekali tidak membiarkannya menjauh.
"Ga, Ga! Jangan di lepas! Nanti jatoh!"
"Ya kalau aku pegang terus namanya bukan skateboarding, emang kamu toddler?"
"Bodo amat jangan di lepas pokoknya kalau kamu lepas aku nangis nih."
"Nangis aja. Pasti makin lucu deh."
"Ih Gayoo!!"
m_prayoga Instagram Update
m_prayoga beneran gak mau di lepas wkwk
View all comments
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] 365247
FanfictionUntuk Yoga yang terbiasa berpikir dalam lingkup logika, Shasa adalah ibarat bilangan imajiner dari sebuah persamaan aljabar. Sifatnya unik. written on: July 11, 2021 - March 4, 2022. ©RoxyRough